25.9 C
Madura
Monday, June 5, 2023

Temukan Artefak dan Fragmen Tulang Belasan Ribu Tahun

Berdasar temuan Tim Balai Arkeologi Jogjakarta, Pulau Kangean diduga telah dihuni sebelas ribu tahun. Tim menemukan fragmen tulang yang sudah mulai proses fosilisasi. Berikut laporan wartawan RadarMadura yang melihat kerja tim tersebut beberapa waktu lalu.

 

KABUPATEN Sumenep bukan hanya diberkahi keindahan alam yang luar biasa. Tetapi juga budaya yang masih terjaga. Sumenep juga masih menyimpan misteri yang lebih banyak. Salah satunya bukti peninggalan prasejarah yang ditemukan di Gua Arca. Gua ini ada di Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean.

Di sela mengikuti kegiatan Tim Review Aset Disdik Sumenep, saya berkesempatan melihat langsung penelitian di gua tersebut. Saat itu, tim dari Balai Arkeologi Jogjakarta sedang berusaha mengungkap sejarah dari gua tersebut.

Jumat (5/4), sekitar pukul 08.00, saya menemui tim dari Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta. Tim ini berada di Kantor Perhutani di Kecamatan Arjasa. Bersama sepuluh orang itu saya berangkat bersama menuju lokasi. Butuh waktu sekitar 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Lokasi gua yang tidak begitu jauh dari jalan raya memudahkan akses tim arkeologi untuk melakukan penelitian.

Sampai di lokasi, tim segera memasang alat. Mulai dari alat ukur, alat penggalian, alat ayakan, alat cuci, dan peralatan keamanan untuk peneliti.

Ada tiga titik penggalian di Gua Arca. Tetapi hanya ada satu galian yang membuahkan hasil. Lokasi penggalian berada di depan mulut gua. Ukurannya hanya sekitar 1 x 1,5 meter. Hari itu (5/4) penggalian masih sampai 60 sentimeter.

Ketua Tim Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta Alifah menjelaskan, penggalian tahun ini merupakan tindak lanjut dari survei tahun lalu. Tahun lalu sudah menyurvei 25 gua di Kangean. Tim mencari hunian awal di Kangean.

Baca Juga :  Selera Dapur Ketua Pengadilan Agama Sumenep Moh. Jatim

”Yang kami sasar adalah hunian gua. Dari peta geologi memang di sini adalah daerah karst. Harapannya, kami akan menemukan hunian awal yang memiliki peninggalan arkeologis yang mengindikasikan kehidupan masa lalu,” jelas perempuan berkacamata itu.

Saat melakukan survei tahun lalu, tim Balar sudah melakukan test pit atau penggalian terstruktur dengan kedalaman 45 sentimeter. Dari penggalian tersebut, tim menemukan fragmen tulang, gerabah, cangkang kerang, dan arang.

”Setelah kami analisis ternyata temuan itu memang artefak. Makanya tahun ini kami ingin memperdalam dengan membuka dua penggalian dengan lokasi yang diasumsikan menjadi tempat paling nyaman untuk ditinggali,” katanya sambil menunjukan lubang galian di mulut Gua Arca.

Jumat (5/4) merupakan hari ketujuh tim arkeologi melakukan penggalian. Ada beberapa temuan yang berhasil diangkat. Di antaranya artefak batu, artefak tulang, fragmen tulang binatang, fragmen cangkang kerang, arang, fragmen oker, dan batu biji tumbuhan.

”Temuan ini memperkuat dugaan dari temuan sebelumnya. Semakin dalam galian, lebih banyak artefak, litiknya semakin banyak. Kemudian, fragmen tulang yang ditemukan juga semakin besar,” katanya.

Saya tidak diizinkan mengambil gambar artefak yang ditemukan itu. Sebab, sebelum bisa dipublikasikan, artefak itu harus dianalisis terlebih dahulu. Langkah tersebut untuk mengetahui usia dan klasifikasi temuan-temuan itu.

Tahun ini tim menarget bisa melakukan dating dengan cara carbon dating untuk mengetahui umur. Penggalian juga harus dilakukan dengan hati-hati karena tim harus merekam semua aktivitas tempat itu karena semua berhubungan. Mulai posisi temuan hingga lapisan tanah bisa digunakan untuk mengetahui usia dan kebiasaan orang-orang yang pernah ada di sini.

