Momen apakah yang Anda tunggu ketika berulang tahun? Tiup lilin? Potong kue? Tepuk tangan? Kado dari orang spesial? Atau bernyanyi?
SEMUA itu bertumpu pada ekspresi kegembiraan. Juga rasa syukur karena masih diberi kesempatan hidup untuk menebar manfaat. Ungkapan syukur itulah yang dirasakan Jawa Pos Radar Madura (JPRM) hari ini (27/7). Sebab, koran yang terbit perdana pada 27 Juli 1999 ini berulang tahun ke-21.
Ucapan selamat disertai doa dan harapan datang dari berbagai kalangan. Semua itu menambah semangat JPRM untuk terus eksis. Bersama pembacalah JPRM bisa melalui perjalanan panjang. Kepercayaan pembacalah yang menjadi modal dan penggerak untuk menyajikan produk jurnalistik.
Bukan perkara mudah untuk bisa bertahan hingga saat ini. Jalan panjang ini tidak selalu mulus. Kadang menanjak. Kadang bertemu jalur curam dan berlekok. Namun, berkat kesetiaan pembaca, JPRM optimistis menatap masa depan.
Membangun memang lebih mudah daripada mempertahankan. Seperti dalam peribahasa Madura tentang tahapan menjadi pribadi yang paripurna. Secara bertahap dimulai dari ngadek, sodek, jekjek, parjuga, hingga samporna.
Untuk mencapai kesempurnaan itu dimulai dari ngadek. Berarti memulai membangun. Kemudian meningkat menjadi sodek. Tegak dan tidak mudah goyah dari berbagai rintangan. Tangguh.
Tegak saja tidak cukup. Tegak kalau hanya sekejap tentu tidak baik. Tidak tahan banting. Tidak tahan godaan dan tumbang. Karena itu, harus jekjek alias istiqamah.
Untuk bisa bertahan, dibutuhkan inovasi dan kreativitas. Kehidupan ini dinamis. Industri media dituntut kreatif, inovatif, dan berkualitas.
Begitu juga yang dilakukan JPRM. Selain di edisi cetak, JPRM menyapa pembaca melalui laman radarmadura.jawapos.com dan media sosial. Seperti channel YouTube Radar Madura. Semua itu dilakukan untuk semakin mendekatkan diri dengan pembaca.
Proses itulah yang diharapkan mengantarkan pada titik parjuga. Tahun lalu JPRM telah terverifikasi faktual oleh Dewan Pers. Capaian ini membuktikan JPRM sebagai media profesional. Meski demikian, mungkin masih jauh untuk mencapai maqam samporna.
Saat ini kita dihadapkan dengan coronavirus disease 2019 (Covid-19). Namun, semangat tak boleh kendur. Bekerja lebih keras lagi. Protokol kesehatan harus benar-benar diterapkan dengan baik. Setidaknya jaga jarak fisik, pakai masker, dan rajin cuci tangan menggunakan sabun.
Kita berharap korona tidak membuat ciut. Kita harus bangkit dari masa sulit. Jangan terpuruk karena pagebluk. Orang Madura punya prinsip abantal omba’ asapo’ angen, alako amba’ pate, dan lako berra’ apello koneng. Semangat itu yang juga menjadi spirit JPRM untuk terus hadir di hadapan pembaca.
Hari spesial kali ini sengaja digelar sederhana. Sebab, secara fisik kita mesti menjaga jarak dan tidak menggelar acara yang menyebabkan kerumuman. Namun, jiwa kita selalu tersambung untuk mengawal pembangunan Madura.
Sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca budiman. Kami bangga menjadi bagian dari kehidupan Anda.