Road race Bupati Cup Championship 2022 yang digelar di Alun-Alun Bangkalan kemarin (9/10), menyita perhatian publik. Bukan hanya karena kagum dengan aksi ratusan racer, tapi karena ada pembalap perempuan. Dia adalah Fira Wirna, asal Pamekasan.
AYU LATIFAH, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura
SEKILAS, jika mengamati dari jauh, tidak ada yang aneh dengan penampilan Fira Wirna. Mulai dari helm, baju balap, sarung tangan, pelindung lutut, dan sepatu bot. Gagah seperti racer lainnya. Tapi ketika helm dibuka, rambutnya terurai panjang. Fira Wirna adalah satu-satunya pembalap perempuan dalam road race kemarin.
Fira Wirna mengaku berdomisili di Kelurahan Patemon, Kecamatan Kota Pamekasan. Usianya masih 13 tahun. Tapi urusan nyali, dia tidak mau kalah dengan racer lainnya. Karena itu, dia tampil dalam event yang diselenggarakan untuk memeriahkan Hari Jadi (Harjad) Ke-491 Kabupaten Bangkalan.
”Tidak ada yang mendorong saya terjun ke dunia balap sepeda motor. Saya hanya meneruskan apa yang pernah ayah saya lakukan. Sebab, ayah saya juga racer. Sejak kecil saya nonton ayah latihan di sirkuit balap. Itu yang memotivasi saya,” katanya kemarin (9/10).
Diterangkan, kali pertama melahap lintasan balap saat duduk di kelas VI SD. Meskipun sangat belia, dia berani tampil. Alasan dia saat itu karena mendapat dukungan dari kedua orang tua. ”Itu yang membuat saya semangat. Alhamdulillah mendapat dukungan dari ayah dan ibu,” tambahnya.
Aksi Fira Wirna di dunia balap sudah diketahui teman sebayanya. Banyak teman-teman Fira Wirna yang memberikan dukungan. Sebagian lagi heran dengan hobinya. ”Mereka nanya, kok bisa cewek demen sama balap motor,” tuturnya.
Kepada Jawa Pos Radar Madura (JPRM) Fira Wirna mengaku sering jatuh saat awal-awal turun ke arena balap. Bahkan, saat mengendarai sepeda motor trail, dia pernah jatuh sampai cedera patah tulang. Namun, hal tersebut tidak lalu membuat kecintaannya pada dunia otomotif menyusut.
”Saya tipikal orang yang pantang menyerah. Alhamdulillah, berkat latihan rutin dan bimbingan ayah, saya meraih berbagai medali dalam beberapa kejuaraan balap motor. Seperti di Jogjakarta dan Jawa Tengah. Pernah juara 1, juara 2, dan juara 5 untuk kelas matic perempuan dan kelas 150 CC,” ulasnya.
Sebelum mengikuti road race di Bangkalan, Fira Wirna latihan seminggu tiga kali. Sebelum berlatih, dia rutin membaca doa. ”Pada ajang road race Bangkalan kali ini saya sedang tidak beruntung. Sebab, mesin motor jebol,” pungkasnya.
Poniran, ayah Fira Wirna mengatakan, anaknya mengenal sepada motor trail semenjak kelas III SD. Kemudian saat duduk di kelas V SD dia meminta untuk dilatih mengendarai sepeda motor balap. ”Saya tidak pernah meminta dan mengarahkan anak untuk mengikuti jejak orang tuanya. Muncul dari dia sendiri,” tegas pria berusia 47 tahun yang kini pensiun dari dunia balap motor itu. (*/yan)