25.3 C
Madura
Wednesday, March 22, 2023

Ipin Berperan sebagai Ibu, Bapak, Sekaligus Guru bagi Ketiga Adiknya

Keterbatasan menuntut seseorang serbabisa. Moh. Syarifin Rohman menjadi tulang punggung keluarga saat ayahnya berurusan dengan hukum, ibunya mengalami gangguan jiwa, dan adik-adiknya masih kecil.

JUPRI, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura

BAMBU penyangga terpal untuk tahlilan belum dibongkar. Bambu itu berdiri tegak di tengah halaman rumah yang menghadap selatan. Di sisi barat terdapat langgar kayu dan bambu. Di bangunan itulah Mawardiy dan Novi Stiyawati bersantai ketika rombongan Jawa Pos Radar Madura (JPRM) tiba kemarin (7/3).

Di langgar yang sempat diduduki Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini Minggu (5/3) itu juga ada Mesda, ibunda Moh. Syarifin Rohman alias Ipin. Juga M. Sorob Salsabil, Saida Romania, dan M. Ragil Saputra. Perjuangan hidup Ipin dalam mengasuh tiga adik-adiknya dan merawat ibundanya tersebar luas di media sosial (medsos). Itu setelah diunggah oleh guru SDN Longkek 1 Kulsum.

Saat masih tinggal di Desa Longkek, Kecamatan Galis, Kulsum sering memantau keluarga Mesda dan Moh. Syaiful Rohman. Setelah pindah ke Desa Rosep, Kecamatan Blega, dia tidak tahu perkembangan keluarga pasangan Mesda dan Syaiful.

Setelah lama pindah, Sabtu (25/2) Kulsum mendapat informasi bahwa Putra Pamungkas, anak bungsu Mesda, dan Syaiful meninggal dunia karena sakit. Keesokan harinya, Minggu (26/2), perempuan berhijab itu mendatangi kediaman Mesda. Dia tiba setelah mengetahui kondisi keluarga Ipin, remaja yang dulu menjadi siswanya di tempatnya mengajar. ”Akhirnya, saya viralkan melalui TikTok,” tuturnya.

Dalam unggahan itu, Kulsum menandai Mensos, presiden, hingga artis Baim Wong. Upaya itu dilakukan dengan harapan keluarga Ipin mendapat perhatian. Harapan terwujud menjadi kenyataan. Unggahan itu direspons akun media sosial Mensos Tri Rismaharini. ”Ajudan Mensos menghubungi saya dan mengonfirmasi mau datang,” ujarnya.

Tim Madura Peduli yang datang ke Desa Longkek dipimpin Direktur JPRM Abdul Aziz. Tujuan kedatangannya untuk bersilaturahmi ke keluarga besar Ipin. Sekaligus menyerahkan amanah dari Anggota DPR RI M. H. Said Abdullah sebesar Rp 30 juta yang diserahkan secara tunai.

Baca Juga :  Di Ranjang Saja Terbuka, Kenapa di Luar Tidak?

Pihaknya berharap, bantuan itu bermanfaat dan memberikan semangat kepada keluarga besar Ipin dalam menjalani dinamika kehidupan. Harapannya, Ipin dan ketiga adiknya bisa melanjutkan pendidikan untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah.

”Bantuan ini adalah bentuk empati dari Buya Said Abdullah selaku anggota DPR RI kepada masyarakat dan warga Madura yang diwakili JPRM,” ujarnya.

Novi Stiyawati menceritakan, Mesda mulai mengalami gangguan mental sejak 10 tahun lalu. Dia sempat sembuh setelah dibawa ke pengobatan alternatif di Kecamatan Tanah Merah empat tahun lalu. Kala itu, dia mulai kembali menjalankan aktivitasnya sebagai seorang ibu. ”Masak sendiri dan merawat anak-anaknya seperti seorang ibu pada umumnya,” ujarnya.

Namun, gangguan mentalnya kembali memburuk dua tahun terakhir. Puncaknya setelah suaminya berurusan dengan aparat penegak hukum (APH) enam bulan lalu. Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) menyeretnya ke balik jeruji besi.

Sejak saat itu, posisinya sebagai seorang ibu sepenuhnya dilakukan oleh Ipin selaku anak pertama. Dengan segela keterbatasan, remaja kelahiran 2006 tersebut memerankan diri sebagai orang tua bagi keempat adiknya sebelum si bungsu, Putra Pamungkas, tutup usia. ”Ipin menjadi ibu, bapak, sekaligus guru bagi ketiga adiknya,” ujarnya.

Setiap hari Ipin memasak serta mencuci pakaian ibu dan ketiga adiknya. Sementara kebutuhan rumah tangganya disiapkan Novi Stiyawati dan suaminya, Mawardiy. Selain itu, Ipin mengajari M. Sarob Salsabil dan Saida Romania membaca dan mengaji di rumah.

