Candra bukan malaikat, melainkan dia berpengalaman menjadi penyampai informasi kematian. Dia pun tidak mungkin melupakan ekspresi para calon mayat sebelum dieksekusi.
JUPRI, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura
PENGALAMAN itu dia peroleh saat menjadi bagian tim eksekusi mati terpidana kelas kakap di Lapas Nusakambangan 2016. Baginya itu pengalaman yang tidak pernah dilupakan. Sebab, tidak semua jaksa memiliki kesempatan menjadi bagian dari tim eksekusi mati.
Salah satu tugas Candra dalam tim eksekusi mati menyampaikan informasi kepada narapidana (napi) secara langsung. Tanggapan pesakitan yang hendak dieksekusi itu beragam. Ekspresi mereka berbeda-beda setelah diberi tahu tentang jadwal eksekusi.
Ada yang langsung pingsan. Ada pula yang menyerang. ”Paling sulit menyampaikan (informasi), tiga hari lagi kamu akan dieksekusi,” kenang Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Bangkalan Candra Saptaji itu kemarin (12/3).
Selain menyampaikan informasi jadwal eksekusi, Candra juga memberikan kesempatan napi mengatakan permohonan terakhir sebelum eksekusi dilakukan. Jika permintaannya masih logis, pemerintah mengabulkan. Sebaliknya, jika permintaan itu negatif pasti ditolak. ”Ada yang menikah satu hari sebelum dieksekusi,” sambungnya.
Tugas tim eksekusi mati hanyalah sepenggal kisah perjalanan Candra. Beberapa daerah sudah pernah dia singgahi dalam pengabdiannya di dunia hukum. Mulai Medan, Bogor, Jambi, Ciamis, Jakarta Selatan, Aceh Jaya, dan kini Bangkalan.
Pada 2015, nama lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu sering muncul dalam pemberitaan. Saat menjabat Kasipidum Kejari Jakarta Selatan, Candra mengeksekusi artis Nikita Mirzani setelah melalui proses panjang persidangan. Kasus besar lain yang pernah ditangani Candra adalah bisnis prostitusi yang juga melibatkan artis.
Saat bertugas di Aceh Jaya, kasus pidana yang paling banyak peredaran gelap narkoba. Sedangkan untuk kasus pidana yang dilatarbelakangi masalah ekonomi seperti pencurian dan kekerasan dalam rumah sangat minim.
Suasana kantor Kejari Bangkalan di Jalan Soekarno-Hatta sepi saat awak media hendak menemui Candra kemarin. Siang itu banyak pegawai istirahat dan sebagian baru datang dari masjid setelah menunaikan salat jumat.
Dua orang berbaju batik berdiri di balik meja informasi. Mereka menanyakan keperluan semua tamu. Tidak terkecuali Jawa Pos Radar Madura (JPRM). Satu di antara mereka mempersilakan JPRM duduk di bangku sekitar tujuh meter darinya.
Tidak lama berselang, Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Bangkalan Putu Arya Wibisana datang. Pria kelahiran Bali itu meminta sabar menunggu insan pres lain yang juga akan menemui pucuk pimpinannya. ”Sekalian nanti masuknya bareng,” ucap Putu.
Tiga puluh menit kemudian, Putu mengajak wartawan menemui Candra Saptaji. Pria kelahiran Bogor 1974 tersebut itu resmi menakhodai Kejari Bangkalan setelah serah terima dengan Emmanuel Ahmad di Kejari Surabaya, Kamis (4/3).
Sambutan hangat terpancar dari wajah Candra Saptaji saat menerima insan pers di ruang kerjanya. Setelah mempersilakan duduk, Candra meminta satu per satu wartawan yang menemui untuk memperkenalkan diri dan menyebutkan nama media masing-masing.
Sebelum menakhodai Kejari Bangkalan, alumnus magister hukum UPN Veteran Jakarta itu tidak pernah menyangka akan mendapat tugas di Pulau Garam. Meski begitu, dirinya tidak asing dengan kebiasaan orang Madura. Sebab, sejak kuliah berteman dengan orang Madura. ”Orang Madura itu bawaannya santai,” imbuhnya.
Bahkan, Candra mengaku senang diamanahkan memimpin Kejari Bangkalan. Sebab, banyak Kajari yang karirnya melejit setelah merasakan atmosfer Bangkalan. Alasan lain, banyak tokoh-tokoh Madura yang juga sukses dalam dunia hukum. Dia menyontohkan Jaksa Agung Periode 2001–2004 MA Rachman.
Dalam menjalankan tugas, Candra akan terus merajut koordinasi dan komunikasi dengan forum pimpinan daerah (forkopimda). Namun, hubungan itu tidak akan menggoyahkan independensinya sebagai penegak hukum. Dirinya juga akan terbuka jika ada laporan indikasi penyelewengan dari masyarakat. ”Kami akan kaji dulu setiap ada data dan informasi yang masuk,” ucapnya.