Kabar duka menyelimuti negeri ini sejak Gunung Semeru mengalami erupsi Sabtu (4/12). Lava dan abu vulkanis mengubur permukiman warga di lereng gunung. Peristiwa itu memantik simpati berbagai kalangan. Termasuk kelompok perempuan desa di Sampang.
JUNAIDI PONDIYANTO, Sampang, Jawa Pos Radar Madura
ILMU pengetahuan kerap tidak hanya diperoleh dari buku mata pelajaran di bangku sekolah. Peristiwa alamiah dari lingkungan sekitar tidak kalah sering mengajarkan seseorang untuk lebih terdidik. Pesan inilah yang hendak disampaikan para perempuan dari salah satu desa di Sampang kepada siswa.
Mereka memilih mendatangi lembaga pendidikan untuk menggalang dana dan bantuan kepada korban erupsi Gunung Semeru. Kedatangan mereka untuk merangsang nurani sejak dini dan membangun kepekaan jiwa sosial siswa untuk saling peduli. Tepatnya, di Pondok Pesantren An-Naqsyabandiyah, Dusun Ombul, Desa Bringin, Kecamatan Tambelangan, Sampang, kemarin (7/12).
Kegiatan sosial itu diprakarsai Komunitas Sarinah Desa Sampang. Komunitas perempuan desa yang dipimpin Annajma Zahira itu turun langsung mengumpulkan donasi. Menyisir satu per satu ruang kelas madrasah di lingkungan pesantren tersebut.
Dari tingkatan madrasah tsanawiyah (MTs) hingga madarasah aliyah (MA). Pada kesempatan itu, mereka sembari menerangkan bahwa kegiatan yang dilakukan itu tidak bersifat wajib diikuti peserta didik. Tetapi, diperuntukkan kepada yang ikhlas dan semampu mereka menyumbang.
Ketua Komunitas Sarinah Desa yang karib disapa Najma itu tidak lupa menerangkan kepada siswa. Bahwa, membantu sesama itu bukan perihal seberapa besar nilai atau mahal yang akan diberikan. Melainkan, seberapa kita ikhlas dan terpanggil untuk sedikit mengurangi beban sesama.
Terutama kepada warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Bencana alam itu sekaligus memberikan pelajaran kepada semua agar senantiasa bersyukur dan merawat kelestarian alam sekitar.
”Umumnya, penggalangan dana itu memang dilakukan di tempat-tempat umum. Kali ini, kami memilih sekolah untuk mengedukasi siswa agar tumbuh rasa simpati terhadap sesama,” tutur perempuan kelahiran Desa Birem, Kecamatan Tambelangan, 22 tahun lalu itu.
Mahasiwi semester 7 dari perguruan tinggi swasta di Sampang tersebut mengaku sangat bersyukur aksinya direspons positif oleh para pserta didik. Kegiatan yang dimulai sekitar pukul 09.00 hingga pukul 11.30 itu berhasil mengumpulkan Rp 800 ribu lebih.
Dana sosial yang terkumpul itu menunjukkan bahwa siswa telah memiliki jiwa kepedulian yang tinggi. Mereka berani menyisihkan sebagian uang saku untuk menyumbang kepada korban bencana. Aksi sosial tersebut akan dilakukan selama sepekan ke depan.
Selain lembaga pendidikan, masyarakat umum juga akan disasar. Melalui penggalangan dana di pasar-pasar atau langsung ke rumah warga di desa-desa. Perempuan berkerudung itu menambahkan, aksi sosial itu berkolaborasi dengan berbagai organisasi lain di Kota Bahari.
Namun, pelaksanaannya dilakukan secara mandiri oleh masing-masing organisasi maupun komunitas. Pihaknya memastikan, bantuan yang disumbangkan tidak akan salah sasaran. Mengingat, bakal ada perwakilan tim yang akan turut serta menyalurkan ke lokasi pengungsian.
”Kami juga banyak mendapat repsons dari masyarakat desa yang siap memberikan bantuan kepada korban bencana. Baik berupa uang tunai, pakaian, alas tikar, dan lain-lain,” jelasnya.