24 C
Madura
Wednesday, June 7, 2023

Persembahkan Prestasi untuk Orang Tua dan Guru Tercinta

Alvin Hidayat Putra dan Rizal Fahmi Raih Medali POSN 2023

Mengenyam pendidikan di sekolah swasta tidak perlu rendah diri. Siswa bisa membuktikan dengan prestasi. Seperti Alvin dan Rizal yang membuat bangga sekolah.

FADIL, Sampang, Jawa Pos Radar Madura

ALVIN Hidayat Putra kesulitan dalam proses belajar. Sebab, mata pelajaran teknik informatika bisa dikatakan tidak ada di sekolahnya. Meskipun ada, di dalam pelajaran tersebut yang dipelajari hanya operasi Windows (Ms Word, PPT, Ms Excel). Sedangkan soal yang biasanya digunakan dalam Pekan Olimpiade Sains Nasional (POSN) 2023 yaitu literasi dan numerasi (matematika).

”Seketika saya kaget. Hanya saja, saya yakin insyaallah pasti bisa. Pada saat itu pembelajaran melalui media YouTube dan Google,” terang siswa kelas XII SMA Hidayatut Thullab Kecamatan Robatal, Sampang itu.

Kesulitan Alvin karena tidak pernah menemui soal informatika seperti yang ada di lomba. Tetapi, dia tidak menyerah ketika melihat soal sesulit itu. Pada saat itu, dia tidak mengharap terpilih sebagai juara. ”Saya nekat karena saya niat ingin kuliah jurusan informatika. Jadi saya jadikan pengalaman, biar nanti ketika masuk perguruan tinggi, tidak terlalu kaget gitu,” ungkapnya.

Dan, kenekatannya berbuah manis. Dia berhasil meraih medali perunggu dengan predikat B+. Dia bersyukur karena bisa bersaing dengan sekolah-sekolah nasional. ”Orang tua saya sangat bangga. Mereka tidak menyangka. Soalnya, pas ikut lomba, saya sengaja tidak izin karena ingin memberi kejutan,” ujarnya.

Baca Juga :  Berburu iPhone 14 di Blibli, Produk Apple yang Dinantikan Oleh Para Penggemar

Prestasi POSN 2023 juga diraih Rizal Fahmi. Siswa kelas XII itu mendapat medali perak dengan predikat A mapel sejarah. Rizal sebenarnya nyaris tidak ikut kompetisi itu. Sebab, handphone-nya tidak bisa digunakan untuk mengikuti olimpiade yang digelar secara daring karena eror.

Rizal berpikir untuk membatalkan mengikuti lomba. Beruntung dapat pinjaman handphone dari sang kakak. Dalam pelaksanaannya dia bisa menyelesaikan satu soal dalam satu menit. ”Saya teringat pada ucapan guru saya, kalau kita banyak baca, wawasan kita akan lebih luas. Itulah yang saya rasakan,” kenangnya.

Mapel sejarah sesuai dengan bidang dan kesukaan Rizal. Dia juga berkeinginan ambil program studi tersebut ketika kuliah kelak. Sehingga, POSN menjadi kesempatan besar untuk langkah selanjutnya.

”Kemenangan lomba ini saya dedikasikan untuk orang tua dan guru tercinta. Dan tentunya, lembaga pendidikan saya tercinta, yaitu Pondok Pesantren Hidayatut Thullab Al-Mas’udi,” ungkapnya.

Kepala SMA Hidayatut Thullab Resi Fatmawati menuturkan, tidak ada program khusus untuk menambah pengetahuan siswa. Tetapi, jika ada siswa dinilai mumpuni pada mata pelajaran (mapel) tertentu akan diberi arahan. ”Kami imbau untuk terus belajar dan mutalaah di rumahnya masing-masing. Dan, apabila ada kesulitan, baru siswa mengajukan kepada gurunya,” jelasnya.

Baca Juga :  Desain Posko seperti Tenda Pengantin agar Warga Tak Panik

Meski tak punya program khusus, SMA Hidayatut Thullab selalu ambil bagian setiap ada kesempatan lomba.  Siswa yang dipilih sekolah  dibina. Seperti membaca buku, baik dari perpustakaan sekolah maupun sumber lain. Kemudian, menyuruh guru mapel untuk membimbing.

Salah satu caranya dengan memberikan beribu pertanyaan seputar materi lomba. Sehingga, siswa fokus dan mencari dari berbagai sumber. ”Dan Alhamdulillah, beberapa kali lomba, konsep yang diterapkan itu membuahkan hasil,” ungkapnya.

Resi bangga. Siswa sekolah swasta tidak perlu rendah diri. Sebab, bukan gedung dan status yang dilihat, melainkan prestasi. ”Karena siapa pun yang mau berusaha, maka akan mendapatkan hasil yang baik. Kami sangat bangga anak kami bisa bersaing,” syukurnya.

