22.7 C
Madura
Wednesday, March 22, 2023

22 Tahun PKB Menapak Usia

JULI adalah bulan istimewa bagi partai politik yang dideklarasikan pada 23 Juli 1998. Partai itu adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang kelahirannya dibidani oleh para pengurus NU melalui tim khusus yang dibetuk mulai dari pusat hingga daerah dengan tugas memfasilitasi kelahiran partai sesuai tingkatannya. Oleh karena tingginya tingkat keterlibatan tokoh NU dalam proses kelahirannya, maka tak dapat ditampik adanya pola relasi khusus antara PKB dan jam’iyah NU yang bersifat ”historis, kultural, dan aspiratif”. Atas dasar itulah, hingga kini PKB telah berhasil menjadi salah satu wadah politik representatif bagi warga nahdliyin.

Ketua dewan syura pertama partai itu adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Begitu kentalnya asosiasi partai itu dengan beliau, sehingga meskipun sudah wafat, orang tetap menyebut PKB sebagai partainya Gus Dur dan foto beliau selalu muncul dalam atribut dan kegiatan partai. Maka, di samping landasan politik NU yang menjadi sumber cita-cita politik PKB, prinsip egalitarianisme Gus Dur yang humanis juga menjadi doktrin dan penanda jati diri eksistensi PKB, dua hal yang menumbuhkan kemantapan kader dalam pengabdian dan perjuangannya bersama PKB.

Meskipun partai itu memiliki pengurus di semua provinsi di penjuru nusantara, tapi basis utama massanya berada di Pulau Jawa, dan kalau mau dipersempit, tepatnya berada di Jawa Timur. Di provinsi itu, salah satu lumbung suaranya adalah Sumenep, yang pada pemilu pertama 1999 berhasil mengantongi 25 kursi di DPRD kabupaten. Dalam konteks tulisan ini, lokalisasi PKB Sumenep akan menjadi limitasi materi bahasan, meski tidak menutup kemungkinan untuk digeneralisasi sehingga mencakup objek yang lebih luas karena memiliki kesamaan parameter.

Selama lebih dari dua puluh tahun berkiprah dalam dunia politik, khususnya di tingkat lokal Sumenep, satu tradisi yang menjadi citra kebanggaan bersama adalah pemberian prioritas bagi kader sendiri untuk menjadi peserta pemilu, baik pileg maupun pilbup. Ini bisa terealisasi karena PKB tidak pernah kekurangan stok kader yang kapabel dengan banyaknya warga nahdliyin yang memilih partai itu sebagai alat perjuangan politiknya, yang ketika dipadukan dengan struktur partai yang terkoordinasi, roda organisasi bisa berputar dan mesin partai dapat diandalkan untuk mengawal kebijakan partai. Sebagai refleksi dalam rangka menyambut hari lahirnya, kiranya tepat sekali me-review beberapa hal yang merupakan implementasi dari fungsi partai politik yang telah dijalani, yang dapat dicatat sebagai sumbangsih pembelajaran politik bagi masyarakat tentang cara berdemokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  Menyoal Demokrasi Kita

 

Sarana Sosialisasi Politik

Hingga saat ini, PKB Sumenep merupakan salah satu partai dengan struktur pengurus yang paling lengkap hingga tingkat terbawah. Tak ada kecamatan dan desa yang tidak ada pengurus anak cabang dan rantingnya. Ini adalah aset besar bagi PKB. Bermodalkan soliditas pengurus, PKB telah membuktikan keberhasilannya menjalankan fungsi sosialisasi politik melalui rapat konsolidasi, silaturahmi pengurus dengan masyarakat, pelatihan kader, dan kegiatan partai lainnya.

Semua itu berhasil membentuk sikap dan orientasi politik masyarakat, khususnya warga PKB. Jika awalnya banyak dari mereka yang tidak paham tentang politik dan fenomenanya –baik tingkat lokal maupaun nasional– lambat laun pemahaman itu mulai terbentuk. Apalagi banyak pengurus PKB yang merupakan tokoh di masyarakat, sehingga memudahkan mereka untuk menjalankan fungsi ini untuk partainya.

 

Sarana Komunikasi Politik

Sebagai partai dengan perolehan kursi parlemen yang selalu dominan dibanding partai lain, ditambah jabatan bupati selalu dipegang oleh kader PKB juga, maka proses komunikasi politik ini menjadi kesempatan yang baik bagi PKB untuk mengaktualisasikan diri sebagai mediator. Komunikasi politik adalah penyampaian aspirasi dari masyarakat melalui partai untuk dirumuskan menjadi kebijakan oleh pemerintah. Sebaliknya, setelah menjadi kebijakan, maka partai menyebarkan dan menyiarkan kembali kebijakan itu kepada masyarakat. Banyak program pemerintah daerah yang strategis merupakan hasil dari proses sinergis ini.

