21.4 C
Madura
Sunday, June 4, 2023

Kami Berdoa dengan Sungguh-Sungguh, Semoga Negeri Ini Lekas Sembuh

Cynthia Maghdalena Ardy dan Adinda Balqis bersama empat temannya benar-benar terharu. Mereka dua kali tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Tahun lalu dengan formasi lengkap. Sementara tahun ini hanya enam orang.

HELMI YAHYA, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura

CYNTHIA Maghdalena Ardy tinggal di Jalan Rongkemasan, Nomor 245, Arosbaya. Dia baru lulus SMAN 1 Bangkalan. Gadis cantik itu mengaku banggar bisa menjadi petugas pengibar bendera Merah Putih pada momen yang spesial. Yakni, upacara kemerdekaan Republik Indonesia.

”Siapa pun pasti bangga. Saya yang bertugas dua kali saja masih dengan perasaan kebanggaan yang sama,” ungkap perempuan yang akrab disapa Maghda itu kepada Jawa Pos Radar Madura, Senin (17/8).

Tidak pernah terpikirkan dia akan dipanggil kembali menjadi petugas pengibar bendera tahun ini. Sebab, tahun lalu dia sudah melaksanakannya dengan tugas yang sama.

Beberapa pekan sebelum 17 Agustus, Maghda bersama temannya, Adinda Balqis, mendapatkan informasi bahwa (Paskibraka) tahun lalu akan dipanggil kembali. Sebab, pelaksanaan seleksi tahun ini terkendala pandemi Covid-19.

”Kami berdua saling menghubungi kala itu. Ternyata benar, pelatih kami yang tahun lalu menghubungi kami kembali,” cerita Maghda.

”Kalian berdua harus mulai mempersiapkan diri lagi. Kemungkinan kalian akan dipanggil lagi menjadi petugas pengibar bendera tahun ini,” kata Maghda menirukan ucapan pelatihnya.

Baca Juga :  Pasutri Ini Membagikan Ratusan Galon saat Mauludan

Saat itu Balqis dan Maghda kaget dan terharu. ”Padahal, kami tahun lalu sudah merasakan hal yang sama, tapi kok masih saja seperti baru pertma kali,” ujar Maghda dan dibenarkan oleh Balqis.

Setelah mendapat kabar resmi akan dipanggil lagi, Maghda dan Balqis mulai mempersiapkan fisik dan energinya. Mulai rutin olahraga, makan teratur, dan mengonsumsi vitamin yang cukup.

”Selain itu, kami tersentuh saat akan menggunakan seragam petugas yang sudah kami simpan rapi di lemari kami,” kata Balqis menimpali.

Latihan yang dimulai 12 Agustus itu memberikan semangat baru bagi mereka. Meskipun petugas yang dilatih hanya enam orang, tiga penaikan dan tiga penurunan. Sebab, memang tidak boleh beramai-ramai dan menggunakan formasi lengkap seperti tahun lalu.

”Dulu petugasnya sampai 70 orang dengan formasi 17, delapan, dan 45. Sekarang hanya enam orang,” sebutnya.

Balqis mengaku terharu. Pelaksanaan yang dibatasi lantaran adanya Covid-19 seolah menunjukkan bahwa negara ini memang sedang sakit. Dengan demikian, semuanya harus terbatas.

”Dulu ada paduan suara, ada anak sekolah, ada tamu yang banyak, dan orang tua kami berdua juga diundang untuk menyaksikan langsung. Sekarang terasa benar-benar berbeda,” tuturnya.

Baca Juga :  Saiful Bahri, Honorer yang Aktif sebagai Tim Covid-19 Pamekasan

Tahun lalu persiapannya sejak pukul 01.00. Sebab, teman-teman yang harus melakukan persiapan dan make-up banyak. Semua petugas juga dikarantina. Saat pelaksanaan, petugas yang berjuamlah 70 orang itu masuk area alun-alun dan melakukan manuver strategi yang rumit.

”Kami semua sampai menangis tersedu-sedu saat merasakan upacara pengibaran berjalan dengan lancer. Bahkan, kami semua sampai berpelukan dengan rasa haru dan air mata,” sambung Maghda.

Tahun ini memang berbeda. ”Kalau dulu kami hanya bertugas mengibarkan dan menurunkan karena bendera dibawa khusus oleh pembawa baki, tapi kali ini tidak ada sehingga kami bisa langsung membawanya,” ceritanya.

Pelaksanaan upacara HUT Kemerdekaan RI tahun ini memang terbatas. Namun, tidak sedikit pun mengurangi rasa bangga. ”Kami tidak ingin ada kesalahan sehingga benar-benar giat dan disiplin,” ujarnya.

Maghda dan Balqis berharap, pengibaran Sang Saka Merah Putih menjadi simbol kembalinya kemerdekaan untuk selalu diingat dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Semoga Indonesia lekas membaik dan semuanya kembali seperti sediakala.

”Kami berdoa dengan sungguh-sungguh dengan penuh harap. Semoga negeri ini lekas sembuh, amin,” pungkasnya.