Baca Juga :  Tinggalkan Lompat Jauh, Lahirkan Kumcer dan Lima Novel

Selain di Gua Arca, masih ada tujuh titik lagi di Kangean yang dicurigai menyimpan artefak peninggalan prasejarah. Hanya, ketujuh lokasi tersebut masih perlu dianalisis lebih mendalam untuk memastikan kebenarannya.

Proses penggalian peninggalan prasejarah di Gua Arca resmi dihentikan pada Jumat (12/4). Penggalian tersebut dihentikan pada kedalaman galian 1 meter. Selain satu lokasi awal di Goa Arca, tim Balar juga menemukan dua lokasi lain di gua tersebut.

”Temuan baru itu ada di satu kompleks gua, yaitu Gua Arca,” jelas Alifah ketika berada di Kota Sumenep, Sabtu malam (13/4). Tahun depan tim Balar akan kembali datang dan melanjutkan proses penggalian.

”Kami akan terus melanjutkan penggalian sampai pada titik tidak ditemukan lagi fragmen. Jadi sampai hasil penggaliannya nihil,” jelasnya.

Dari hasil penggalian yang sudah dilakukan, tim Balar berhasil menemukan fragmen tulang binatang yang diperkirakan sudah berusia belasan ribu tahun. Namun, umur pastinya butuh penelitian lebih lanjut. ”Kami menemukan fragmen tulang yang sudah mulai proses fosilisasi. Nah, untuk mencapai proses fosilisasi membutuhkan waktu minimal 11.000 tahun,” ungkapnya.

Selain menemukan fragmen batu, cangkang kerang dan arang, serta artefak lain, penggalian di Gua Arca juga membuahkan hasil manis. Salah satu temuan baru dari penggalian tersebut adalah alat rakitan.

”Temuan terbaru kami adalah alat tulang rakitan. Jadi itu bentuknya tulang yang dipangkas sedemikian rupa hingga membentuk lancipan. Diperkirakan itu adalah salah satu alat yang digunakan pada masa prasejarah,” pungkasnya.

Berdasar temuan Tim Balai Arkeologi Jogjakarta, Pulau Kangean diduga telah dihuni sebelas ribu tahun. Tim menemukan fragmen tulang yang sudah mulai proses fosilisasi. Berikut laporan wartawan RadarMadura yang melihat kerja tim tersebut beberapa waktu lalu.

 

KABUPATEN Sumenep bukan hanya diberkahi keindahan alam yang luar biasa. Tetapi juga budaya yang masih terjaga. Sumenep juga masih menyimpan misteri yang lebih banyak. Salah satunya bukti peninggalan prasejarah yang ditemukan di Gua Arca. Gua ini ada di Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean.


Di sela mengikuti kegiatan Tim Review Aset Disdik Sumenep, saya berkesempatan melihat langsung penelitian di gua tersebut. Saat itu, tim dari Balai Arkeologi Jogjakarta sedang berusaha mengungkap sejarah dari gua tersebut.

Jumat (5/4), sekitar pukul 08.00, saya menemui tim dari Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta. Tim ini berada di Kantor Perhutani di Kecamatan Arjasa. Bersama sepuluh orang itu saya berangkat bersama menuju lokasi. Butuh waktu sekitar 30 menit menggunakan kendaraan bermotor. Lokasi gua yang tidak begitu jauh dari jalan raya memudahkan akses tim arkeologi untuk melakukan penelitian.

Sampai di lokasi, tim segera memasang alat. Mulai dari alat ukur, alat penggalian, alat ayakan, alat cuci, dan peralatan keamanan untuk peneliti.

Ada tiga titik penggalian di Gua Arca. Tetapi hanya ada satu galian yang membuahkan hasil. Lokasi penggalian berada di depan mulut gua. Ukurannya hanya sekitar 1 x 1,5 meter. Hari itu (5/4) penggalian masih sampai 60 sentimeter.

- Advertisement -

Ketua Tim Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta Alifah menjelaskan, penggalian tahun ini merupakan tindak lanjut dari survei tahun lalu. Tahun lalu sudah menyurvei 25 gua di Kangean. Tim mencari hunian awal di Kangean.