”Ipin semua yang merawat ibu dan ketiga adiknya. Untuk makanan tidak pilih-pilih, apa yang ada dimasak,” imbuhnya.

Ipin sangat sayang kepada ketiga adik dan kedua orang tuanya. Karena itu, dia rela multiperan untuk dalam hal rumah tangga. Dialah yang menyediakan makanan hingga memberikan pendidikan secara mandiri kepada adiknya. ”Saya ajari membaca, menulis dan doa-doa pendek, seperti doa makan,” ujarnya.

Baca Juga :  Ahmadi Romli, 22 Tahun Membuka Kursus Bahasa Asing

Alumnus SDN Longkek 1 itu menyatakan, banyak pihak yang berempati. Setelah didatangi Mensos Risma, ibunya dibawa ke Surabaya untuk berobat. Dia sangat berharap perempuan yang melahirkannya itu segera sembuh kembali. ”Sekarang sudah mendingan kondisinya setelah dibawa berobat (ke Surabaya),” kata remaja 16 tahun itu.

Ipin mengucapkan terima kasih atas bantuan M. H. Said Abdullah melalui JPRM. Dia mengaku masih kepikiran uang Rp 30 juta yang diterima akan digunakan untuk apa. Sebab, baginya, uang itu terlalu banyak. ”Tidak pernah memegang uang segitu,” sambungnya.

Namun, berbagai bantuan yang diterima akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Misalnya, membeli susu untuk M. Ragil Saputra dan uang saku sekolah Saida Romania. Karena sebelum mendapat perhatian dermawan, kebutuhan keluarganya hanya mengandalkan uluran tetangga. Bahkan jika sudah tidak punya uang, Saida Romania kerap meminta uang saku sekolah kepada Novi Setyawati.

Ketua DPC PDIP Bangkalan Fatkurrahman mengapresiasi kepedulian M. H. Said Abdullah yang memberikan bantuan kepada Ipin dan keluarga. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban hidup Ipin dan keluarga di tengah impitan ekonomi.

”Semoga bermanfaat dan bisa digunakan untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak Ibu Mesda,” kata pria yang biasa disapa Ji Kur itu.

Ji Kur menyampaikan, apa yang dilakukan ketua Banggar DPR RI itu merupakan implementasi dari pesan-pesan yang sering disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri. Yaitu, turun ke lapangan dan membantu masyarakat yang membutuhkan. ”Semoga ke depan semakin banyak yang dibantu oleh Pak Said,” harapnya. (*/luq)

Keterbatasan menuntut seseorang serbabisa. Moh. Syarifin Rohman menjadi tulang punggung keluarga saat ayahnya berurusan dengan hukum, ibunya mengalami gangguan jiwa, dan adik-adiknya masih kecil.

JUPRI, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura

BAMBU penyangga terpal untuk tahlilan belum dibongkar. Bambu itu berdiri tegak di tengah halaman rumah yang menghadap selatan. Di sisi barat terdapat langgar kayu dan bambu. Di bangunan itulah Mawardiy dan Novi Stiyawati bersantai ketika rombongan Jawa Pos Radar Madura (JPRM) tiba kemarin (7/3).


Di langgar yang sempat diduduki Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini Minggu (5/3) itu juga ada Mesda, ibunda Moh. Syarifin Rohman alias Ipin. Juga M. Sorob Salsabil, Saida Romania, dan M. Ragil Saputra. Perjuangan hidup Ipin dalam mengasuh tiga adik-adiknya dan merawat ibundanya tersebar luas di media sosial (medsos). Itu setelah diunggah oleh guru SDN Longkek 1 Kulsum.

Saat masih tinggal di Desa Longkek, Kecamatan Galis, Kulsum sering memantau keluarga Mesda dan Moh. Syaiful Rohman. Setelah pindah ke Desa Rosep, Kecamatan Blega, dia tidak tahu perkembangan keluarga pasangan Mesda dan Syaiful.

Setelah lama pindah, Sabtu (25/2) Kulsum mendapat informasi bahwa Putra Pamungkas, anak bungsu Mesda, dan Syaiful meninggal dunia karena sakit. Keesokan harinya, Minggu (26/2), perempuan berhijab itu mendatangi kediaman Mesda. Dia tiba setelah mengetahui kondisi keluarga Ipin, remaja yang dulu menjadi siswanya di tempatnya mengajar. ”Akhirnya, saya viralkan melalui TikTok,” tuturnya.

Dalam unggahan itu, Kulsum menandai Mensos, presiden, hingga artis Baim Wong. Upaya itu dilakukan dengan harapan keluarga Ipin mendapat perhatian. Harapan terwujud menjadi kenyataan. Unggahan itu direspons akun media sosial Mensos Tri Rismaharini. ”Ajudan Mensos menghubungi saya dan mengonfirmasi mau datang,” ujarnya.

