21.6 C
Madura
Friday, June 9, 2023

Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan Pantai

Rokat tase’ masih dilestarikan. Terutama bagi masyarakat pesisir. Budaya ini digelar sebagai simbol rasa syukur nelayan. Rokat tase’ di Desa /Kecamatan Banyuates kali ini lebih berkesan karena dihadiri bupati.

RUSYDI ZAIN, Sampang, RadarMadura.id

WARGA pesisir Kecamatan Banyuates, terutama yang bekerja sebagai nelayan, berkumpul di tepi pantai sejak matahari terbit kemarin (3/9). Tujuannya, melihat dan mengikuti serangkaian acara rokat tase’. Mereka juga menyambut kedatangan rombongan Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Wabup Abdullah Hidayat.

Tepat pukul 10.00 rombongan bupati tiba di lokasi. Serentak, warga yang menunggu sambil duduk langsung berdiri dan satu per satu bersalaman.

Rokat tase’ tahun ini sangat berkesan bagi warga pesisir Kecamatan Banyuates. Sebab, acara itu baru kali ini dihadiri bupati dan wakilnya serta Ketua TP PKK Sampang Mimin Haryati serta Wakil Ketua TP PKK Vanny Dariany secara lengkap.

Usai sambutan, bupati bersama rombongan bergegas menuju tepi laut untuk melarungkan perahu berisi sesajen. Bupati yang berpakaian Sakera didampingi istrinya yang berpakaian Marlena berjalan ke laut hingga separo badannya basah.

Baca Juga :  Syaikhona Kholil Didik Santri Ilmu Agama dan Cinta Tanah Air (2)

Usai melarungkan perahu sesajen sebagai ritual dalam acara rokat tase’, Bupati Slamet Junaidi berpesan kepada seluruh warga pesisir agar masyarakat melestarikan budaya tersebut.

Selain itu, bupati meminta supaya kebersihan dan keindahan pantai dijaga, termasuk keutuhan pasirnya. ”Rokat tase’ ini merupakan budaya warga pesisir yang harus dilestarikan. Kami bangga dan mendukung kegiatan ini,” katanya.

Menurut dia, rokat tase’ bukan hanya sebagai ritual, melainkan sebagai wadah untuk mengajak warga sadar lingkungan. Dengan demikian, keberadaan pantai di pesisir utara Sampang terjaga dengan baik. ”Para nelayan harus bisa menjaga laut dan pantai sebagai tempat mata pencaharian utama,” ucapnya.

Bupati berjanji akan memerintahkan dinas lingkungan hidup (DLH) untuk memfasilitasi kebutuhan warga pesisir. Terutama, yang berkaitan dengan penanganan sampah. ”Antusiasme warga sangat luar biasa. Ke depan harus lebih meriah dan rokat tase’ ini terkonsep supaya punya daya tarik wisata,” ucapnya.

Baca Juga :  Kesadaran Nelayan Urus Asuransi Minim

Kepala Desa Banyuates Nurul Hasanah mengucapkan terima kasih kepada bupati dan seluruh rombongannya. Menurut dia, rokat tase’ di desanya dilaksanakan tiap tahun. ”Acara ini sebagai bentuk syukur para nelayan di desa kami atas tangkapan yang melimpah saat bekerja di laut,” ujarnya.

Acara tersebut juga dilaksanakan dalam rangka berdoa bersama supaya rezeki yang dicari di laut semakin melimpah. ”Ritual seperti memotong kambing yang kepalanya dilarung pakai perahu ke laut masih ada,” paparnya.

Rangkaian rokat tase’ juga diisi istighotsah dan doa bersama. ”Memang tidak mudah mengubah budaya yang sudah jadi warisan, secara bertahap, dan perlahan,” paparnya.

Kebersihan pantai dan laut sudah berjalan dua bulan. Pihak desa membangun tempat sampah. Menurut dia, sampah rumah tangga saat ini mulai terakomodasi.

”Alhamdulillah, tempat sampah kecil di tepi pantai sudah tersedia. Jadi, warga mulai membiasakan buang sampah pada tempatnya,” pungkasnya.