Baca Juga :  Sudah 2 Bulan Berlalu, Ketua PKB Datangi Kantor Fraksi

 

Sarana Rekrutmen Politik

Fungsi ini dapat pula dijalani dengan baik oleh PKB, terbukti telah berhasil masuk ke semua lapisan masyarakat untuk direkrut menjadi anggota partai. Jika awalnya PKB hanya memiliki daya tarik bagi warga nahdliyin yang umumnya tinggal di pedesaan, lambat laun bisa diterima pula oleh kaum urban dan bahkan kalangan anak muda. Perolehan suara adalah indikator paling mudah untuk menilai tingkat keberhasilan dalam fungsi rekrutmen ini. Rekrutmen yang sukses, pada gilirannya, berkelindan dengan kaderisasi dalam rangka melanjutkan estafet kepemimpinan, dan itu merupakan hal niscaya di PKB. Setiap lima tahun dilaksanakan pemilihan pengurus baru di semua tingkatan, dan selalu muncul wajah-wajah baru sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya.

Puncak dari kaderisasi adalah keberhasilan anggota partai dalam pencapaian target jabatan politik tertinggi. Sejak kelahirannya, PKB terbukti telah beberapa kali berhasil mendudukkan kadernya pada jabatan bupati. Ada mekanisme yang patut diapresiasi dari PKB dalam menentukan kadernya untuk maju dalam pilbup. Seorang calon biasanya lahir dari proses seleksi secara bottom up. Dimulai dari penyerapan aspirasi di pengurus tingkat desa, dibawa ke tingkat kecamatan lalu naik ke tingkat kabupaten, sampai akhirnya diajukan ke pengurus pusat untuk mendapatkan rekomendasi resmi sebagai calon. Bahkan, saking inginnya mengakomodasi proses yang sedemokratis mungkin, pernah diterapkan seleksi calon melalui konvensi, sebuah mekanisme yang hanya dilakukan sekali karena kemudian dinilai lebih banyak mudarat dibanding manfaatnya. Dalam setiap proses pengambilan keputusan strategis, PKB selalu mengedepankan musyawarah dengan pengurus di semua jenjang dan tokoh-tokoh NU.

Akhir tahun ini telah terjadwal agenda politik lima tahunan berupa pilbup. Prosesnya sudah berjalan dan semua partai politik, termasuk PKB, sedang memerankan partisipasinya. Semoga tradisi yang baik, al-qadimisshalih, dapat tetap dipertahankan meski dinamika politik itu tinggi dan penuh tekanan. 

 

*)Anggota PKB Sumenep

JULI adalah bulan istimewa bagi partai politik yang dideklarasikan pada 23 Juli 1998. Partai itu adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang kelahirannya dibidani oleh para pengurus NU melalui tim khusus yang dibetuk mulai dari pusat hingga daerah dengan tugas memfasilitasi kelahiran partai sesuai tingkatannya. Oleh karena tingginya tingkat keterlibatan tokoh NU dalam proses kelahirannya, maka tak dapat ditampik adanya pola relasi khusus antara PKB dan jam’iyah NU yang bersifat ”historis, kultural, dan aspiratif”. Atas dasar itulah, hingga kini PKB telah berhasil menjadi salah satu wadah politik representatif bagi warga nahdliyin.

Ketua dewan syura pertama partai itu adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Begitu kentalnya asosiasi partai itu dengan beliau, sehingga meskipun sudah wafat, orang tetap menyebut PKB sebagai partainya Gus Dur dan foto beliau selalu muncul dalam atribut dan kegiatan partai. Maka, di samping landasan politik NU yang menjadi sumber cita-cita politik PKB, prinsip egalitarianisme Gus Dur yang humanis juga menjadi doktrin dan penanda jati diri eksistensi PKB, dua hal yang menumbuhkan kemantapan kader dalam pengabdian dan perjuangannya bersama PKB.

Meskipun partai itu memiliki pengurus di semua provinsi di penjuru nusantara, tapi basis utama massanya berada di Pulau Jawa, dan kalau mau dipersempit, tepatnya berada di Jawa Timur. Di provinsi itu, salah satu lumbung suaranya adalah Sumenep, yang pada pemilu pertama 1999 berhasil mengantongi 25 kursi di DPRD kabupaten. Dalam konteks tulisan ini, lokalisasi PKB Sumenep akan menjadi limitasi materi bahasan, meski tidak menutup kemungkinan untuk digeneralisasi sehingga mencakup objek yang lebih luas karena memiliki kesamaan parameter.


