27.6 C
Madura
Sunday, June 4, 2023

Profesor Harvard: BRI Paling Unggul di Sektor Mikro

BALI – UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sehingga perlu terus dioptimalisasi oleh berbagai pihak. Termasuk perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).  Optimalisasi UMKM dan transformasi BUMN sebagai agent of development menjadi sorotan dalam talkshow Securing Strong and Sustainable Growth Through MSME Segment” dalam acara Trade Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20: SOE International Conference di Bali pada Selasa (18/10).

Talkshow tersebut menghadirkan pakar kebijakan publik dari Harvard Kennedy School Prof. Jay K. Rosengard serta Division Head of Small & Medium Business Development BRI Arie Sus Miyanti sebagai pembicara.

Jay mengungkapkan, BUMN merupakan salah satu lokomotif perekonomian Indonesia. Terutama di segmen UMKM. Jay menyoroti peran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai pemain utama yang mampu memberdayakan UMKM Indonesia.

Tidak tanggung-tanggung, Jay menyebut tidak ada satu pun perusahaan perbankan di dunia yang mampu menandingi kinerja BRI dalam hal pemberdayaan UMKM, khususnya di segmen mikro. ”BRI dengan jaringannya di Indonesia merupakan bank yang paling unggul di sektor mikro. Berbagai lembaga lain di dunia pernah mencoba untuk memfokuskan di sektor tersebut, namun tidak ada yang sesukses BRI,” ungkapnya.

Peran BRI menjangkau nasabah hingga segmen mikro dan ultra mikro dinilai menjadi salah satu kunci utama meningkatkan inklusi keuangan. ”Apabila inklusi keuangan tidak tercapai, pertumbuhan ekonomi tidak akan diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga :  Ini Dia, Toko yang Menampung Ribuan Produk UMKM Madura

Jay melihat BRI mampu terus mengembangkan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Hal itu tecermin dari inisiatif Holding Ultra Mikro yang menjadi wujud komitmen BRI untuk go smaller, go faster, dan go shorter.

Meski baru beranjak satu tahun, dirinya menyebut kinerja Holding Ultra Mikro dalam mengangkat potensi pelaku usaha ultra mikro sangat mengesankan. Holding yang terdiri atas BRI sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini tercatat UMi mengintegrasikan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan Rp 183,9 triliun per Agustus 2022. Penabung baru UMi pun telah mencapai 6,85 juta atau melebihi target awal 3,3 juta.

BRI juga berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah kredit usaha rakyat (KUR) mikro ke komersial pada  2021. Tahun 2022 diproyeksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta. Sentuhan digitalisasi dalam business process di Holding Ultra Mikro ini semakin meyakinkan Jay bahwa BRI Group mampu mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia.

”Holding Ultra Mikro merupakan terobosan yang inovatif dalam mendorong perekonomian masyarakat. Teknologi tidak dapat menggantikan manusia, tetapi melengkapi keberadaan human touch dalam kaitannya inklusi keuangan,” ucapnya.

Sementara itu, Arie menyebut BRI senantiasa melakukan transformasi digital untuk menjawab tantangan di era saat ini. ”BRI melakukan akselerasi digital di tengah pandemi. Pandemi menjadi momentum transformasi bagi BRI, yang kami lakukan digitalisasi bisnis proses, mengembangkan digital ekosistem, dan digitalisasi untuk sumber pertumbuhan baru,” tuturnya.

Baca Juga :  Pakai Kartu BRIZZI, Mudik Lebih Praktis dan Nyaman

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto menyampaikan, BRI senantiasa merespons tantangan ekonomi untuk menjaga keberlangsungan usaha pelaku UMKM. Strategi yang ditempuh BRI selama pandemi berhasil mengawal proses restrukturisasi kredit pelaku UMKM dengan nilai mencapai Rp249,33 triliun. Di saat yang bersamaan, BRI menerapkan langkah business follow stimulus untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari pemerintah.

Bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini kemudian terus mendorong penguatan digitalisasi agar tercipta efisiensi bisnis dan akses layanan yang mudah dijangkau masyarakat di mana saja dan kapan saja. ”BRI melakukan akselerasi digital di tengah pandemi. Pandemi menjadi momentum transformasi. Digitalisasi bisnis proses, mengembangkan digital ekosistem, dan digitalisasi untuk sumber pertumbuhan baru,” kata Amam.

Perjalanan BRI dalam memberdayakan UMKM tidak berhenti sampai di situ. BRI terus mendampingi pelaku UMKM untuk mendorong produktivitasnya sehingga ”naik kelas”. Berbagai inisiatif dilakukan sehingga upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pelaku UMKM untuk semakin memperluas pangsa pasar.

”Sebagai agent of development, BRI tidak hanya berkomitmen menciptakan economic value, tetapi juga social value. Melalui pemberdayaan UMKM, BRI terus berupaya mendorong UMKM naik kelas. Di antaranya dengan program Rumah BUMN, LinkUMKM, Pengusaha Muda Brilian, hingga UMKM Expo(rt) Brilianpreneur,” pungkas Amam. (*/luq/par)

BALI – UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sehingga perlu terus dioptimalisasi oleh berbagai pihak. Termasuk perusahaan badan usaha milik negara (BUMN).  Optimalisasi UMKM dan transformasi BUMN sebagai agent of development menjadi sorotan dalam talkshow Securing Strong and Sustainable Growth Through MSME Segment” dalam acara Trade Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20: SOE International Conference di Bali pada Selasa (18/10).