Rokat tase’ masih dilestarikan. Terutama bagi masyarakat pesisir. Budaya ini digelar sebagai simbol rasa syukur nelayan. Rokat tase’ di Desa /Kecamatan Banyuates kali ini lebih berkesan karena dihadiri bupati.

RUSYDI ZAIN, Sampang, RadarMadura.id

WARGA pesisir Kecamatan Banyuates, terutama yang bekerja sebagai nelayan, berkumpul di tepi pantai sejak matahari terbit kemarin (3/9). Tujuannya, melihat dan mengikuti serangkaian acara rokat tase’. Mereka juga menyambut kedatangan rombongan Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Wabup Abdullah Hidayat.


Tepat pukul 10.00 rombongan bupati tiba di lokasi. Serentak, warga yang menunggu sambil duduk langsung berdiri dan satu per satu bersalaman.

Rokat tase’ tahun ini sangat berkesan bagi warga pesisir Kecamatan Banyuates. Sebab, acara itu baru kali ini dihadiri bupati dan wakilnya serta Ketua TP PKK Sampang Mimin Haryati serta Wakil Ketua TP PKK Vanny Dariany secara lengkap.

Usai sambutan, bupati bersama rombongan bergegas menuju tepi laut untuk melarungkan perahu berisi sesajen. Bupati yang berpakaian Sakera didampingi istrinya yang berpakaian Marlena berjalan ke laut hingga separo badannya basah.

Baca Juga :  Ribuan Nelayan Tolak PP 85/2021

Usai melarungkan perahu sesajen sebagai ritual dalam acara rokat tase’, Bupati Slamet Junaidi berpesan kepada seluruh warga pesisir agar masyarakat melestarikan budaya tersebut.

- Advertisement -

Selain itu, bupati meminta supaya kebersihan dan keindahan pantai dijaga, termasuk keutuhan pasirnya. ”Rokat tase’ ini merupakan budaya warga pesisir yang harus dilestarikan. Kami bangga dan mendukung kegiatan ini,” katanya.

Menurut dia, rokat tase’ bukan hanya sebagai ritual, melainkan sebagai wadah untuk mengajak warga sadar lingkungan. Dengan demikian, keberadaan pantai di pesisir utara Sampang terjaga dengan baik. ”Para nelayan harus bisa menjaga laut dan pantai sebagai tempat mata pencaharian utama,” ucapnya.

Bupati berjanji akan memerintahkan dinas lingkungan hidup (DLH) untuk memfasilitasi kebutuhan warga pesisir. Terutama, yang berkaitan dengan penanganan sampah. ”Antusiasme warga sangat luar biasa. Ke depan harus lebih meriah dan rokat tase’ ini terkonsep supaya punya daya tarik wisata,” ucapnya.

Baca Juga :  Kesadaran Nelayan Urus Asuransi Minim

Kepala Desa Banyuates Nurul Hasanah mengucapkan terima kasih kepada bupati dan seluruh rombongannya. Menurut dia, rokat tase’ di desanya dilaksanakan tiap tahun. ”Acara ini sebagai bentuk syukur para nelayan di desa kami atas tangkapan yang melimpah saat bekerja di laut,” ujarnya.

Acara tersebut juga dilaksanakan dalam rangka berdoa bersama supaya rezeki yang dicari di laut semakin melimpah. ”Ritual seperti memotong kambing yang kepalanya dilarung pakai perahu ke laut masih ada,” paparnya.

Rangkaian rokat tase’ juga diisi istighotsah dan doa bersama. ”Memang tidak mudah mengubah budaya yang sudah jadi warisan, secara bertahap, dan perlahan,” paparnya.

Kebersihan pantai dan laut sudah berjalan dua bulan. Pihak desa membangun tempat sampah. Menurut dia, sampah rumah tangga saat ini mulai terakomodasi.

”Alhamdulillah, tempat sampah kecil di tepi pantai sudah tersedia. Jadi, warga mulai membiasakan buang sampah pada tempatnya,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/