23 C
Madura
Saturday, June 10, 2023

Dua Pekan Menahan Rindu Ortu, Latihan seperti Militer

Rara Arimbi Gita Atmojo, Masuk Pasukan 17 Paskibraka Jatim

Rara Arimbi menjadi perwakilan Kabupaten Pamekasan yang berada di barisan pasukan Paskibraka Provinsi Jawa Timur (Jatim). Pengalaman pertama ini bakal menjadi kenangan yang sulit dilupakan.

ANIS BILLAH, Pamekasan, Jawa Pos Radar Madura

NAMA lengkapnya Rara Arimbi Gita Atmodjo. Dia tiba di Pamekasan kemarin (21/8) setelah mengikuti serangkaian kegiatan selama menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Porvinsi Jatim. Remaja kelahiran Kabupaten Bangkalan itu dijemput orang tuanya A. Katri Atmodjo dan Nur Fitriah Hidayah.

Arimbi sudah lama menahan rindu untuk bertemu dengan keluarga. Sebab, selama menjadi calon anggota Paskibraka, dia dilarang menemui siapa pun, termasuk orang tuanya. Hal itu berlangsung selama dua pekan sebelum pengibaran Sang Saka Merah Putih di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Perempuan kelahiran 5 Juli 2005 itu berhasil lolos menjadi anggota Paskibraka Provinsi Jatim setelah mengikuti seleksi di tingkat Kabupaten Pamekasan. Ada enam orang yang dikirim ke Surabaya untuk mengikuti seleksi calon Paskibraka Provinsi Jatim. Yakni, tiga laki-laki dan tiga perempuan.

”Tapi yang terpilih dua, saya dan Rajendra Ammar Bakhtiar. Seleksinya sangat ketat,” ujarnya.

Ada tiga pasukan yang bertugas saat pengibaran bendera Merah Putih pada HUT Ke-77 RI di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (17/8). Pasukan 17 bertugas mengawal pasukan 8 dari depan. Pasukan 8 bertugas membawa bendera pusaka dan petugas pengibar. Terakhir, pasukan 45 mengawal pasukan 8 dari belakang.

Arimbi dan Ammar bertugas di pasukan yang berbeda. Arimbi berada di pasukan 17, sementara Ammar berdiri di pasukan 45. Keduanya berasal dari almamater yang sama, yakni SMAN 1 Pamekasan.

Motivasi Arimbi yang mendorongnya ikut seleksi Paskibraka Jatim sangat sederhana. Dia hanya ingin mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru. Selain itu, dia ingin punya banyak teman yang berasal dari berbagai daerah. ”Banyak teman itu ternyata menyenangkan,” tuturnya.

Baca Juga :  Keluarga Belum Musyawarah untuk Pengajuan Gelar

Banyak pengalaman berkesan yang didapat selama siswi yang duduk di kelas XI IPA-A itu mengikuti latihan Paskibraka. Proses seleksi calon Paskibraka Jawa Timur berlangsung keras dan ketat. Karena itu, dia harus siap secara fisik dan mental.

Dua pekan Arimbi mengikuti proses karantina dengan aturan ketat semimiliter. Kegiatan latihan diawasi langsung pelatih dari Kodam V Brawijaya dan PPI Jawa Timur. Dia pernah dibentak pelatih karena dinilai melakukan kesalahan saat latihan.

”Kalau salah, harus siap dibentak. Biasanya itu terjadi waktu tes fisik dan mental,” ungkapnya.

Kesalahan yang masih diingat Arimbi pada saat gerakan berbaris tidak serentak dan tangan kurang melambai atau terlalu kaku. Akhirnya, pasukan dihukum semua, termasuk dirinya. Kadang dia juga disuruh push-up, jalan jongkok sambil dimarahi sama pelatih.

Meskipun demikian, sanksi itu dijadikan sebagai motivasi untuk memperbaiki diri. Apalagi, Arimbi satu-satunya perempuan perwakilan Kabupaten Pamekasan. Kehadirannya dalam barisan pasukan 17 untuk mengharumkan nama baik Kota Gerbang Salam.

”Saya harus bertanggung jawab. Saya akan malu jika saya gagal karena hanya dibentak saat latihan. Saya anggap itu sebagai ujian untuk mencapai kesuksesan,” paparnya.

