Tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19 capai ratusan. Bahkan, sebagian ada yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Dukungan dari keluarga dan sesama nakes diperlukan saat mereka berjuang untuk bebas dari korona.
ANIS BILLAH, Sampang, Jawa Pos Radar Madura
JUMLAH nakes di Sampang yang terpapar Covid-19 sebanyak 123 orang. Jumlah tersebut terdata selama Juni di 22 puskesmas dan dua rumah sakit pelat merah di Sampang. Puluhan nakes sudah berhasil keluar dari masa sulit melawan Covid-19.
Meski demikian, masih banyak yang sedang berjuang untuk sembuh dari infeksi virus korona. Mayoritas nakes menjalani isoman. Ada juga yang dirawat di RS rujukan Covid-19. Butuh mental yang kuat bagi mereka untuk bisa lepas dari cengkeraman virus tersebut.
Di Puskesmas Pangarengan misalnya. Sejak terjadi lonjakan kasus Covid-19, terdapat sebelas nakes yang terpapar. Lima di antaranya sudah menjalani isoman dan dinyatakan sembuh. Lima nakes lain sedang menjalani isoman di rumah masing-masing.
Pada 21 Juni lalu Puskesmas Pangarengan kehilangan bidan yang bertugas di Desa Ragung. Sri Rahayu Wahyuningsih meninggal saat menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD dr Mohammad Zyn Sampang. ”Satu nakes meninggal dunia,” kata Kepala Puskesmas Pangarengan Fatimatus Zahrah.
Perempuan yang biasa disapa Fat itu mengaku selalu memantau perkembangan kesehatan nakes yang sedang isoman. Pihaknya memanfaatkan handphone untuk menanyakan kondisi kesehatan mereka. Setiap hari kondisi nakesnya semakin membaik.
Fat mengutarakan, rata-rata nakes yang terpapar Covid-19 tidak memiliki gejala berat. Gejala yang dirasakan di antaranya batuk, hilang indra perasa, nyeri tenggorokan yang menandakan gejala ringan. ”Alhamdulilah, sampai hari ini sudah membaik semua. Kita berupaya agar mereka merasa nyaman dan bahagia,” tuturnya.
Dia optimistis nakes yang sedang menjalani isoman segera sembuh. Pihaknya terus memberikan support agar mempercepat kesembuhan mereka. Selain obat-obatan, Puskesmas Pangarengan juga membantu meringankan beban nakes yang terpapar Covid-19 dengan memberikan sembako.
Pemberian sembako kepada nakes yang terpapar Covid-19 sudah lama diterapkan Puskesmas Pangarengan. Semua nakes yang sedang isoman dipastikan menerima sembako tersebut. Dana yang digunakan untuk membeli sembako tidak diambil dari anggaran puskesmas.
”Sembako didapat dari urunan staf. Mungkin hanya sedikit meringankan, sebab kita tidak full menghitung kebutuhan pada saat isoman,” ungkapnya.
Hal serupa juga dilakukan Kepala Puskesmas Kamoning Intan Retnosari. Hanya, kebijakan di Puskesmas Kamoning berbeda dengan di Pangarengan. Di Puskesmas Kamoning, semua staf yang terpapar Covid-19 diberi bantuan dana sosial. Nominalnya antara Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu.
Dana sosial tersebut bisa digunakan untuk biaya pendukung pengobatan kebutuhan lain selama isoman. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan obat-obatan, vitamin, masker serta bantuan oksigen bagi yang membutuhkan. ”Uangnya urunan juga,” ungkapnya.
Intan menambahkan, jumlah nakes yang terpapar Covid-19 tercatat 13 orang. Tujuh di antaranya sedang menjalani isoman. Sisanya sudah dinyatakan sembuh. ”Kita akan terus berjuang melawan Covid-19. Mohon doannya semoga tidak ada lagi yang gugur,” harapnya.