Cynthia Maghdalena Ardy dan Adinda Balqis bersama empat temannya benar-benar terharu. Mereka dua kali tergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Tahun lalu dengan formasi lengkap. Sementara tahun ini hanya enam orang.

HELMI YAHYA, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura

CYNTHIA Maghdalena Ardy tinggal di Jalan Rongkemasan, Nomor 245, Arosbaya. Dia baru lulus SMAN 1 Bangkalan. Gadis cantik itu mengaku banggar bisa menjadi petugas pengibar bendera Merah Putih pada momen yang spesial. Yakni, upacara kemerdekaan Republik Indonesia.


”Siapa pun pasti bangga. Saya yang bertugas dua kali saja masih dengan perasaan kebanggaan yang sama,” ungkap perempuan yang akrab disapa Maghda itu kepada Jawa Pos Radar Madura, Senin (17/8).

Tidak pernah terpikirkan dia akan dipanggil kembali menjadi petugas pengibar bendera tahun ini. Sebab, tahun lalu dia sudah melaksanakannya dengan tugas yang sama.

Beberapa pekan sebelum 17 Agustus, Maghda bersama temannya, Adinda Balqis, mendapatkan informasi bahwa (Paskibraka) tahun lalu akan dipanggil kembali. Sebab, pelaksanaan seleksi tahun ini terkendala pandemi Covid-19.

”Kami berdua saling menghubungi kala itu. Ternyata benar, pelatih kami yang tahun lalu menghubungi kami kembali,” cerita Maghda.

- Advertisement -

”Kalian berdua harus mulai mempersiapkan diri lagi. Kemungkinan kalian akan dipanggil lagi menjadi petugas pengibar bendera tahun ini,” kata Maghda menirukan ucapan pelatihnya.

Baca Juga :  Syaiful Bahri, Dilantik Jadi Kepala Desa di Usia 28 Tahun

Saat itu Balqis dan Maghda kaget dan terharu. ”Padahal, kami tahun lalu sudah merasakan hal yang sama, tapi kok masih saja seperti baru pertma kali,” ujar Maghda dan dibenarkan oleh Balqis.

Setelah mendapat kabar resmi akan dipanggil lagi, Maghda dan Balqis mulai mempersiapkan fisik dan energinya. Mulai rutin olahraga, makan teratur, dan mengonsumsi vitamin yang cukup.

”Selain itu, kami tersentuh saat akan menggunakan seragam petugas yang sudah kami simpan rapi di lemari kami,” kata Balqis menimpali.

Latihan yang dimulai 12 Agustus itu memberikan semangat baru bagi mereka. Meskipun petugas yang dilatih hanya enam orang, tiga penaikan dan tiga penurunan. Sebab, memang tidak boleh beramai-ramai dan menggunakan formasi lengkap seperti tahun lalu.

”Dulu petugasnya sampai 70 orang dengan formasi 17, delapan, dan 45. Sekarang hanya enam orang,” sebutnya.

Balqis mengaku terharu. Pelaksanaan yang dibatasi lantaran adanya Covid-19 seolah menunjukkan bahwa negara ini memang sedang sakit. Dengan demikian, semuanya harus terbatas.

”Dulu ada paduan suara, ada anak sekolah, ada tamu yang banyak, dan orang tua kami berdua juga diundang untuk menyaksikan langsung. Sekarang terasa benar-benar berbeda,” tuturnya.

Baca Juga :  Di Ranjang Saja Terbuka, Kenapa di Luar Tidak?

Tahun lalu persiapannya sejak pukul 01.00. Sebab, teman-teman yang harus melakukan persiapan dan make-up banyak. Semua petugas juga dikarantina. Saat pelaksanaan, petugas yang berjuamlah 70 orang itu masuk area alun-alun dan melakukan manuver strategi yang rumit.

”Kami semua sampai menangis tersedu-sedu saat merasakan upacara pengibaran berjalan dengan lancer. Bahkan, kami semua sampai berpelukan dengan rasa haru dan air mata,” sambung Maghda.

Tahun ini memang berbeda. ”Kalau dulu kami hanya bertugas mengibarkan dan menurunkan karena bendera dibawa khusus oleh pembawa baki, tapi kali ini tidak ada sehingga kami bisa langsung membawanya,” ceritanya.

Pelaksanaan upacara HUT Kemerdekaan RI tahun ini memang terbatas. Namun, tidak sedikit pun mengurangi rasa bangga. ”Kami tidak ingin ada kesalahan sehingga benar-benar giat dan disiplin,” ujarnya.

Maghda dan Balqis berharap, pengibaran Sang Saka Merah Putih menjadi simbol kembalinya kemerdekaan untuk selalu diingat dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Semoga Indonesia lekas membaik dan semuanya kembali seperti sediakala.

”Kami berdoa dengan sungguh-sungguh dengan penuh harap. Semoga negeri ini lekas sembuh, amin,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Gunong Pekol

Sosialisasikan Program PHBS

Belum Miliki Perda Khusus Pariwisata

Artikel Terbaru

/