Tidak hanya itu, remaja yang tinggal di Dusun Sembung, Desa Teja Timur, itu harus menahan rindu kepada kedua orang tuanya. Selama masa karantina dia tidak diperbolehkan bertemu dengan siapa pun. Termasuk, orang tua serta instansi perwakilan Kabupaten Pamekasan.

Baca Juga :  Gagalkan Penyelundupan Berbuah Penghargaan

Namun, semua itu telah terobati setelah dia sukses menjalankan tugas saat pengibaran dan penurunan bendera di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Dia berkesempatan bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Arimbi juga mendapat piagam penghargaan atas perannya sebagai Paskibraka tahun ini. ”Saya merasa semua itu suatu kebanggaan yang tak terkira. Apalagi, bisa bertemu langsung dengan Ibu Gubernur,” kenangnya.

Di balik kesuksesan Arimbi bertugas sebagai Paskibraka, ternyata dia punya beberapa hobi. Selain main basket, dia juga pintar melukis. Bahkan, dia berhasil meraih prestasi baik di tingkat regional, provinsi, hingga nasional.

Pada 2019, Arimbi berhasil meraih juara 1 tingkat kabupaten dalam LFS2N kategori Desain Poster Digital. Lomba itu berlanjut hingga tingkat Provinsi Jatim. Dalam kompetisi tingkat regional itu, Arimbi berhasil meraih juara dua.

Tahun berikutnya, dia kembali mengikuti lomba yang sama di level nasional. Kali ini, Arimbi berhasil mencatatkan nama sebagai juara lima mewakili Provinsi Jatim. Tiket diraih setelah menjadi juara 1 tingkat kabupaten dan Provinsi Jatim.

Pada 2021 Arimbi memiliki karya lukisan dan terpilih sebagai peserta pada acara pameran International Ocean Art Festival (IOAF). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asian Federation of Arts, Culture and Sciences.

Katri Atmodjo tidak pernah memaksakan putrinya untuk menguasai bidang tertentu. Dia selalu mendorong semua kegiatan yang bersifat positif. Sebagai orang tua, dia hanya mendukung dan mendoakan serta memotivasi agar pilihan putrinya sukses.

”Sepanjang kegiatannya positif, kami wajib mendukungnya. Kami selalu mendoakan yang terbaik untuk kesuksesan dan kebahagiaan masa depan putri kami,” tandasnya. (*/han)

Rara Arimbi menjadi perwakilan Kabupaten Pamekasan yang berada di barisan pasukan Paskibraka Provinsi Jawa Timur (Jatim). Pengalaman pertama ini bakal menjadi kenangan yang sulit dilupakan.

ANIS BILLAH, Pamekasan, Jawa Pos Radar Madura

NAMA lengkapnya Rara Arimbi Gita Atmodjo. Dia tiba di Pamekasan kemarin (21/8) setelah mengikuti serangkaian kegiatan selama menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Porvinsi Jatim. Remaja kelahiran Kabupaten Bangkalan itu dijemput orang tuanya A. Katri Atmodjo dan Nur Fitriah Hidayah.


Arimbi sudah lama menahan rindu untuk bertemu dengan keluarga. Sebab, selama menjadi calon anggota Paskibraka, dia dilarang menemui siapa pun, termasuk orang tuanya. Hal itu berlangsung selama dua pekan sebelum pengibaran Sang Saka Merah Putih di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Perempuan kelahiran 5 Juli 2005 itu berhasil lolos menjadi anggota Paskibraka Provinsi Jatim setelah mengikuti seleksi di tingkat Kabupaten Pamekasan. Ada enam orang yang dikirim ke Surabaya untuk mengikuti seleksi calon Paskibraka Provinsi Jatim. Yakni, tiga laki-laki dan tiga perempuan.

”Tapi yang terpilih dua, saya dan Rajendra Ammar Bakhtiar. Seleksinya sangat ketat,” ujarnya.

Ada tiga pasukan yang bertugas saat pengibaran bendera Merah Putih pada HUT Ke-77 RI di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (17/8). Pasukan 17 bertugas mengawal pasukan 8 dari depan. Pasukan 8 bertugas membawa bendera pusaka dan petugas pengibar. Terakhir, pasukan 45 mengawal pasukan 8 dari belakang.

- Advertisement -

Arimbi dan Ammar bertugas di pasukan yang berbeda. Arimbi berada di pasukan 17, sementara Ammar berdiri di pasukan 45. Keduanya berasal dari almamater yang sama, yakni SMAN 1 Pamekasan.

