SUMENEP – Setiap orang punya pemikiran dan cara sendiri untuk memaknai pendidikan. Dari tangan dingin Salehoddin banyak lahir siswa dan guru berprestasi dari sekolah yang dia pimpin.
Suasana pagi itu ramai di SMAN 1 Batuan. Para guru dan siswa terlihat sibuk lalu-lalang. Ada yang merapikan kursi di lapangan. Ada yang menata hiasan panggung. Ada juga yang sejak pagi mengecek mikrofon.
Hari itu SMAN 1 Batuan mengadakan pelepasan siswa-siswi kelas XII yang lulus ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Sabtu (5/5) Jawa Pos Radar Madura (JPRM) datang ke sekolah di Jalan Raya Lenteng, Batuan, Sumenep. Hari itu bertemu salah satu orang yang masuk dalam 10 besar tokoh pendidikan versi pembaca JPRM dalam ajang Madura Award (MA) 2017.
Dia adalah Kepala SMAN 1 Batuan Salehoddin. Hari itu, dia sedang sibuk mengarahkan penata kursi di bawah tenda di lapangan sekolah. Pria yang mengenakan setelan jas hitam itu kemudian mengulurkan tangan dan menyapa. ”Mari duduk dulu,” ucap pria kelahiran Sumenep 52 tahun silam itu.
Sebagai salah satu dari 10 tokoh pendidikan di Madura, Saleh mendedikasikan diri dalam dunia pendidikan. Dari tangan dinginnya lahir banyak guru dan siswa berprestasi. Salah satu siswinya pernah menjadi juara 1 lomba fashion batik se-Madura. Ada juga yang pernah mendapat juara 1 FL2SN.
Lalu, guru di SMAN 1 Batuan juga pernah menjadi guru teladan sekabupaten pada 2017. SMAN 1 Batuan juga berhasil menyabet juara 1 sekolah adiwiyata tingkat SMA/SMK sekabupaten pada 2017.
Bagi Saleh, pendidikan adalah aspek utama manusia dalam menjalani kehidupan. Di sana terkandung nilai-nilai yang harus dipatuhi seseorang dalam bermasyarakat. Ada juga disiplin-disiplin ilmu yang bisa diterapkan dalam segala aspek kehidupan.
”Bagi saya, sukses sebagai pendidik bukan dilihat dari berapa banyak prestasi yang saya raih. Tapi, berapa banyak siswa atau orang yang saya didik menjadi orang yang sukses dan bisa mencapai impiannya,” ungkapnya.
Menurut dia, apresiasi tertinggi untuk seorang pengajar bukan seberapa tinggi gaji yang didapat. Tapi, seberapa besar kemampuan untuk menularkan ilmu kepada peserta didik.
Saleh memberikan tips untuk menjadi seorang pendidik yang baik. Dalam dunia pendidikan, kata dia, peraturan atau standar yang diterapkan pemerintah adalah sebuah tujuan. Untuk mencapai tujuan itu, seorang pengajar boleh berinovasi.
Sebenarnya tidak banyak hal yang dilakukan oleh Saleh. Dalam kesehariannya, dia berusaha bekerja total untuk mencapai visi.
”Salah bagi saya tidak masalah, karena saya manusia. Tapi saya selalu berusaha belajar dari kesalahan. Lalu berdoa, minta arahan dari Yang Maha Esa, karena kita ini hanya hamba. Ilmu kita ini hanya secuil debu yang dititipkan dari sang pemberi rahmat,” katanya.
Terlepas dari itu, dia bersyukur masuk dalam sepuluh besar tokoh pendidikan dalam Madura Awards 2017. Menurut dia, penghargaan tersebut merupakan bonus dari kerja kerasnya selama ini. ”Saya sendiri tidak menyangka bisa masuk dalam sepuluh besar tokoh pendidikan di Madura versi pembaca JPRM. Penghargaan ini adalah bonus yang harus saya jadikan cambuk untuk terus memperbaiki diri,” katanya.
Masih banyak pertanyaan yang ingin koran ini sampaikan kepada Saleh. Sayangnya, tidak banyak waktu yang dia miliki. Obrolan menarik di pagi itu harus terhenti karena dia harus memimpin kegiatan pelepasan siswa kelas XII yang sudah lulus.