19.8 C
Madura
Saturday, June 10, 2023

Mitra Ultra Mikro BRI Ini Tingkatkan Akses Keuangan di Lereng Gunung Muria

JAKARTA, RadarMadura.id – Rika Sasmi Atun tak pernah menyangka keputusannya menjadi Mitra UMi (nasabah ultra mikro) akan membawanya menjadi sosok yang dipercaya masyarakat dan tempat bertanya. Hal itu dicapai Rika setelah menjadi Mitra UMi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk wilayah Gunungwungkal, Pati, di lereng Gunung Muria sejak Februari 2022.

Rika menjadi mitra dalam program pembiayaan ultra mikro (UMi) atau dikenal dengan istilah Mitra UMi setelah terlebih dahulu aktif berperan sebagai AgenBRILink. Sejak 2017, Rika menjadi AgenBRILink di desanya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Sebagai AgenBRILink, Rika melayani transaksi pembayaran dan keuangan bagi masyarakat secara real time online menggunakan fitur EDC miniATM BRI dengan konsep sharing fee. Setelah menjadi Mitra UMi, jenis layanan keuangan yang diberikan Rika pun bisa berkembang.

Melalui Rika yang menjadi Mitra UMi, masyarakat pelaku usaha mikro dapat mengajukan pinjaman ke BRI. Mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 100 juta. Mereka umumnya para petani di kawasan lereng Gunung Muria. Antara lain, petani kopi, petani jagung, petani padi, dan petani sayur. Selain itu, sebagian kecil merupakan pedagang keliling.

Program Mitra UMi juga memudahkan petani yang belum dapat mengakses fasilitas kredit perbankan ini mendapatkan dana pinjaman untuk modal usaha. Para calon debitur cukup melakukan pengajuan dan bertanda tangan, lalu Rika akan melakukan asesmen di lokasi untuk kemudian dimintakan pencairan kepada BRI.

Umumnya, seluruh proses sejak pengajuan hingga pencairan dana pinjaman hanya berlangsung tiga hari. ”Senin datang ke rumah, mengajukan pinjaman, sudah bawa syarat-syaratnya seperti KTP dan KK. Selasa saya survei rumah peminjam. Selasa malam input data. Rabu bisa diproses oleh mantri (BRI) dan dilakukan pencairan. Bagi yang sudah punya ATM, pencairan dari saya di sini (di lokasi). Bagi yang belum, tetap perlu ke kantor BRI,” papar Rika.

Baca Juga :  Kurangi Emisi Karbon, BRI Pakai Kendaraan Listrik

Para petani itu pun bisa memperoleh pinjaman murah untuk menjadi bekal mereka mengolah tanah pertanian di musim tanam selanjutnya. Tidak perlu jauh-jauh datang ke kantor BRI yang berjarak sekitar 10 kilometer.

”Saya berikan edukasi kepada masyarakat bahwa di UMi dibukakan akun rekening tabungan BRI Simpedes, gratis, tidak perlu bayar, dan pelunasan memudahkan. Daripada lewat rentenir, sudah bunganya tinggi, tidak punya buku tabungan di bank. Lalu kalau pembayarannya bagus, ke depan plafon pinjamannya juga bisa dilebihkan,” ujar Rika.

Selain itu, dengan sistem pinjaman yang fleksibel, mereka bisa melakukan pinjaman kepada BRI melalui Rika dengan jangka waktu jatuh tempo yang disesuaikan dengan kemampuan bayar. ”Ada angsuran per minggu. Ada juga yang per bulan. Saya bebaskan. Karena mereka umumnya petani, jangka waktu jatuh tempo-nya biasanya mengikuti masa tanam, sekitar 4–6 bulan. Kebanyakan masyarakat pinjam sekitar Rp 10 juta,” terang Rika yang melayani pinjaman UMi Si KECE.

Pembiayaan UMi merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial lewat kemandirian usaha yang menyasar kalangan pengusaha ultra mikro. Segmen usaha ultra mikro menjadi perhatian tersendiri karena karakternya yang belum bisa diberikan fasilitas kredit dari perbankan.

