JAKARTA – Di Gaza, makanan menjadi salah satu kebutuhan penting bagi pengungsi Palestina. Hal itulah yang dirasakan pengungsi Palestina, Yara Musa Abu Husain. Dia tercatat sebagai penerima manfaat Dapur Umum (DU) Indonesia.
Kemiskinan dan kelangkaan bahan makanan menjadi salah satu kendala utama keluarga di Gaza. Akibatnya, kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Bahkan, krisis pangan perlahan menjadi ancaman. Utamanya bagi anak-anak.
Berkat kebaikan para dermawan, DU Indonesia konsisten membagikan makanan siap santap bergizi tinggi bagi penduduk Gaza. Bantuan pangan tersebut diserahkan kepada anak yatim, ibu-ibu dan kaum difabel.
Andi Noor Faradiba dari tim Global Humanity Response (GHR) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengatakan, makanan siap santap periode ini diperuntukan bagi 2.500 penerima manfaat.
“Mereka masyarakat prasejahtera. Anggota keluarga yang menjadi tulang punggunh disel oleh militer Israel. Bantuan juga dibagikan kepada korban aksi Great Return March, jemaah masjid, dan anak-anak yatim,” jelas Faradiba.
Hadirnya bantuan makanan siap santap tersebut menjadi pengganti kehadiran saudara-saudara di Indonesia. Dengan menggandeng Kitabisa, kehadiran DU Indonesia sebagai bentuk respons terhadap fakta buruknya ketahanan pangan masyarakar Gaza.
“Ambruknya ekonomi membuat sebagian besar penduduk Gaza tidak memiliki lapangan pekerjaan. Kita berikhtiar mendukung keseimbangan gizi anak-anak Gaza,” pungkas Faradiba. (*)