Pagi yang tenang berubah tegang. Sumur bor yang diharapkan mengeluarkan air berubah semburan api. Bangunan terdekat, dapur dan rumah, dilalap. Bahkan, seorang warga mengalami luka bakar.
FADIL, Sampang, Jawa Pos Radar Madura
WAKTU itu cahaya timbul perlahan dari celah pepohonan. Dan, embun masih menyelimuti Kampung Benbeih, Dusun Bangsal Dajah, Desa Gunung Eleh, Kecamatan Kedungdung. Namun, ketika jarum jam berada tepat di angka 08.00, suasana berubah. Kicau burung berganti jeritan orang dan halimun hilang menjadi bara api.
Si jago merah berkobar di belakang dapur Asrowi. Di tempat itu, sebelumnya dilakukan pengeboran tanah untuk sumber air. Pengeboran dilakukan sejak Sabtu (3/12). Pengerjaan selesai dua hari. Namun, pada hari ketiga lubang itu menyemburkan api.
Dengan tekanan yang besar, api itu mengakibatkan Matderah terbakar. Pria 48 itu mengalami luka bakar saat berusaha menjinakkan api. Bagian tubuhnya terluka dan segera dievakuasi petugas damkar Satpol PP Kedungdung yang sudah tiba di lokasi.
Salah seorang warga mengatakan, pengeboran sumur tersebut berada di pekarangan Asrowi, 60. Pengerjaan itu dilakukan selama tiga hari dengan kedalaman 30 meter. Sebelumnya, sumur tersebut mengeluarkan air seperti biasa. ”Bahkan setelah diminum, rasanya enak,” ungkapnya.
Semburan api terus membesar disertai angin kencang. Akibatnya, dapur dan sebagian rumah Asrowi terbakar. Apalagi, material dua bangunan itu banyak berbahan kayu. Dapur habis rata dengan tanah.
Warga bukan tidak berusaha memadamkan api. Namun karena menggunakan alat sederhana, api tidak bisa dipadamkan. Jadi, membutuhkan waktu sekitar satu jam. Tepat pada pukul 09.48 api baru bisa dijinakkan. ”Tapi setelah damkar satpol PP menyemprotkan air disertai cairan pemadam pada titik lubang sumur,” paparnya.
Makbul, 30, warga yang lain, menuturkan, pengeboran tepat berada di belakang dapur. Matderah yang mengalami luka bakar masih kerabat Asrowi. Dia mengalami luka bakar bagian tangan kanan dan wajah.
Menurut dia, Desa Gunung Eleh diduga mengandung gas. Sebelum-sebelumnya, sudah banyak warga yang pernah membuat sumur bor dan mengeluarkan gas. Namun, kandungan gas sumur milik Asrowi yang paling besar dan mengobarkan api hingga melahap dapur dan rumah.
Kasi Operasional Damkar Satpol PP Sampang Maftuh Fathurrahman menyatakan, kebakaran itu terjadi karena faktor alam. Tidak ada unsur kesengajaan. Api tersebut murni datang dari dalam sumur bor. ”Tugas kami setelah dapat laporan, langsung berusaha memadamkan,” terangnya.
Namun, kata dia, kebakaran itu memerlukan kajian. Tujuannya, agar peristiwa tersebut menemukan solusi. Sebab, ada dua bangunan terbakar dalam peristiwa itu.
”Kalau secara nominal, kami belum bisa mengalkulasi,” ucapnya. ”Evakuasinya hampir satu jam, api baru bisa padam. Asap masih muncul dari dalam lubang. Karena gerimis, kami balik kanan,” jelasnya. (*/luq)