Menjalankan peran sebagai Mitra UMi bagi ibu rumah tangga ini bukan berarti tanpa rintangan. Namun, Rika menganggap kesulitan-kesulitan yang dihadapi merupakan tantangan baginya untuk terus belajar dan meng-upgrade skill. Salah satunya, lanjut dia, tantangan manajemen waktu antara mengurus keluarga dan melayani nasabah yang bisa mencapai 50–70 orang.

Baca Juga :  Dirut BRI Sebut Potensi Resesi Indonesia Hanya 2 Persen di 2023

”Kemudian, saya belajar bagaimana membuat sistem pelunasan sehingga ini bisa berjalan lebih efisien,” terangnya.

Setelah berjalan lebih dari satu tahun sebagai Mitra UMi BRI, Rika dapat merasakan manfaat dari membantu lingkungan masyarakat di sekitarnya dalam mengakses fasilitas perbankan. Masyarakat yang umumnya petani beragam komoditas kini perlahan-lahan meninggalkan jeratan rentenir yang mematok bunga tinggi dan beralih ke sistem perbankan.

”Alhamdulillah senang sekali bisa mengedukasi, membantu masyarakat luas dari jeratan rentenir, bantu ekonomi di desa menjadi maju dan berkembang. Sekarang terasa sekali adanya kepercayaan lebih dari masyarakat terhadap sosok Rika, sekaligus tempat bertanya, terutama soal finansial. Ada trust lebih,” ujarnya.

Peran Rika menggambarkan keterlibatan peran wanita sebagai Mitra UMi yang mampu mendorong penyaluran kredit di segmen ultra mikro. BRI Group juga terus memberdayakan wanita dalam hal penyediaan akses keuangan. Hal itu disampaikan oleh Direktur Bisnis Mikro BRI Supari yang mengungkapkan bahwa dengan adanya sinergi holding ultra mikro, BRI Group mampu menyalurkan Rp 35,8 triliun pinjaman kepada 13,9 juta debitur wanita.

”Hal ini merupakan bentuk wujud BRI dalam melakukan pemberdayaan kepada wanita prasejahtera (underprivileged women) dan menguatkan komitmen BRI untuk mendukung pencapaian SDGs, khususnya terkait dengan kesetaraan gender,” ujarnya. (*/luq/par)

JAKARTA, RadarMadura.id – Rika Sasmi Atun tak pernah menyangka keputusannya menjadi Mitra UMi (nasabah ultra mikro) akan membawanya menjadi sosok yang dipercaya masyarakat dan tempat bertanya. Hal itu dicapai Rika setelah menjadi Mitra UMi dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk wilayah Gunungwungkal, Pati, di lereng Gunung Muria sejak Februari 2022.

Rika menjadi mitra dalam program pembiayaan ultra mikro (UMi) atau dikenal dengan istilah Mitra UMi setelah terlebih dahulu aktif berperan sebagai AgenBRILink. Sejak 2017, Rika menjadi AgenBRILink di desanya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Sebagai AgenBRILink, Rika melayani transaksi pembayaran dan keuangan bagi masyarakat secara real time online menggunakan fitur EDC miniATM BRI dengan konsep sharing fee. Setelah menjadi Mitra UMi, jenis layanan keuangan yang diberikan Rika pun bisa berkembang.


Melalui Rika yang menjadi Mitra UMi, masyarakat pelaku usaha mikro dapat mengajukan pinjaman ke BRI. Mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 100 juta. Mereka umumnya para petani di kawasan lereng Gunung Muria. Antara lain, petani kopi, petani jagung, petani padi, dan petani sayur. Selain itu, sebagian kecil merupakan pedagang keliling.

Program Mitra UMi juga memudahkan petani yang belum dapat mengakses fasilitas kredit perbankan ini mendapatkan dana pinjaman untuk modal usaha. Para calon debitur cukup melakukan pengajuan dan bertanda tangan, lalu Rika akan melakukan asesmen di lokasi untuk kemudian dimintakan pencairan kepada BRI.

Umumnya, seluruh proses sejak pengajuan hingga pencairan dana pinjaman hanya berlangsung tiga hari. ”Senin datang ke rumah, mengajukan pinjaman, sudah bawa syarat-syaratnya seperti KTP dan KK. Selasa saya survei rumah peminjam. Selasa malam input data. Rabu bisa diproses oleh mantri (BRI) dan dilakukan pencairan. Bagi yang sudah punya ATM, pencairan dari saya di sini (di lokasi). Bagi yang belum, tetap perlu ke kantor BRI,” papar Rika.

