Penguatan karakter siswa perlu dilakukan sejak dini. Misalnya, memberikan pengetahuan keagaman. Seperti SDN Kowel 3, Pamekasan, yang menerapkan hafalan ayat-ayat Alquran bagi peserta didik.
PRENGKI WIRANANDA, Pamekasan
LANTUNAN ayat suci Alquran menggema dari salah satu kelas di SDN 3 Kowel, Kecamatan Kota Pamekasan. Puluhan siswa-siswi secara serentak melafalkan ayat kitab suci umat muslim itu.
Bacaan ayat terdengar diulang. Dari balik jendela, terlihat kedua tangan generasi penerus bangsa itu bergerak ke atas dan ke bawah. Mereka menghafal ayat Alquran dibarengi dengan gerakan tangan.
Raut wajah mereka riang gembira. Bahkan, sesekali senyum tersungging dari bibir mereka. Ketika ada kekeliruan mengucap ayat lantaran kurang hafal, mereka tidak stres. Justru bersemangat untuk menghafal.
Ketika tidak hafal, mereka mengintip lembar kitab suci tersebut. Nyaris tidak terlihat tekanan pada raut wajah murid berseragam merah putih itu. Perilaku menggemaskan dan semangat belajar justru memenuhi ruangan tersebut.
Pembina Kelas Tahfiz SDN 3 Kowel Khotimah Aisyati mengatakan, sejak Ramadan, kegiatan penguatan karakter dilakukan. Salah satunya pemberian pengetahuan tentang keagamaan seperti menghafal Alquran.
Pelajar dari kelas 1 sampai 6 memiliki jatah kelas menghafal ayat-ayat Alquran. Metode menghafal yang diterapkan yakni murajaah (mengulang). Seumlah ayat suci dibaca beberapa kali agar mudah diingat.
Metode hafalan dikemas menarik agar siswa semangat. Dengan demikian, materi yang disampaikan pembimbing bisa dicerna dengan baik. Target hafalan bisa terpenuhi dengan mudah.
Siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 bergantian mengikuti kegiatan tersebut. Ditargetkan, setiap siswa berhasil menghafal satu juz. ”Alhamdulillah progresnya sangat baik,” katanya kemarin (11/6).
Khotimah Aisyati menyampaikan, selain menghafal ayat, siswa-siswi dituntut menghafal artinya. Guru menerapkan metode gerakan tangan untuk mempermudah siswa mengingat arti dari ayat yang dibacakan.
Salah satu contoh, tangan terkepal menandakan kekuasaan. Biasanya, ketika bertemu dengan ayat yang memiliki arti kekuasaan, simbol tangan terkepal yang digunakan. ”Siswa jadi mudah mengingat artinya,” jelas perempuan berhijab itu.
Beberapa simbol tangan lainnya juga digunakan untuk mempermudah siswa menghafal arti sebuah ayat Alquran. Alhasil, progres hafalan siswa sangat baik sesuai dengan ekspektasi guru.
Siswa juga diajari praktik wudu dan salat. Harapannya, praktik yang dipelajari di sekolah bisa diterapkan ketika sampai di rumah masing-masing. ”Ketika sudah wajib salat, mereka tidak abai,” tegasnya.
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Muhammad Sahur mengapresiasi kegiatan menghafal Alquran itu. Menurut dia, saat sekarang sangat jarang sekolah dasar yang menerapkan kelas hafalan seperti itu.
Padahal, untuk mencetak hafiz dan hafizah, tidak bisa instan. Harus melalui proses panjang sejak dini. ”Menurut kami (kegiatan hafalan Alquran) ini sangat baik, kami sangat mengapresiasi,” ucapnya.
Politikus PPP itu berharap, kegiatan positif yang diterapkan di SDN Kowel 3, Pamekasan, itu bisa diterapkan di sekolah lain. Dengan demikian, akan lahir penghafal Alquran.
Bahkan, kegiatan positif itu harus mendapat respons dan dorongan dari pemerintah. Jika memungkinkan, di tiap sekolah harus ada ekstrakurikuler khusus menghafal Alquran. ”Mengenai teknisnya, eksekutif yang tahu. Yang jelas, kegiatan ini sangat positif,” tandasnya.