Talkshow tersebut menghadirkan pakar kebijakan publik dari Harvard Kennedy School Prof. Jay K. Rosengard serta Division Head of Small & Medium Business Development BRI Arie Sus Miyanti sebagai pembicara.

Jay mengungkapkan, BUMN merupakan salah satu lokomotif perekonomian Indonesia. Terutama di segmen UMKM. Jay menyoroti peran PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai pemain utama yang mampu memberdayakan UMKM Indonesia.


Tidak tanggung-tanggung, Jay menyebut tidak ada satu pun perusahaan perbankan di dunia yang mampu menandingi kinerja BRI dalam hal pemberdayaan UMKM, khususnya di segmen mikro. ”BRI dengan jaringannya di Indonesia merupakan bank yang paling unggul di sektor mikro. Berbagai lembaga lain di dunia pernah mencoba untuk memfokuskan di sektor tersebut, namun tidak ada yang sesukses BRI,” ungkapnya.

Peran BRI menjangkau nasabah hingga segmen mikro dan ultra mikro dinilai menjadi salah satu kunci utama meningkatkan inklusi keuangan. ”Apabila inklusi keuangan tidak tercapai, pertumbuhan ekonomi tidak akan diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Baca Juga :  Digital Banking BRImo Berkontribusi Kurangi Emisi dan Penggunaan Kertas

Jay melihat BRI mampu terus mengembangkan pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan. Hal itu tecermin dari inisiatif Holding Ultra Mikro yang menjadi wujud komitmen BRI untuk go smaller, go faster, dan go shorter.

Meski baru beranjak satu tahun, dirinya menyebut kinerja Holding Ultra Mikro dalam mengangkat potensi pelaku usaha ultra mikro sangat mengesankan. Holding yang terdiri atas BRI sebagai induk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini tercatat UMi mengintegrasikan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan Rp 183,9 triliun per Agustus 2022. Penabung baru UMi pun telah mencapai 6,85 juta atau melebihi target awal 3,3 juta.

- Advertisement -

BRI juga berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah kredit usaha rakyat (KUR) mikro ke komersial pada  2021. Tahun 2022 diproyeksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta. Sentuhan digitalisasi dalam business process di Holding Ultra Mikro ini semakin meyakinkan Jay bahwa BRI Group mampu mendongkrak inklusi keuangan di Indonesia.

”Holding Ultra Mikro merupakan terobosan yang inovatif dalam mendorong perekonomian masyarakat. Teknologi tidak dapat menggantikan manusia, tetapi melengkapi keberadaan human touch dalam kaitannya inklusi keuangan,” ucapnya.

Sementara itu, Arie menyebut BRI senantiasa melakukan transformasi digital untuk menjawab tantangan di era saat ini. ”BRI melakukan akselerasi digital di tengah pandemi. Pandemi menjadi momentum transformasi bagi BRI, yang kami lakukan digitalisasi bisnis proses, mengembangkan digital ekosistem, dan digitalisasi untuk sumber pertumbuhan baru,” tuturnya.

Baca Juga :  Wanita Ini Sukses Bangun Usaha Kerupuk Daun Bambu

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto menyampaikan, BRI senantiasa merespons tantangan ekonomi untuk menjaga keberlangsungan usaha pelaku UMKM. Strategi yang ditempuh BRI selama pandemi berhasil mengawal proses restrukturisasi kredit pelaku UMKM dengan nilai mencapai Rp249,33 triliun. Di saat yang bersamaan, BRI menerapkan langkah business follow stimulus untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari pemerintah.

Bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini kemudian terus mendorong penguatan digitalisasi agar tercipta efisiensi bisnis dan akses layanan yang mudah dijangkau masyarakat di mana saja dan kapan saja. ”BRI melakukan akselerasi digital di tengah pandemi. Pandemi menjadi momentum transformasi. Digitalisasi bisnis proses, mengembangkan digital ekosistem, dan digitalisasi untuk sumber pertumbuhan baru,” kata Amam.

Perjalanan BRI dalam memberdayakan UMKM tidak berhenti sampai di situ. BRI terus mendampingi pelaku UMKM untuk mendorong produktivitasnya sehingga ”naik kelas”. Berbagai inisiatif dilakukan sehingga upaya-upaya tersebut diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pelaku UMKM untuk semakin memperluas pangsa pasar.

”Sebagai agent of development, BRI tidak hanya berkomitmen menciptakan economic value, tetapi juga social value. Melalui pemberdayaan UMKM, BRI terus berupaya mendorong UMKM naik kelas. Di antaranya dengan program Rumah BUMN, LinkUMKM, Pengusaha Muda Brilian, hingga UMKM Expo(rt) Brilianpreneur,” pungkas Amam. (*/luq/par)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/