JAKARTA, RadarMadura.id – PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2023 di Jakarta, kemarin (13/3). RUPST tersebut memutuskan delapan agenda, salah satunya adalah memutuskan pembagian dividen sebesar 85 persen dari laba bersih konsolidasian 2022 yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan nilai sebesar Rp 43,94 triliun.
Dividen tunai yang dibagikan ini sudah termasuk jumlah dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada 27 Januari 2023 dengan nilai sejumlah Rp 8,60 triliun. Dengan begitu, sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada pemegang saham BRI sekurang-kurangnya sebesar Rp34,89 triliun.
Seperti diketahui bahwa sepanjang Januari hingga Desember 2022, BRI Group berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 51,4 triliun atau tumbuh 67,15 persen secara year on year (yoy) dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18 persen yoy menjadi Rp 1.865,64 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mnegatakan, sepanjang 2022 lalu BRI mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja yang kuat dan berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global. “Atas dasar hal tersebut, BRI memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 85 persen dari laba bersih konsolidasian 2022 atau senilai Rp 43,94 triliun. Sedangkan sisanya sebesar 15 persen dengan senilai Rp 7,67 triliun digunakan sebagai laba ditahan,” kata Sunarso, kemarin.
Menurutnya, untuk dividen yang menjadi bagian negara atas kepemilikan sekurang-kurangnya 53,19 persen saham atau sekurang-kurangnya sebesar Rp 23,15 triliun. Itu akan disetorkan kepada rekening kas umum negara. ”Ini merupakan bukti nyata kontribusi untuk negeri, bahwasannya BRI merupakan bank-nya rakyat. berbisnis dengan rakyat dan diproses dengan caranya rakyat. Keuntungannya dikembalikan kepada rakyat Indonesia melalui setoran dividen dan pajak kepada negara,” ujar Sunarso.
Dia menjelaskan, saat ini BRI memiliki struktur modal yang kuat dan likuiditas yang optimal dalam rangka ekspansi bisnis dan antisipasi risiko yang mungkin terjadi pada masa mendatang. ”Dengan rasio pembayaran dividen sebesar 85 persen, CAR perseroan tetap terjaga dikisaran 20 persen untuk jangka panjang,” jelasnya.
Selain membagikan dividen, BRI juga mendapat persetujuan untuk membeli saham perseroan (buyback) yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai nominal seluruh buyback sebesar-sebesarnya Rp 1,5 triliun.
”Buyback ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasio kepemilikan saham BRI oleh pekerja, sehingga diharapkan dapat meningkatkan sense of ownership pekerja terhadap BRI dan mendorong kontribusi pekerja BRI agar lebih optimal dalam pencapaian target dan peningkatan kinerja perseroan,” kata Sunarso.
Disamping dua agenda di atas, dalam RUPST juga ditetapkan pengurus baru perseroan, dengan memberhentikan dengan hormat Hadiyanto sebagai Komisaris, kemudian mengangkat dan menetapkan Awan Nurmawan Nuh sebagai Komisaris. Sehingga susunan Dewan Komisaris dan Anggota Direksi BRI yang baru, di antaranya, Komisaris Utama BRI Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Komisaris Utama/Independen, Rofikoh Rokhim dan Komisaris Awan Nurmawan Nuh.
Berikutnya, Rabin Indrajad Hattari juga dipercaya sebagai Komisaris. Sementara, Dwi Ria Latifa sebagai Komisaris Indpenden, Hendrikus Ivo juga sebagai Komisaris Independen. Terus Komisaris Independen yang lain, ada Heri Sunaryadi, Agus Riswanto, Paripurna Poerwoko Sugarda, dan Numaria Sarosa.
Sedangkan jajaran direksi, Sunarso sebagai Direktur Utama, Wakil Direktur Utama Catur Budi Harto, Direktur Bisnis Mikro Supari, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah Amam Sukriyanto, Direktur Bisnis Konsumer Handayani, Direktur Human Capital Agus Winardono, Direktur Keuangan Viviana Dyah Ayu R.K, Direktur Digital dan Teknologi Informasi Arga Mahanana Nugraha, Direktur Manajemen Risiko Agus Sudiarto.
Selanjutnya, Direktur Bisnis Wholesale & Kelembagaan Agus Noorsanto, Direktur Jaringan dan Layanan Andrijanto dan Direktur Kepatuhan Ahmad Solichin Lutfiyanto.
Selain membahas tiga agenda tersebut di atas, RUPST BRI 2023 juga membahas lima agenda lainnya. Terdiri atas menyetujui laporan tahunan dan mengesahkan laporan keuangan konsolidasian perseroan, terus menyetujui laporan tugas pengawasan dewan komisaris serta mengesahkan laporan keuangan program pendanaan usaha mikro dan usaha kecil untuk tahun buku 2022.
Sekaligus diputuskan pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada direksi atas tindakan pengurusan perseroan dan dewan komisaris atas tindakan pengawasan perseroan yang telah dijalankan selama tahun buku 2022.
Kemudian, menetapkan remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas dan tunjangan) untuk tahun buku 2023, serta tantiem untuk tahun buku 2022 bagi direksi dan dewan komisaris perseroan.
Bukan hanya itu, juga menunjuk akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasian perseroan tahun buku 2023 serta laporan keuangan dan pelaksanaan program pendanaan usaha mikro dan usaha kecil untuk tahun 2023.
RUPST BRI 2023 juga menyetujui rencana resolusi (resolution plan) perseroan dan pengkinian rencana aksi (recovery plan) perseroan dan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan dan penawaran umum terbatas dalam rangka penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu I 2021.
”Dengan hasil RUPST hari ini, perseroan berkomitmen untuk menjadikan 2022-2024 sebagai tahun transisi bagi pemulihan bisnis perseroan, sembari memperkuat kapasitas internal perusahaan untuk dapat mendorong akselerasi bisnis pasca pandemi (strengthen the core to scale up and scope up),” ucapnya.
Penguatan atas aspek-aspek inti (dalam hal ini bisnis beserta enabler-nya) yang berimplikasi kuat terhadap kinerja perseroan, tetap terus dilakukan sebagai strategi penguatan fundamental. ”Bertujuan untuk menjaga kemampuan perseroan untuk tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan di tengah disrupsi dan ketidakpastian,” pungkas Sunarso. (*/daf/par)