JAKARTA, RadarMadura.id – Berawal dari kecintaannya dalam menjahit, Sundari berhasil mendirikan bisnis di bidang kerajinan. Bahkan mendapatkan Silver Play Button dari YouTube. Kegemaran perempuan 38 tahun itu tidak disangka menghasilkan cuan dan membuat nama bisnisnya semakin dikenal hingga Indonesia Timur.
Sundari berkecimpung dalam bisnis kerajinan ini sejak 2015 dengan mengusung nama Zigmarie Homeset. Seiring berjalannya waktu, bisnis ini kian meningkat dan berkembang. Sundari kemudian mengganti nama brand–nya tersebut menjadi Zigmarie Homeset and Fashion.
Berkat kepiawaian tangannya, salah satu binaan LinkUMKM ini mampu mengubah limbah perca menjadi produk dekorasi kebutuhan rumah tangga. Benda yang sudah tidak digunakan itu juga disulap menjadi busana dengan tampilan artisitik dan kekinian.
Limbah perca adalah kain-kain sisa yang tidak terpakai dari sisa potongan baju, seprai, dan lain-lain. Alasan memilih bidang ini karena lebih menarik. Perca juga jarang dijual di e-commerce. ”Kalau saya jual di pasar atau pameran ini banyak yang suka,” ungkap Sundari.
Saat awal menekuni bisnis menjahit berbagai macam dekorasi rumah, dia berpikir untuk memulai membagikan ilmu menjahitnya sedikit demi sedikit melalui akun YouTubemiliknya. Lewat kanal Zigmarie Tutorial Homeset, Sundari membuat konten edukasi tentang cara menjahit produk-produk yang dia jual. Kanal YouTube Sundari telah memiliki 125.000 subscribers hingga berhasil menarik banyak penonton dengan salah satu viewers tertinggi 804.000 pada konten bertajuk ”Masker 2 Lapis dari Perca Gampang Banget”.
Dari konten edukasi melalui platform YouTube ini, Sundari berhasil mendapat tambahan penghasilan hingga Rp 43 juta sebulan. Juga berhasil mendapatkan apresiasi dari YouTubeberupa penghargaan Silver Play Button.
Namun, saat Sundari memiliki kanal YouTube ini, dia mulai kehilangan pelanggan. Sebab, banyak pelanggan yang mulai beralih menjahit sendiri setelah melihat konten edukasi dari Sundari.
”Alhasil, pendapatan saya hanya dari YouTube waktu itu. Lalu, di 2019 saya mulai mencari inovasi baru dari limbah perca dan sampai sekarang saya membagikan ilmu melalui workshopdan kursus menjahit,” jelasnya.
Workshop dan kursus tersebut bisa menjadi salah satu alternatif tetap untuk membagikan ilmu tanpa perlu khawatir kehilangan customer. Saat ini kain perca menjadi salah satu ikon unggulan di setiap produk keluaran Zigmarie Homeset and Fashion. Bahkan, kain perca dipilih karena dinilai memiliki nilai jual tinggi.
”Perca ini ternyata peminatnya banyak. Saya juga lebih sering beralih ke jual ilmu melalui workshop atau kelas menjahit di hari Minggu. Untuk edukasi membuat sesuatu, terutama kerajinan dari limbah perca,” beber Sundari.
Perca dapat menjadi nilai tambah melihat dari berbagai macam model atau bentuk yang beragam dan terbatas. Ditambah, kemampuan Sundari mengombinasikan warna dan motif beraneka jenis sehingga menghasilkan tema dan nuansa berbeda dari jenis produk kerajinan lainnya.
Sejak kelas workshop dan kursus dibuka, Sundari telah memiliki 24 peserta workshop dan 20 peserta kursus menjahit. Sundari terus berusaha membawa misi untuk memanfaatkan kain sisa perca demi membantu mengurai sampah kain tak terpakai. Juga mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai seni dalam kelas yang dibuka.
Gunakan Platform LinkUMKM sebagai Sarana Promosi
Sundari tetap menggeluti bisnisnya. Dia selalu suka bereksperimen dan mencoba hal baru. Salah satunya dengan memperluas lagi pemasaran produk melalui fitur Etalase di LinkUMKM BRI. Fitur Etalase digunakan sebagai media promosi dan memperluas peluang bisnis. Sundari berharap dapat terus membagikan edukasi dengan berbagai macam cara. Yang terpenting dapat menambahkan penghasilan bagi dirinya.
LinkUMKM merupakan platform yang dibangun oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar naik kelas. LinkUMKM yang bertujuan untuk pemberdayaan dan pengembangan para pelaku UMKM ini dihadirkan melalui aplikasi, juga situs www.linkumkm.id. Di dalamnya, ada enamfitur utama dengan berbagai fasilitas dan produk pendukung. Yakni, Rumah BUMN, UMKM Media, Komunitas, UMKM Smart, Etalase Digital, serta Register NIB.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan, melalui LinkUMKM, setiap pelaku usaha berkesempatan mendapat pelatihan berkualitas. Pelaku UMKM yang ingin mendaftar sebagai anggota LinkUMKM dapat melakukan langsung di platform linkumkm.id. ”Setelah menyelesaikan pendaftaran, pelaku UMKM dapat langsung bergabung dengan komunitas yang diinginkan serta meletakkan produk atau jasa pada Etalase Digital,” jelasnya.
Sebagai anggota, pelaku UMKM juga berhak mengikuti pelatihan demi peningkatan kapasitas. Pelatihan tersebut juga bisa diakses melalui fitur UMKM Smart yang berisi layanan pelatihan, konsultasi, literasi keuangan, hingga simulasi kredit untuk anggota.
”Melalui berbagai inovasi dan terobosan, BRI terus mendorong pelaku UMKM untuk mendapatkan kemudahan dalam mengikuti pelatihan dan peningkatan kapasitas usaha sehingga bisa naik kelas,” pungkas Supari. (*/luq/par)