Pamekasan pantas dijuluki Kabupaten Pendidikan. Sebab, lembaga pendidikan cukup banyak. Predikat tersebut tentu menuntut pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas pendidikan.
MOH. IQBAL AFGANI, Jawa Pos Radar Madura, Pamekasan
JARUM jam menunjukkan pukul 10.00. Para aparatur sipil negara (ASN) tengah sibuk mengerjakan tugas di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan kemarin (20/9). Tak terkecuali Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan (Tendik) Halidy.
Saat ditemui Jawa Pos Radar Madura (JPRM), pria berkacamata itu tengah sibuk menulis di kertas putih dengan tinta biru. Tumpukan surat yang berjejer rapi di meja kerjanya dipelototi satu per satu sembari mempersilakan JPRM duduk.
Halidy memang sudah lama berdinas di Disdikbud Pamekasan. Dia memulai kariernya sebagai Kabid Tendik semenjak 2019. Karena itu, dia paham betul kondisi pendidikan di Pamekasan.
Kepada JPRM, Halidy menuturkan bahwa Disdikbud Pamekasan akan terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. Terutama, kualitas para tenaga pendidik yang masih berstatus honorer atau guru tidak tetap (GTT).
Di Pamekasan, terdapat 1.149 GTT yang tersebar di tingkat SD dan SMP. Ribuan orang itu terdiri atas 385 tenaga honorer kategori 2 (K-2), 463 guru kelas, 238 guru pendidikan agama Islam (PAI). Termasuk guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) sebanyak 63 orang. ”Yang cukup banyak itu di tingkat SD,” ucapnya.
Menurut dia, peningkatan kompetensi terhadap GTT sudah dilakukan sebulan lalu. Tepatnya, mulai 2 hingga 7 Agustus 2021. ”Seluruh tenaga pendidik itu mengikuti pelatihan melalui sistem daring,” imbuhnya.
Pria dua anak itu menambahkan, pelatihan kompetensi GTT dilakukan untuk memenuhi kekurangan guru yang tersebar di 13 kecamatan se-Pamekasan. Sebab, beberapa guru di bawah naungan disdikbud tahun ini sudah memasuki masa pensiun.
”Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan bisa mendorong mereka untuk lebih meningkatkan skill,” harap Halidy.
Dia menjelaskan, kesejahteraan GTT di tiap tingkatan juga mendapat perhatian khusus dari Pemkab Pamekasan. Setiap GTT mendapatkan insentif Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.
Tidak hanya itu, percepatan sertifikasi bagi beberapa GTT akan terus diupayakan. Tidak ada pungutan sepeser pun dalam program sertifikasi guru. ”Kami akan terus meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan tenaga pengajar. Dengan begitu, Pamekasan benar-benar layak menyandang predikat Kabupaten Pendidikan,” pungkasnya. (c1)