Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) maut rombongan keluarga di jalan nasional di Desa Banjar Barat, Kecamatan Gapura, langsung viral di media sosial kemarin. Berikut kesaksian Sahwinto, salah seorang korban selamat.
JUNAIDI PONDIYANTO, Sumenep, RadarMadura.id
”SAAT truk terguling, semuanya terasa gelap. Tiba-tiba saya lihat banyak darah di tubuh anak saya,” ungkap Sahwinto saat ditemui di Puskesmas Gapura kemarin (7/6). Dia setengah tak percaya bisa selamat dari maut.
Tangisan histeris keluarganya masih terngiang saat truk Isuzu Elf nopol M 9086 VE itu terguling. Darah berceceran di mana-mana. Tak sempat menolong satu sama lain.
Setelah bisa berdiri, Sahwinto melihat Fikriyanto, anaknya, berlumuran daerah. Dia langsung merangkul anaknya. Tak peduli luka lecet di bagian siku dan paha kanannya. Keselamatan buah hatinya lebih utama daripada dirinya.
Tidak ingat siapa yang dia mintai tolong. Pengendara distop untuk mengantar anaknya menuju Puskesmas Gapura.
Saat ditemui Jawa Pos Radar Madura, dia berdiri di salah satu ruangan Puskesmas Gapura, tempat Fikriyanto dirawat. Beruntung, Farida, 19, menantunya yang berada satu rombongan tidak mengalami luka yang serius.
Dalam suasana hati yang masih pilu, dirinya menyadari peristiwa nahas ini adalah musibah. Semuanya harus belajar dari peristiwa tersebut. Terutma untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.
”Mau gimana lagi, mungkin semuanya sudah nasib yang harus dijalani. Kami berharap korban luka segera sembuh,” harapnya.
Menurut Sahwinto, semua penumpang nahas itu masih satu keluarga. Kendaraan melaju dengan kecepatan sedang. Saat kendaraan oleng, dia menganggap akibat jalan bergelombang. Namun, dugaannya salah.
Jawa Pos Radar Madura berencana menemui sopir truk nahas itu. Kebetulan, Nanang Qosim, warga Desa Grujugan, Kecamatan Gapura, juga dirawat di tempat yang sama. Namun melihat kondisinya, tidak memungkinkan untuk diajak berbicara.
Dia berbaring lemas dengan mata tertutup. Terlihat luka pada bagian lengan kanannya. Di kamar itu dia ditemani beberapa sanak keluarga.