JAKARTA, RadarMadura.id – Manfaat Holding Ultra Mikro (UMi) semakin dirasakan melalui pemberdayaan dengan berbagai produk, layanan, dan solusi yang terintegrasi dari layanan yang ditawarkan dari ketiga entitas perusahaan. Hal tersebut membuat pelaku usaha ultra mikro semakin terbantu dalam memperkuat kapasitas dan produktivitas usaha dan menjadi bagian dari perputaran ekonomi kerakyatan.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, Holding UMi hadir untuk menawarkan berbagai solusi yang terintegrasi. Sebab, holding yang resmi berdiri sejak September 2021 merupakan gabungan dari tiga perusahaan pemberdaya ekonomi masyarakat. Yakni, BRI sebagai induk, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
”Dengan membuka layanan seluas-luasnya dari ketiga entitas dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi ekosistem ultra mikro. Hal ini tentu dirasakan oleh pelaku usaha UMKM, termasuk ultra mikro di dalamnya,” ujar Catur.
Manfaat dan solusi terintegrasi dari layanan Holding UMi diutarakan oleh sejumlah nasabah. Salah satu manfaat akses permodalan bagi usaha di segmen ultra mikro tersebut adalah Badriah yang sehari-hari menjual makanan seblak.
Dia mengutarakan, kehadiran Holding UMi memudahkan dalam mendapatkan modal usaha untuk memulai bisnis kecil. Dia mengakui, mencari pinjaman modal usaha tidak mudah. Alasannya, masalah kepercayaan.
”Akhirnya, saya ikut PNM Mekaar sehingga bisa memulai usaha. Saat usaha saya meningkat dan membutuhkan tambahan modal, saya terbantu dengan pinjaman BRI,” kata Badriah.
Ada pula Yuli yang berbisnis membuka warung makan sederhana. Yuli merasakan betul kemudahan dalam mengakses pinjaman yang diajukan dalam hal pengembangan usaha. Selain itu, dia merasakan pemberdayaan yang didapatkan melalui Pertemuan Kelompok Mekaar (PKM) seperti literasi digital bisnis daring.
”Terima kasih kepada PNM Mekaar yang telah memberikan saya pinjaman modal untuk membantu mengembangkan bisnis saya secara online. Juga menyarankan saya menabung di BRI atas keuntungan bisnis yang saya peroleh,” imbuh Yuli.
Yanti, yang juga menjadi nasabah Holding UMi, merasakan manfaat serupa. Selaku pemilik rumah makan khas Minang, Yanti menikmati manfaat berbagai produk Holding UMi dari Pegadaian dan BRI.
”Saya sudah lama menabung Tabungan Emas Pegadaian. Untuk modal usaha warung, saya mendapatkan fasilitas dari Pinjaman BRI. Dengan demikian, Tabungan Emas saya masih tetap bisa disimpan,” tuturnya.
Manfaat peningkatan literasi seperti transaksi nontunai juga dirasakan nasabah Holding UMi. Elsa, nasabah Holding UMi, menyebut pencairan secara nontunai lebih menghemat waktu dan aman.
”Kalau pakai transfer, kita tinggal tunggu di rumah dan uang tidak tercecer. Jadi, saya lebih memilih nontunai,” ujarnya.
Tingkatkan Kinerja Pegadaian & PNM
Di sisi lain, manfaat Holding UMi di bawah komando entitas induk yaitu BRI terlihat pula pada kinerja keuangan Pegadaian dan PNM. Sinergi melalui holding yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN tersebut membuat Pegadaian berhasil menumbuhkan pinjaman (outstanding) dari Rp 52,4 triliun menjadi Rp 59,1 triliun, tumbuh sekitar 12,7 persen secara tahunan pada Desember 2022.
Efisiensi juga berhasil dilakukan dengan penurunan cost of fund (CoF) Pegadaian, dari 6 persen pada 2021 menjadi 4,9 persen pada 2022. Sementara jumlah nasabah pinjaman Pegadaian meningkat dari 6,6 juta nasabah pada 2021 menjadi 7 juta nasabah pada 2022, tumbuh sekitar 6,2 persen secara tahunan.
PNM berhasil menumbuhkan outstanding loan sebesar 23,4 persen secara tahunan atau sebesar Rp 42,6 triliun pada 2022. Tahun 2021 PNM mencatat outstanding loan sebesar Rp 34,5 triliun. Cost of Fund PNM pun turun dari 8,6 persen pada 2021 menjadi 7,4 persen pada 2022.
Pertumbuhan nasabah pinjaman PNM juga meningkat sekitar 25,1 persen secara tahunan, dari 11,2 juta nasabah pada 2021 menjadi 14 juta nasabah pada 2022. Sejalan masuknya Pegadaian dan PNM ke dalam BRI Group juga turut memberikan kontribusi pertumbuhan komposisi pembiayaan BRI, khususnya pada segmen mikro yang di dalamnya termasuk ultra mikro.
BRI Group mampu mendorong pertumbuhan pinjaman segmen mikro dari Rp 483,9 triliun pada 2021 menjadi Rp 551,3 triliun pada 2022, tumbuh sebesar 13,9 persen secara tahunan. Dengan beragam manfaat bagi masyarakat maupun ketiga entitas perusahaan, Catur pun menegaskan bahwa Holding UMi terbukti dapat memenuhi ekspektasi pemerintah.
”Hal ini membuktikan bahwa Holding Ultra Mikro turut mendorong penerapan nilai sosial dalam pemberdayaan masyarakat. Juga inklusi keuangan, pemerataan ekonomi, dan penyebaran pengetahuan mengenai perbankan,” pungkasnya. (*/luq/par)