Alvin dan Rizal merupakan siswa yang rajin dan disiplin. Mereka selalu dapat ranking 1 dan 2 sejak kelas X. ”Kami sangat bangga pada semua siswa kami. Kami berpesan agar tidak mudah puas,” saran Resi. (*/luq)

Mengenyam pendidikan di sekolah swasta tidak perlu rendah diri. Siswa bisa membuktikan dengan prestasi. Seperti Alvin dan Rizal yang membuat bangga sekolah.

FADIL, Sampang, Jawa Pos Radar Madura

ALVIN Hidayat Putra kesulitan dalam proses belajar. Sebab, mata pelajaran teknik informatika bisa dikatakan tidak ada di sekolahnya. Meskipun ada, di dalam pelajaran tersebut yang dipelajari hanya operasi Windows (Ms Word, PPT, Ms Excel). Sedangkan soal yang biasanya digunakan dalam Pekan Olimpiade Sains Nasional (POSN) 2023 yaitu literasi dan numerasi (matematika).


”Seketika saya kaget. Hanya saja, saya yakin insyaallah pasti bisa. Pada saat itu pembelajaran melalui media YouTube dan Google,” terang siswa kelas XII SMA Hidayatut Thullab Kecamatan Robatal, Sampang itu.

Kesulitan Alvin karena tidak pernah menemui soal informatika seperti yang ada di lomba. Tetapi, dia tidak menyerah ketika melihat soal sesulit itu. Pada saat itu, dia tidak mengharap terpilih sebagai juara. ”Saya nekat karena saya niat ingin kuliah jurusan informatika. Jadi saya jadikan pengalaman, biar nanti ketika masuk perguruan tinggi, tidak terlalu kaget gitu,” ungkapnya.

Dan, kenekatannya berbuah manis. Dia berhasil meraih medali perunggu dengan predikat B+. Dia bersyukur karena bisa bersaing dengan sekolah-sekolah nasional. ”Orang tua saya sangat bangga. Mereka tidak menyangka. Soalnya, pas ikut lomba, saya sengaja tidak izin karena ingin memberi kejutan,” ujarnya.

Baca Juga :  Suami Istri Kompak Beri Nama Putra dengan Nahdlatul Ulama

Prestasi POSN 2023 juga diraih Rizal Fahmi. Siswa kelas XII itu mendapat medali perak dengan predikat A mapel sejarah. Rizal sebenarnya nyaris tidak ikut kompetisi itu. Sebab, handphone-nya tidak bisa digunakan untuk mengikuti olimpiade yang digelar secara daring karena eror.

- Advertisement -

Rizal berpikir untuk membatalkan mengikuti lomba. Beruntung dapat pinjaman handphone dari sang kakak. Dalam pelaksanaannya dia bisa menyelesaikan satu soal dalam satu menit. ”Saya teringat pada ucapan guru saya, kalau kita banyak baca, wawasan kita akan lebih luas. Itulah yang saya rasakan,” kenangnya.

Mapel sejarah sesuai dengan bidang dan kesukaan Rizal. Dia juga berkeinginan ambil program studi tersebut ketika kuliah kelak. Sehingga, POSN menjadi kesempatan besar untuk langkah selanjutnya.

”Kemenangan lomba ini saya dedikasikan untuk orang tua dan guru tercinta. Dan tentunya, lembaga pendidikan saya tercinta, yaitu Pondok Pesantren Hidayatut Thullab Al-Mas’udi,” ungkapnya.

Kepala SMA Hidayatut Thullab Resi Fatmawati menuturkan, tidak ada program khusus untuk menambah pengetahuan siswa. Tetapi, jika ada siswa dinilai mumpuni pada mata pelajaran (mapel) tertentu akan diberi arahan. ”Kami imbau untuk terus belajar dan mutalaah di rumahnya masing-masing. Dan, apabila ada kesulitan, baru siswa mengajukan kepada gurunya,” jelasnya.

Baca Juga :  Pamekasan, Sumenep, dan Bangkalan Raih Opini WTP

Meski tak punya program khusus, SMA Hidayatut Thullab selalu ambil bagian setiap ada kesempatan lomba.  Siswa yang dipilih sekolah  dibina. Seperti membaca buku, baik dari perpustakaan sekolah maupun sumber lain. Kemudian, menyuruh guru mapel untuk membimbing.

Salah satu caranya dengan memberikan beribu pertanyaan seputar materi lomba. Sehingga, siswa fokus dan mencari dari berbagai sumber. ”Dan Alhamdulillah, beberapa kali lomba, konsep yang diterapkan itu membuahkan hasil,” ungkapnya.

Resi bangga. Siswa sekolah swasta tidak perlu rendah diri. Sebab, bukan gedung dan status yang dilihat, melainkan prestasi. ”Karena siapa pun yang mau berusaha, maka akan mendapatkan hasil yang baik. Kami sangat bangga anak kami bisa bersaing,” syukurnya.

Alvin dan Rizal merupakan siswa yang rajin dan disiplin. Mereka selalu dapat ranking 1 dan 2 sejak kelas X. ”Kami sangat bangga pada semua siswa kami. Kami berpesan agar tidak mudah puas,” saran Resi. (*/luq)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/