Baca Juga :  Cerita Muzammil Frasdia, Penulis Beberapa Buku Puisi

”Yang kami sasar adalah hunian gua. Dari peta geologi memang di sini adalah daerah karst. Harapannya, kami akan menemukan hunian awal yang memiliki peninggalan arkeologis yang mengindikasikan kehidupan masa lalu,” jelas perempuan berkacamata itu.

Saat melakukan survei tahun lalu, tim Balar sudah melakukan test pit atau penggalian terstruktur dengan kedalaman 45 sentimeter. Dari penggalian tersebut, tim menemukan fragmen tulang, gerabah, cangkang kerang, dan arang.

”Setelah kami analisis ternyata temuan itu memang artefak. Makanya tahun ini kami ingin memperdalam dengan membuka dua penggalian dengan lokasi yang diasumsikan menjadi tempat paling nyaman untuk ditinggali,” katanya sambil menunjukan lubang galian di mulut Gua Arca.

Jumat (5/4) merupakan hari ketujuh tim arkeologi melakukan penggalian. Ada beberapa temuan yang berhasil diangkat. Di antaranya artefak batu, artefak tulang, fragmen tulang binatang, fragmen cangkang kerang, arang, fragmen oker, dan batu biji tumbuhan.

”Temuan ini memperkuat dugaan dari temuan sebelumnya. Semakin dalam galian, lebih banyak artefak, litiknya semakin banyak. Kemudian, fragmen tulang yang ditemukan juga semakin besar,” katanya.

Saya tidak diizinkan mengambil gambar artefak yang ditemukan itu. Sebab, sebelum bisa dipublikasikan, artefak itu harus dianalisis terlebih dahulu. Langkah tersebut untuk mengetahui usia dan klasifikasi temuan-temuan itu.

Tahun ini tim menarget bisa melakukan dating dengan cara carbon dating untuk mengetahui umur. Penggalian juga harus dilakukan dengan hati-hati karena tim harus merekam semua aktivitas tempat itu karena semua berhubungan. Mulai posisi temuan hingga lapisan tanah bisa digunakan untuk mengetahui usia dan kebiasaan orang-orang yang pernah ada di sini.

Baca Juga :  Aspulla-Munarya, Pasutri Sangat Miskin yang Tak Kebagian Bantuan

Selain di Gua Arca, masih ada tujuh titik lagi di Kangean yang dicurigai menyimpan artefak peninggalan prasejarah. Hanya, ketujuh lokasi tersebut masih perlu dianalisis lebih mendalam untuk memastikan kebenarannya.

Proses penggalian peninggalan prasejarah di Gua Arca resmi dihentikan pada Jumat (12/4). Penggalian tersebut dihentikan pada kedalaman galian 1 meter. Selain satu lokasi awal di Goa Arca, tim Balar juga menemukan dua lokasi lain di gua tersebut.

”Temuan baru itu ada di satu kompleks gua, yaitu Gua Arca,” jelas Alifah ketika berada di Kota Sumenep, Sabtu malam (13/4). Tahun depan tim Balar akan kembali datang dan melanjutkan proses penggalian.

”Kami akan terus melanjutkan penggalian sampai pada titik tidak ditemukan lagi fragmen. Jadi sampai hasil penggaliannya nihil,” jelasnya.

Dari hasil penggalian yang sudah dilakukan, tim Balar berhasil menemukan fragmen tulang binatang yang diperkirakan sudah berusia belasan ribu tahun. Namun, umur pastinya butuh penelitian lebih lanjut. ”Kami menemukan fragmen tulang yang sudah mulai proses fosilisasi. Nah, untuk mencapai proses fosilisasi membutuhkan waktu minimal 11.000 tahun,” ungkapnya.

Selain menemukan fragmen batu, cangkang kerang dan arang, serta artefak lain, penggalian di Gua Arca juga membuahkan hasil manis. Salah satu temuan baru dari penggalian tersebut adalah alat rakitan.

”Temuan terbaru kami adalah alat tulang rakitan. Jadi itu bentuknya tulang yang dipangkas sedemikian rupa hingga membentuk lancipan. Diperkirakan itu adalah salah satu alat yang digunakan pada masa prasejarah,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/