Pendaftaran bacabup-bacawabup di depan mata. Pilkada Sumenep 2020–2024 hampir pasti diikuti dua pasangan. Namun, Relawan dan Loyalis Ra Mamak tak patah semangat.
JUNAIDI PONDIYANTO, Sumenep, Jawa Pos Radar Madura
POLITIK itu dinamis. Dalam dunia politik serbamungkin. Peluang itu juga membuat Relawan dan Loyalis Ra Mamak optimistis.
Mereka tetap merapatkan barisan. Melakukan gerakan politik, mendukung KH. Moh. Shalahuddin A. Warits (Ra Mamak) maju sebagai calon bupati Sumenep. Sekalipun waktu pendaftaran ke KPU tinggal hitungan hari.
Ketua Relawan dan Loyalis Ra Mamak Sumenep Fathol Bari menyampaikan, optimisme dukungan itu bukan tidak berdasar. Tetapi, mengacu pada dukungan masyarakat bawah yang kian hari kian banyak.
Bahkan, dukungan itu diyakini mampu mengalahkan elektabilitas kandidat yang sudah didukung partai politik. Hal tersebut diayakini memengaruhi kenyataan politik menjelang penutupan pendaftaran pencalonan ke KPU.
Dukungan masyarakat tentu mampu memengaruhi partai-partai untuk mengubah rekomendasi dukungan. Semakin lama, jumlah pendukung dan relawan semakin bertambah.
Relawan dan Loyalis masih aktif berkumpul. Pihaknya mengklaim ini adalah gerakan politik edukatif. Sebagai perlawanan terhadap politik oligarki. Sebab, dukungan ini benar-benar berasal dari masyarakat. Bahkan, masyarakat gotong royong dalam pembiayaan. Teruntuk kegiatan sosialisasi Ra Mamak.
”Ini tindakan luar biasa sebagai pendidikan politik yang memberdayakan kehendak masyarakat di tingkat bawah,” jelas pria asal Kecamatan Gapura itu.
Fathol mengungkapkan, keluarga masyayikh Annuqayah Guluk-Guluk yang sejak awal mendukung juga tidak mengubah sikap. Hal itu menjadi dukungan moral terhadap relawan untuk melakukan gerakan politik. ”Penting untuk partai mempertimbangkan kembali rekomendasi dukungan,” jelasnya.
Kendati demikian, pihaknya menyadari bahwa Ra Mamak tidak mungkin maju melalui jalur independen. Dengan demikian, diharapkan ada poros baru untuk mendukung Ra Mamak. Para relawan dan loyalis masih sangat yakin dengan peluang itu.
”Pasti ada kenyataan politik berbeda pada akhir-akhir penutupan pendaftran nanti,” ujar Fathol.
Keyakinan itu juga mengacu pada dinamika politik saat pemilihan gubernur dan pemilihan presiden. Bahwa dinamika politik selalu ada titik akhir. Kesimpulan politik tersebut tidak bisa diambil sebelum kesempatan dan peluang berakhir.
”Sehingga kami tetap menunggu sampai pada batas akhir pendaftaran calon sampai 6 September mendatang,” ungkapnya.
Dua pasangan yang digadang-gadang sebagai bacabup-bacawabup yakni Achmad Fauzi-Dewi Khalifah dan Fattah Jasin-Ali Fikri. Achmad Fauzi-Dewi Khalifah diusung PDIP, PAN, Gerindra, PKS, dan PBB. Sedangkan Fattah Jasin-Ali Fikri diusung PKB, Golkar, Nasdem, PPP, Demokrat, dan Hanura.