Baca Juga :  BRI Sasar Pengelolaan Sampah Terpadu di Pasar Kesesi Pekalongan

Para petani itu pun bisa memperoleh pinjaman murah untuk menjadi bekal mereka mengolah tanah pertanian di musim tanam selanjutnya. Tidak perlu jauh-jauh datang ke kantor BRI yang berjarak sekitar 10 kilometer.

- Advertisement -

”Saya berikan edukasi kepada masyarakat bahwa di UMi dibukakan akun rekening tabungan BRI Simpedes, gratis, tidak perlu bayar, dan pelunasan memudahkan. Daripada lewat rentenir, sudah bunganya tinggi, tidak punya buku tabungan di bank. Lalu kalau pembayarannya bagus, ke depan plafon pinjamannya juga bisa dilebihkan,” ujar Rika.

Selain itu, dengan sistem pinjaman yang fleksibel, mereka bisa melakukan pinjaman kepada BRI melalui Rika dengan jangka waktu jatuh tempo yang disesuaikan dengan kemampuan bayar. ”Ada angsuran per minggu. Ada juga yang per bulan. Saya bebaskan. Karena mereka umumnya petani, jangka waktu jatuh tempo-nya biasanya mengikuti masa tanam, sekitar 4–6 bulan. Kebanyakan masyarakat pinjam sekitar Rp 10 juta,” terang Rika yang melayani pinjaman UMi Si KECE.

Pembiayaan UMi merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial lewat kemandirian usaha yang menyasar kalangan pengusaha ultra mikro. Segmen usaha ultra mikro menjadi perhatian tersendiri karena karakternya yang belum bisa diberikan fasilitas kredit dari perbankan.

Menjalankan peran sebagai Mitra UMi bagi ibu rumah tangga ini bukan berarti tanpa rintangan. Namun, Rika menganggap kesulitan-kesulitan yang dihadapi merupakan tantangan baginya untuk terus belajar dan meng-upgrade skill. Salah satunya, lanjut dia, tantangan manajemen waktu antara mengurus keluarga dan melayani nasabah yang bisa mencapai 50–70 orang.

Baca Juga :  Solar Tembus Rp 9 Ribu Per Liter di Masalembu

”Kemudian, saya belajar bagaimana membuat sistem pelunasan sehingga ini bisa berjalan lebih efisien,” terangnya.

Setelah berjalan lebih dari satu tahun sebagai Mitra UMi BRI, Rika dapat merasakan manfaat dari membantu lingkungan masyarakat di sekitarnya dalam mengakses fasilitas perbankan. Masyarakat yang umumnya petani beragam komoditas kini perlahan-lahan meninggalkan jeratan rentenir yang mematok bunga tinggi dan beralih ke sistem perbankan.

”Alhamdulillah senang sekali bisa mengedukasi, membantu masyarakat luas dari jeratan rentenir, bantu ekonomi di desa menjadi maju dan berkembang. Sekarang terasa sekali adanya kepercayaan lebih dari masyarakat terhadap sosok Rika, sekaligus tempat bertanya, terutama soal finansial. Ada trust lebih,” ujarnya.

Peran Rika menggambarkan keterlibatan peran wanita sebagai Mitra UMi yang mampu mendorong penyaluran kredit di segmen ultra mikro. BRI Group juga terus memberdayakan wanita dalam hal penyediaan akses keuangan. Hal itu disampaikan oleh Direktur Bisnis Mikro BRI Supari yang mengungkapkan bahwa dengan adanya sinergi holding ultra mikro, BRI Group mampu menyalurkan Rp 35,8 triliun pinjaman kepada 13,9 juta debitur wanita.

”Hal ini merupakan bentuk wujud BRI dalam melakukan pemberdayaan kepada wanita prasejahtera (underprivileged women) dan menguatkan komitmen BRI untuk mendukung pencapaian SDGs, khususnya terkait dengan kesetaraan gender,” ujarnya. (*/luq/par)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/