PMI Pamekasan harus berusaha memenuhi kebutuhan darah di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan mendorong keluarga pasien agar bersedia mencarikan donor penganti.
ONGKY ARISTA UA., Pamekasan, RadarMadura.id
IMBAS Pandemi Covid-19 sangat dirasakan Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Pamekasan. Pendonor kian sedikit. Sementara kebutuhan darah masih tinggi.
Akibatnya, stok darah di UTD PMI Pamekasan tersisa 168 kantong. Persediaan itu diperkirakan cukup untuk lima hari ke depan.
Penurunan ketersediaan darah turun hingga 75 persen. Padahal, sebelum pandemi Covid-19, setiap bulan PMI Pamekasan berhasil menyedikan darah 1.000–1.200 kantong dari pendonor sukarela.
Kepala UDD PMI Pamekasan dr. Achmad Syafirullah menyampaikan bahwa PMI hanya bisa memperoleh 25 persen kantong darah. ”Kita hanya bisa mendapatkan sekitar 300 kantong darah sukarela. Selebihnya adalah donor pengganti,” katanya kemarin (6/4).
Pada Maret lalu, PMI bisa menyediakan 800 kantong. Dengan sebaran, 340 kantong dari sukarela dan selebihnya dari donor darah pengganti. Pasien yang membutuhkan darah bisa ke PMI dan diimbau untuk diganti oleh keluarga pasien.
Metode penggantian darah oleh keluarga pasien merupakan metode untuk tetap mempertahankan atau menstabilkan stok darah di UTD PMI Pamekasan selama pandemi Covid-19. Dengan demikian, pasien berikutnya yang butuh tidak kesulitan.
”Saya sangat senang dan mengapresiasi banyak keluarga pasien yang bersedia menacarikan donor darah pengganti,” ungkap Syafirullah.
”Bahkan ada yang butuh satu kantong dan keluarga pasien memberikan penggantiannya tiga sampai empat pendonor,” sambungnya.
Pada hari-hari biasa sebelum pandemi, memang ada sejumlah kelompok donor yang menjadi pos donor darah di sejumlah desa di Pamekasan. Namun, saat pandemi covid-19, pihaknya tidak bisa memaksa titik donor yang rutin untuk melakukan pendonoran.
”Kita tetap mengimbau semangat gotong royong masyarakat Pamekasan, terutama pasien, agar terus memberikan kesadaran penuh untuk memberikan donor darah pengganti,” paparnya.
Selain mengandalkan donor pengganti dari pasien yang butuh darah, PMI Pamekasan berkoordinasi dengan jejaring PMI di Jawa Timur. Dengan tujuan bisa kirim-mengirim antara satu PMI dengan PMI yang lain atau proses saling mengisi.
Kemudian, PMI Pamekasan juga melakukan upaya jemput bola. Salah satunya dengan tetap melihat celah-celah dan kesempatan adanya pendonor sukarela dengan prosedur tetap menjaga situasi jarak dan menghindari keramaian massa.
Sementara, terkait kebutuhan darah di Pamekasan tidak terjadi perubahan yang cukup signifikan antara sebelum dan saat terjadi pandemi korona. ”Grafik kebutuhan darah pasien stabil. Perubahannya tidak signifikan,” terangnya.
Di Pamekasan, lanjut Syafirullah, stok darah bisa dianggap aman apabila menyiapkan 1.300 kantong darah dalam sebulan. ”Kebutuhan darah di Pamekasan memang di atas seribu setiap bulan,” sebutnya.
Syafirullah mengimbau agar keluarga pasien yang membutuhkan darah untuk tidak panik dan tidak cemas. Sebab, suplai darah terus dilakukan dengan tiga metode yang telah dipaparkan di atas.
”PMI Pamekasan sampai saat ini bisa memberikan pelayanan dengan cara tetap bergotong royong melakukan metode mengganti untuk pasien berikutnya. Kalau tidak, stok darah yang ada akan hanya cukup 4–5 hari,” tandasnya. (ky)