Selama lebih dari dua puluh tahun berkiprah dalam dunia politik, khususnya di tingkat lokal Sumenep, satu tradisi yang menjadi citra kebanggaan bersama adalah pemberian prioritas bagi kader sendiri untuk menjadi peserta pemilu, baik pileg maupun pilbup. Ini bisa terealisasi karena PKB tidak pernah kekurangan stok kader yang kapabel dengan banyaknya warga nahdliyin yang memilih partai itu sebagai alat perjuangan politiknya, yang ketika dipadukan dengan struktur partai yang terkoordinasi, roda organisasi bisa berputar dan mesin partai dapat diandalkan untuk mengawal kebijakan partai. Sebagai refleksi dalam rangka menyambut hari lahirnya, kiranya tepat sekali me-review beberapa hal yang merupakan implementasi dari fungsi partai politik yang telah dijalani, yang dapat dicatat sebagai sumbangsih pembelajaran politik bagi masyarakat tentang cara berdemokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  DPC PKB Bangkalan Dorong Terbentuknya Perda Pesantren

 

Sarana Sosialisasi Politik

Hingga saat ini, PKB Sumenep merupakan salah satu partai dengan struktur pengurus yang paling lengkap hingga tingkat terbawah. Tak ada kecamatan dan desa yang tidak ada pengurus anak cabang dan rantingnya. Ini adalah aset besar bagi PKB. Bermodalkan soliditas pengurus, PKB telah membuktikan keberhasilannya menjalankan fungsi sosialisasi politik melalui rapat konsolidasi, silaturahmi pengurus dengan masyarakat, pelatihan kader, dan kegiatan partai lainnya.

- Advertisement -

Semua itu berhasil membentuk sikap dan orientasi politik masyarakat, khususnya warga PKB. Jika awalnya banyak dari mereka yang tidak paham tentang politik dan fenomenanya –baik tingkat lokal maupaun nasional– lambat laun pemahaman itu mulai terbentuk. Apalagi banyak pengurus PKB yang merupakan tokoh di masyarakat, sehingga memudahkan mereka untuk menjalankan fungsi ini untuk partainya.

 

Sarana Komunikasi Politik

Sebagai partai dengan perolehan kursi parlemen yang selalu dominan dibanding partai lain, ditambah jabatan bupati selalu dipegang oleh kader PKB juga, maka proses komunikasi politik ini menjadi kesempatan yang baik bagi PKB untuk mengaktualisasikan diri sebagai mediator. Komunikasi politik adalah penyampaian aspirasi dari masyarakat melalui partai untuk dirumuskan menjadi kebijakan oleh pemerintah. Sebaliknya, setelah menjadi kebijakan, maka partai menyebarkan dan menyiarkan kembali kebijakan itu kepada masyarakat. Banyak program pemerintah daerah yang strategis merupakan hasil dari proses sinergis ini.

Baca Juga :  Aliyadi Mustofa Berpeluang Masuk Bursa Pilgub Jatim 2024

 

Sarana Rekrutmen Politik

Fungsi ini dapat pula dijalani dengan baik oleh PKB, terbukti telah berhasil masuk ke semua lapisan masyarakat untuk direkrut menjadi anggota partai. Jika awalnya PKB hanya memiliki daya tarik bagi warga nahdliyin yang umumnya tinggal di pedesaan, lambat laun bisa diterima pula oleh kaum urban dan bahkan kalangan anak muda. Perolehan suara adalah indikator paling mudah untuk menilai tingkat keberhasilan dalam fungsi rekrutmen ini. Rekrutmen yang sukses, pada gilirannya, berkelindan dengan kaderisasi dalam rangka melanjutkan estafet kepemimpinan, dan itu merupakan hal niscaya di PKB. Setiap lima tahun dilaksanakan pemilihan pengurus baru di semua tingkatan, dan selalu muncul wajah-wajah baru sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya.

Puncak dari kaderisasi adalah keberhasilan anggota partai dalam pencapaian target jabatan politik tertinggi. Sejak kelahirannya, PKB terbukti telah beberapa kali berhasil mendudukkan kadernya pada jabatan bupati. Ada mekanisme yang patut diapresiasi dari PKB dalam menentukan kadernya untuk maju dalam pilbup. Seorang calon biasanya lahir dari proses seleksi secara bottom up. Dimulai dari penyerapan aspirasi di pengurus tingkat desa, dibawa ke tingkat kecamatan lalu naik ke tingkat kabupaten, sampai akhirnya diajukan ke pengurus pusat untuk mendapatkan rekomendasi resmi sebagai calon. Bahkan, saking inginnya mengakomodasi proses yang sedemokratis mungkin, pernah diterapkan seleksi calon melalui konvensi, sebuah mekanisme yang hanya dilakukan sekali karena kemudian dinilai lebih banyak mudarat dibanding manfaatnya. Dalam setiap proses pengambilan keputusan strategis, PKB selalu mengedepankan musyawarah dengan pengurus di semua jenjang dan tokoh-tokoh NU.

Akhir tahun ini telah terjadwal agenda politik lima tahunan berupa pilbup. Prosesnya sudah berjalan dan semua partai politik, termasuk PKB, sedang memerankan partisipasinya. Semoga tradisi yang baik, al-qadimisshalih, dapat tetap dipertahankan meski dinamika politik itu tinggi dan penuh tekanan. 

 

*)Anggota PKB Sumenep

Artikel Terkait

Kepada Ipin

Belajar Meramal

Childfree dalam Kosmologi Madura

Menganaktirikan Pantura Madura

Most Read

Artikel Terbaru

/