SUMENEP – Aktivitas melaut warga Pulau Mamburit sementara beralih bersih-bersih. Sapuan puting beliung memaksa mereka ”bekerja” di rumah. Sambil lalu berpikir untuk membangun kembali bangunan yang rusak.
Faisol setiap hari mengais rezeki dengan menangkap ikan. Pria itu memenuhi kebutuhan keluarga dengan melaut. Namun, peristiwa Selasa (3/4) itu memaksanya istirahat dari aktivitas di atas sampan bersama alat tangkap.
Pagi itu sekitar pukul 06.30 warga Dusun/Pulau Mamburit, Desa Kalisangka, Kecamatan Arjasa, Sumenep, kalang kabut. Mereka berusaha menyelamatkan diri ketika angin puting beliung menerjang. Sebanyak 12 rumah warga dan satu gudang ikan rusak berat, 20 rumah rusak ringan, dan tiga orang luka-luka.
Kerusakan tempat tinggal itu membuat penghuninya mengungsi ke rumah kerabat. Hingga kemarin mereka masih sibuk membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan. Kesibukan itu yang membuat kaum pria belum bisa beranjak ke laut. Termasuk Faisol.
”Masih belum kepikiran untuk melaut. Masih bersih-bersih rumah. Sekarang dibantu Pak Kalebun (kepala desa),” ungkap Faisol dalam sambungan telepon dengan Jawa Pos Radar Madura (JPRM) Rabu (4/4).
Mereka yang kehilangan tempat tinggal mengungsi ke rumah saudara atau tetangga. Belum ada banyak bantuan untuk mereka. Sementara para korban hanya menerima bantuan mi instan dari pemerintah Kecamatan Arjasa.
Sebagian besar korban berprofesi sebagai nelayan. Kehidupan mereka juga tidak mewah, bahkan cenderung pas-pasan. Kini, warga yang rumahnya rusak harus memulai lagi dengan membangun tempat tinggal.
”Warga masih bersih-bersih di rumahnya yang rusak. Bantuan masih sebatas mi instan karena mendadak. Kami juga sudah membangun posko bantuan untuk para korban,” ungkap Kades Kalisangka Moh. Fadlan melalui sambungan telepon.
Menurut Fadlan, warga sudah mulai bisa menerima kondisi rumah mereka yang rusak. Sebagian warga masih bingung untuk bisa membangun rumah. ”Keluhan banyak dari warga ada, tapi sudah tidak sebanyak awal kejadian. Sekarang warga fokus bagaimana ke depan. Alhamdulillah tidak ada korban meninggal,” jelasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep juga belum bisa banyak membantu. Petugas BPBD sudah berada di lokasi setelah kejadian. Namun, sekarang belum ada bantuan masuk untuk para korban.
”Kami sudah menyiapkan 33 paket sembako untuk korban. Tapi masih menunggu untuk diantarkan ke pulau karena jauh,” kata Kepala BPBD Sumenep Abd. Rahman Riadi.
Bantuan perbaikan rumah juga belum bisa disalurkan. Pihaknya menunggu data lengkap korban. ”Rencananya, korban yang rumahnya rusak berat dapat bantuan Rp 2,5 juta, rusak sedang Rp 1,5 juta, dan rusak ringan Rp 700 ribu,” terangnya.
Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget Usman Khalid mengimbau masyarakat tetap waspada. Bencana puting beliung masih berpotensi terjadi. ”April ini adalah masa transisi. Masih mungkin terjadi angin puting beliung, yang ditandai dengan munculnya awan cumulonimbus,” jelasnya.