Permainan tradisional lato-lato kembali digemari anak-anak. Kemarin (1/1), puluhan anak dan jurnalis di Kabupaten Sumenep mengikuti lomba lato-lato agar permainan tradisional ini terus berkembang.
ANIS BILLAH, Sumenep, Jawa Pos Radar Madura
SUASANA di halaman Perumahan Graha Sinar Mentari Desa Gedungan, Kecamatan Batuan, Sumenep, tidak seperti hari-hari biasanya. Sejumlah anak-anak usia sekolah dasar dan wartawan di Kota Keris memadati halaman perumahan kemarin (1/1). Tenda dan kursi berbaris memanjang.
Anak-anak yang ada di lokasi terlihat menenteng permainan lato-lato dengan corak warna yang berbeda-beda. Kalangan wartawan juga tak mau kalah. Sesekali mereka melempar senyum dan gelak tawa saat bertemu rekan-rekannya.
Anak-anak dan wartawan tersebut hendak mengikuti lomba tradisional lato-lato yang digelar lintas organisasi jurnalis di lingkungan Kabupaten Sumenep. Yakni, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS), dan Ikatan Wartawan Online (IWO). Selain itu, Asosiasi Media Online Sumenep (Amos), Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI), dan Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI).
Ketua Panitia Didik Setia Budi menyampaikan, pihaknya sengaja memilih lomba lato-lato. Alasannya, permainan tradisional ini masih relevan untuk dimainkan oleh generasi sekarang. Buktinya, saat ini banyak anak-anak yang menyukai permainan lato-lato.
”Artinya, permainan lato-lato ini mampu bertahan dari generasi ke generasi. Anak-anak banyak yang menyukai lato-lato,” ujarnya.
Didik menyebutkan, peserta yang mengikuti lomba tradisional lato-lato cukup antusias. Baik dari kalangan anak-anak maupun kuli tinta. Mereka tampak senang dan menikmati perlombaan yang sedang booming ini.
Menurutnya, permainan tradisional lato-lato memiliki manfaat bagi anak-anak sekarang. Salah satunya mengurangi kecenderungan anak terhadap gadget. Tidak sedikit anak-anak yang terpengaruh pada penggunaan gadget yang berlebihan.
”Semua menyuarakan hal yang sama atas lato-lato ini, untuk mengurangi kecenderungan anak terhadap gadget. Selain itu, melatih fokus anak,” terang Didik.
Hal serupa juga disampaikan anggota DPRD FPKB Sumenep Herman Dali Kusuma. Permainan lato-lato digemari anak-anak sejak dirinya masih kecil. Bukan hanya anak-anak, permainan ini juga disukai kalangan remaja hingga orang dewasa.
Politikus PKB itu mengungkapkan, permainan lato-lato menjadi mainan anak-anak tempo dulu sebelum adanya gadget. Bahkan, menjadi hiburan tersendiri karena butuh latihan untuk bisa piawai memainkan Lato-Lato.
”Mungkin yang dulu suka main lato-lato sekarang sudah punya cucu. Ini mainan sederhana, tapi banyak yang suka,” paparnya.
Budayawan Madura Ibnu Hajar menilai, permainan lato-lato perlu dikembangkan. Kalau perlu pemerintah harus mengambil peran dalam pelestarian permainan tradisional tersebut. Di antaranya dengan menggelar event khusus sebagai media pelestarian permainan tradisional.
Ibnu mengutarakan, saat ini momen yang tepat untuk mengampanyekan permainan tradisional, termasuk lato-lato. Sebab, banyak kalangan yang sedang menyukai permainan lato-lato bahkan kalangan pejabat.
”Kampanye permainan tradisional penting, pemerintah harus ambil peran,” tukasnya. (*/han)