- Advertisement -

Tim Madura Peduli yang datang ke Desa Longkek dipimpin Direktur JPRM Abdul Aziz. Tujuan kedatangannya untuk bersilaturahmi ke keluarga besar Ipin. Sekaligus menyerahkan amanah dari Anggota DPR RI M. H. Said Abdullah sebesar Rp 30 juta yang diserahkan secara tunai.

Baca Juga :  Pesan Damai Tiga Rumah Ibadah Beda Agama di Satu Desa

Pihaknya berharap, bantuan itu bermanfaat dan memberikan semangat kepada keluarga besar Ipin dalam menjalani dinamika kehidupan. Harapannya, Ipin dan ketiga adiknya bisa melanjutkan pendidikan untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah.

”Bantuan ini adalah bentuk empati dari Buya Said Abdullah selaku anggota DPR RI kepada masyarakat dan warga Madura yang diwakili JPRM,” ujarnya.

Novi Stiyawati menceritakan, Mesda mulai mengalami gangguan mental sejak 10 tahun lalu. Dia sempat sembuh setelah dibawa ke pengobatan alternatif di Kecamatan Tanah Merah empat tahun lalu. Kala itu, dia mulai kembali menjalankan aktivitasnya sebagai seorang ibu. ”Masak sendiri dan merawat anak-anaknya seperti seorang ibu pada umumnya,” ujarnya.

Namun, gangguan mentalnya kembali memburuk dua tahun terakhir. Puncaknya setelah suaminya berurusan dengan aparat penegak hukum (APH) enam bulan lalu. Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) menyeretnya ke balik jeruji besi.

Sejak saat itu, posisinya sebagai seorang ibu sepenuhnya dilakukan oleh Ipin selaku anak pertama. Dengan segela keterbatasan, remaja kelahiran 2006 tersebut memerankan diri sebagai orang tua bagi keempat adiknya sebelum si bungsu, Putra Pamungkas, tutup usia. ”Ipin menjadi ibu, bapak, sekaligus guru bagi ketiga adiknya,” ujarnya.

Setiap hari Ipin memasak serta mencuci pakaian ibu dan ketiga adiknya. Sementara kebutuhan rumah tangganya disiapkan Novi Stiyawati dan suaminya, Mawardiy. Selain itu, Ipin mengajari M. Sarob Salsabil dan Saida Romania membaca dan mengaji di rumah.

”Ipin semua yang merawat ibu dan ketiga adiknya. Untuk makanan tidak pilih-pilih, apa yang ada dimasak,” imbuhnya.

Ipin sangat sayang kepada ketiga adik dan kedua orang tuanya. Karena itu, dia rela multiperan untuk dalam hal rumah tangga. Dialah yang menyediakan makanan hingga memberikan pendidikan secara mandiri kepada adiknya. ”Saya ajari membaca, menulis dan doa-doa pendek, seperti doa makan,” ujarnya.

Baca Juga :  Moch. Taufan Zairinsjah, Wajah Baru Sekkab Bangkalan

Alumnus SDN Longkek 1 itu menyatakan, banyak pihak yang berempati. Setelah didatangi Mensos Risma, ibunya dibawa ke Surabaya untuk berobat. Dia sangat berharap perempuan yang melahirkannya itu segera sembuh kembali. ”Sekarang sudah mendingan kondisinya setelah dibawa berobat (ke Surabaya),” kata remaja 16 tahun itu.

Ipin mengucapkan terima kasih atas bantuan M. H. Said Abdullah melalui JPRM. Dia mengaku masih kepikiran uang Rp 30 juta yang diterima akan digunakan untuk apa. Sebab, baginya, uang itu terlalu banyak. ”Tidak pernah memegang uang segitu,” sambungnya.

Namun, berbagai bantuan yang diterima akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Misalnya, membeli susu untuk M. Ragil Saputra dan uang saku sekolah Saida Romania. Karena sebelum mendapat perhatian dermawan, kebutuhan keluarganya hanya mengandalkan uluran tetangga. Bahkan jika sudah tidak punya uang, Saida Romania kerap meminta uang saku sekolah kepada Novi Setyawati.

Ketua DPC PDIP Bangkalan Fatkurrahman mengapresiasi kepedulian M. H. Said Abdullah yang memberikan bantuan kepada Ipin dan keluarga. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban hidup Ipin dan keluarga di tengah impitan ekonomi.

”Semoga bermanfaat dan bisa digunakan untuk keberlangsungan pendidikan anak-anak Ibu Mesda,” kata pria yang biasa disapa Ji Kur itu.

Ji Kur menyampaikan, apa yang dilakukan ketua Banggar DPR RI itu merupakan implementasi dari pesan-pesan yang sering disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri. Yaitu, turun ke lapangan dan membantu masyarakat yang membutuhkan. ”Semoga ke depan semakin banyak yang dibantu oleh Pak Said,” harapnya. (*/luq)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/