Motivasi Arimbi yang mendorongnya ikut seleksi Paskibraka Jatim sangat sederhana. Dia hanya ingin mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru. Selain itu, dia ingin punya banyak teman yang berasal dari berbagai daerah. ”Banyak teman itu ternyata menyenangkan,” tuturnya.

Baca Juga :  Valen Akbar, Finalis NIC Radar Madura TV, Dapat Golden Ticket DA 5 Indosiar

Banyak pengalaman berkesan yang didapat selama siswi yang duduk di kelas XI IPA-A itu mengikuti latihan Paskibraka. Proses seleksi calon Paskibraka Jawa Timur berlangsung keras dan ketat. Karena itu, dia harus siap secara fisik dan mental.

Dua pekan Arimbi mengikuti proses karantina dengan aturan ketat semimiliter. Kegiatan latihan diawasi langsung pelatih dari Kodam V Brawijaya dan PPI Jawa Timur. Dia pernah dibentak pelatih karena dinilai melakukan kesalahan saat latihan.

”Kalau salah, harus siap dibentak. Biasanya itu terjadi waktu tes fisik dan mental,” ungkapnya.

Kesalahan yang masih diingat Arimbi pada saat gerakan berbaris tidak serentak dan tangan kurang melambai atau terlalu kaku. Akhirnya, pasukan dihukum semua, termasuk dirinya. Kadang dia juga disuruh push-up, jalan jongkok sambil dimarahi sama pelatih.

Meskipun demikian, sanksi itu dijadikan sebagai motivasi untuk memperbaiki diri. Apalagi, Arimbi satu-satunya perempuan perwakilan Kabupaten Pamekasan. Kehadirannya dalam barisan pasukan 17 untuk mengharumkan nama baik Kota Gerbang Salam.

”Saya harus bertanggung jawab. Saya akan malu jika saya gagal karena hanya dibentak saat latihan. Saya anggap itu sebagai ujian untuk mencapai kesuksesan,” paparnya.

Tidak hanya itu, remaja yang tinggal di Dusun Sembung, Desa Teja Timur, itu harus menahan rindu kepada kedua orang tuanya. Selama masa karantina dia tidak diperbolehkan bertemu dengan siapa pun. Termasuk, orang tua serta instansi perwakilan Kabupaten Pamekasan.

Baca Juga :  KONI Berharap PTMSI Ciptakan Prestasi

Namun, semua itu telah terobati setelah dia sukses menjalankan tugas saat pengibaran dan penurunan bendera di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Dia berkesempatan bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Arimbi juga mendapat piagam penghargaan atas perannya sebagai Paskibraka tahun ini. ”Saya merasa semua itu suatu kebanggaan yang tak terkira. Apalagi, bisa bertemu langsung dengan Ibu Gubernur,” kenangnya.

Di balik kesuksesan Arimbi bertugas sebagai Paskibraka, ternyata dia punya beberapa hobi. Selain main basket, dia juga pintar melukis. Bahkan, dia berhasil meraih prestasi baik di tingkat regional, provinsi, hingga nasional.

Pada 2019, Arimbi berhasil meraih juara 1 tingkat kabupaten dalam LFS2N kategori Desain Poster Digital. Lomba itu berlanjut hingga tingkat Provinsi Jatim. Dalam kompetisi tingkat regional itu, Arimbi berhasil meraih juara dua.

Tahun berikutnya, dia kembali mengikuti lomba yang sama di level nasional. Kali ini, Arimbi berhasil mencatatkan nama sebagai juara lima mewakili Provinsi Jatim. Tiket diraih setelah menjadi juara 1 tingkat kabupaten dan Provinsi Jatim.

Pada 2021 Arimbi memiliki karya lukisan dan terpilih sebagai peserta pada acara pameran International Ocean Art Festival (IOAF). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asian Federation of Arts, Culture and Sciences.

Katri Atmodjo tidak pernah memaksakan putrinya untuk menguasai bidang tertentu. Dia selalu mendorong semua kegiatan yang bersifat positif. Sebagai orang tua, dia hanya mendukung dan mendoakan serta memotivasi agar pilihan putrinya sukses.

”Sepanjang kegiatannya positif, kami wajib mendukungnya. Kami selalu mendoakan yang terbaik untuk kesuksesan dan kebahagiaan masa depan putri kami,” tandasnya. (*/han)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/