Sejak Rabu (13/2) masyarakat Jawa Timur memiliki pemimpin baru. Yakni, Khofifah Indar Parawansa sebagai gubernur dan Emil Elestianto Dardak sebagai wakil gubernur. Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si. punya harapan agar pembangunan lebih baik.
IMAM S. ARIZAL, Sumenep
POSISI gubernur dan wakil gubernur memiliki nilai strategis. Terutama dalam percepatan pembangunan antarkabupaten di tingkat provinsi. Itulah yang diungkapkan oleh Bupati Sumenep A. Busyro Karim saat ditanya harapannya tentang dilantiknya gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur yang baru.
”Gubernur ini tentu saja amat strategis untuk menuntaskan kesenjangan antarkabupaten,” kata Busyro kemarin (14/2). Bupati dua periode ini memaparkan, hingga saat ini masih ada kesenjangan pembangunan, terutama di kabupaten-kabupaten yang jauh dari ibu kota provinsi.
Menurut dia, pembangunan di kabupaten yang jauh dari pusat kekuasaan cukup berbeda dengan yang dekat kekuasaan. Kekuasaan dimaksud yakni pusat pemerintahan yang dipimpin oleh gubernur dan wakil gubernur.
Karena itulah, perlu diramu agar tidak terjadi kesenjangan pembangunan. Pertama, perlunya peningkatan infrastruktur yang menyambungkan kepentingan satu kabupaten dengan kabupaten lain. Infrastruktur dinilai sangat penting guna menunjang pembangunan daerah.
”Seperti di Madura, mungkin perlu dipikirkan oleh gubernur yang sekarang bagaimana agar ke depan ada kereta dari Sumenep–Bangkalan,” jelasnya. ”Atau penerbangan antara kabupaten yang memang menungkinkan. Seperti Banyuwangi–Sumenep, Sumenep–Situbondo, dan ke daerah-daerah lainnya,” tambahnya.
Tanpa peran pemerintah provinsi, maka pemerintah kabupaten hanya bekerja sendiri-sendiri. Padahal sinergi sangat penting. Sebab, antar satu kabupaten dengan kabupaten lainnya perlu saling menguatkan.
”Ini memang harus dijahit oleh gubernur karena selama ini kita berdiri sendiri sepertinya. Sumenep bergerak sendiri. Ini kalau difasilitasi oleh provinsi, tentu akan sangat bagus,” tegas mantan ketua DPRD Sumenep itu.
Termasuk kondisi masyarakat kepulauan di Sumenep juga diharapkan mendapat perhatian khusus dari pemimpin baru Jawa Timur. Karena menurutnya, berbicara pemberdayaan masyarakat terpencil, maka kepulauan mesti dikedepankan. Diharapkan, ke depan pemerintah provinsi bisa membantu percepatan penerbangan perintis antarpulau di Sumenep.
”Dengan menjahit antarkabupaten, dengan sendirinya pemberdayaan ekonomi masyarakat atau UKM akan jalan sendiri. Kepariwisataan akan jalan dengan sendirinya,” imbuhnya.
Selain itu, penguatan pengetahuan di bidang keagamaan juga perlu mendapat perhatian khusus. Sebab, menurut Busyro, di era digital sekarang ini, banyak kelompok masyarakat yang condong radikal. Politik identitas semakin hari semakin menguat.
Maka pemberdayaan pesantren sangat penting dilakukan. Pesantren diharapkan mampu membendung gerakan-gerakan radikal. Dengan demikian, ke depan perpolitikan nasional menjadi lebih teduh dan menyejukkan.
”Di Sumenep sudah ada program penguatan pesantren. Di sini sudah ada program diniyah. Dalam seminggu harus masuk diniyah selama tiga hari. Kalau ini disinkronkan dengan provinsi, enak bisa patungan biayanya,” tukasnya.