SAMPANG – Satu per satu polisi yang bertugas di Kota Bahari masuk ke area Mapolres Sampang, Jumat (13/4). Mereka siap dengan tugas sesuai kesatuan masing-masing. Termasuk satuan polisi lalu lintas (satlantas).
Tepat pukul 08.00 anggota Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas (Dikyasa) Satlantas Polres Sampang berkumpul di mapolres. Mereka kemudian keluar dan menuju ke sejumlah lokasi yang sering terjadi pelanggaran lalu lintas. Juga, beberapa titik keramaian seperti swalayan, Monumen Trunojoyo, Pasar Srimangunan, dan persimpangan di sepanjang Jalan Wijaya Kusuma.
Didepan Pasar Srimangunan, polisi lalu lintas (polantas) menyambangi satu persatu tukang becak dan pengendara sepeda motor yang keluar dari parkiran pasar. Polisi itu memberikan pemahaman mengenai tata tertib berlalu lintas.
Kanit Dikyasa Ipda Sukarmin Ipda Sukarmin yang mengomando sosialisasi itu menenteng kresek merah. Plastik itu berisi nasi kotak untuk dibagikan kepada tukang becak dan pengendara motor di sekitar pasar. Seratus kotak nasi yang diberikan oleh polisi.
Sosialisasi tatib lalu lintas dengan cara demikian dianggap lebih efektif oleh Satlantas Polres Sampang. Selama ini banyak pelanggaran pengguna jalan di depan Pasar Srimangunan. Bahkan, tak sedikit akibat melanggar aturan lalu lintas menyebabkan kecelakaan.
Di depan pasar itu ada pelican crossing. Yaitu lampu tanda penyeberangan untuk pejalan kaki yang dilengkapi dengan tanda bunyi. Pada pelaksanaannya masih banyak pengendara belum memahami tanda lalu lintas tersebut.
Meski pejalan kali sudah memencet tombol dan pelican crsosing berbunyi masih banyak pengendara motor, tukang becak, dan mobil tetap melaju. ”Ini cara kami sosialisasikan tatib lalu lintas sambil bagi-bagi nasi kotak,” kata Sukarmin.
Sosialisasi dilaksanakan sekitar satu setengah jam. Anggota yang ikut dalam kegiatan tersebut dibagi. Yaitu, ada yang mengatur lalu lintas sambil mengarahkan penggunaan lampu pelican crossing. Ada juga yang memberikan materi cara berkendara yang baik dan benar.
Kasatlantas Polres Sampang AKP Musa Bakhtiar mengatakan, pendidikan lalu lintas akan terus dilakukan secara intens. Sebab, kesadaran masyarakat di wilayah Sampang masih rendah. ”Masyarakat biasa menggunakan helm hanya pada saat akan melakukan perjalanan jauh. Kalau dekat mereka enggan. Ini yang akan kami ubah,” terangnya.
Menurutnya, penggunaan helm dianggap hal kecil. Namun, baginya itu merupakan salah satu kelengkapan dalam berkendara yang harus dipenuhi oleh pemotor. ”Jagalah keselamatan saat berkendara. Salah satunya dengan selalu menggunakan helm. Itu mencegah adanya korban jiwa saat terjadi kecelakaan,” paparnya.
Jika sosialisasi tidak mempan, pihaknya akan melaksanakan penindakan tegas kepada pengguna jalan yang melakukan pelanggaran. ”Kami sangat mengapresiasi inovasi yang dilaksanakan anggota dalam menyosialisasikan tatib lalu lintas. Semoga bermanfaat,” ucapnya.