21.5 C
Madura
Monday, March 27, 2023

Kepada Ipin

Oleh DAFIR FALAH*

GENDONGLAH terus adik-adikmu, Ipin. Kamu anak kuat. Ajak mereka bermain dan kelak ceritakan bahwa hidup bukan melulu soal tanggung jawab, melainkan juga tentang kasih sayang.

Seperti kasih sayangmu yang tak terbatas itu. Mungkin sekarang dan beberapa tahun ke depan, tugasmu berat sekali. Tidak hanya sebagai anak dan kakak dari tiga adikmu. Kamu juga berperan sebagai ibu sekaligus ayah.

Sabar, Ipin. Kamu memang tidak memilih jalan sulit ini. Tapi, percayalah, Tuhan itu sedang bersamamu.

Apa yang terjadi padamu saat ini, adalah cara Tuhan mendidikmu sebagai pribadi yang tegar. Pribadi yang tangguh, kuat, dan tidak gampang menyerah pada keadaan. Meski waktumu sebagai anak 16 tahun tidak kau nikmati.

Setiap hari, kamu malah sibuk mengurus dan merawat tiga adikmu; M. Sorob Salsabil, Saida Romania, dan M. Ragil Saputra. Juga, ibumu, Mesda, yang kini mengalami gangguan mental. Orang bilang ODGJ.

Tidak jadi soal, Ipin. Kamu anak hebat. Aku yakin kamu bisa melewati jalan terjal itu. Sebab bagiku, kamu bukan sekadar anak pada umumnya, melainkan sudah menerobos batas terjauh yang tidak semua anak belasan tahun bisa melewatinya.

Baca Juga :  Pemilu yang Tidak Memilukan

Lukamu mungkin masih membekas. Enam bulan lalu, tepatnya di bawah bambu yang berjejer rapi di sekitar rumahmu. Kau terpaksa menyaksikan ayahmu masuk bui. Tanggung jawabmu semakin bertambah, Ipin.

Bukan saja bertanggung jawab karena kamu kakak sulung. Tidak, Ipin. Justru, sementara waktu kamu berperan sebagai sosok ayah di depan adik-adikmu yang masih kecil. Memandikan, mencuci baju hingga mengajak adik-adikmu belajar mengaji.

Itu tugasmu sekarang, Ipin. Kamu jangan merasa lelah. Apalagi, ibumu saat ini mengalami depresi lantaran ditinggal ayahmu. Anggap itu cara Tuhan melatihmu sabar dan ikhlas. Di luar sana, kamu menjadi panutan. Kamu itu idola.

Ipin, ditinggal orang terdekat memang sakit. Seperti yang kamu alami sekarang. Putra Pamungkas, adikmu yang keempat, belum lama meninggalkanmu, Sabtu (25/2).

Yakinlah, mungkin itu cara Tuhan meringankan bebanmu, Ipin. Sebab, kamu dinilai mampu merawat tiga adikmu dan ibumu.

Kini, berkat kesabaran dan ketelatenanmu merawat tiga adik dan ibumu, kamu dicari banyak orang.  Ipin, kamu sekarang terkenal. Kamu viral kata anak sekarang. Kamu bikin banyak orang tergugah sekaligus terenyuh.

Baca Juga :  MH Said Abdullah Bantu Keluarga Ipin Rp 30 Juta

Bahkan, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meluangkan waktu untuk menemuimu. Pejabat itu rela berangkat dari Jakarta hanya ingin mendengarkan kisah hidupmu.

Karena itu, siapa pun besok yang datang mengunjungimu lagi, ceritakanlah kisahmu. Moh. Syarifin Rohman (Ipin), ceritakan sejujurnya bahwa hari-harimu cukup gelap. Termasuk, pilihanmu putus sekolah.

Kalaupun suatu saat nanti bebanmu mulai berkurang, lalu tiga adikmu tumbuh dewasa, tetap simpan baik-baik kisahmu yang tak biasa itu. Meski saya tahu, saat ini kamu sangat ingin merebah hangat di pangkuan ibumu. Karena sekuat apa pun kamu, Ipin, kamu juga butuh bahu ayahmu untuk sekadar bersandar.

Bagimu, hari ini mungkin tidak semenyenangkan dulu lagi. Kamu harus terpisah dengan ayahmu. Kamu juga harus kehilangan adikmu yang keempat di saat ibumu mengalami depresi. Tapi apa pun itu, kau tetap Ipin yang kelak akan jadi kebanggaan bagi tiga adik-adikmu. (*) 

*) Redaktur Jawa Pos Radar Madura

Oleh DAFIR FALAH*

GENDONGLAH terus adik-adikmu, Ipin. Kamu anak kuat. Ajak mereka bermain dan kelak ceritakan bahwa hidup bukan melulu soal tanggung jawab, melainkan juga tentang kasih sayang.

Seperti kasih sayangmu yang tak terbatas itu. Mungkin sekarang dan beberapa tahun ke depan, tugasmu berat sekali. Tidak hanya sebagai anak dan kakak dari tiga adikmu. Kamu juga berperan sebagai ibu sekaligus ayah.


Sabar, Ipin. Kamu memang tidak memilih jalan sulit ini. Tapi, percayalah, Tuhan itu sedang bersamamu.

Apa yang terjadi padamu saat ini, adalah cara Tuhan mendidikmu sebagai pribadi yang tegar. Pribadi yang tangguh, kuat, dan tidak gampang menyerah pada keadaan. Meski waktumu sebagai anak 16 tahun tidak kau nikmati.

Setiap hari, kamu malah sibuk mengurus dan merawat tiga adikmu; M. Sorob Salsabil, Saida Romania, dan M. Ragil Saputra. Juga, ibumu, Mesda, yang kini mengalami gangguan mental. Orang bilang ODGJ.

Tidak jadi soal, Ipin. Kamu anak hebat. Aku yakin kamu bisa melewati jalan terjal itu. Sebab bagiku, kamu bukan sekadar anak pada umumnya, melainkan sudah menerobos batas terjauh yang tidak semua anak belasan tahun bisa melewatinya.

Baca Juga :  Desa Organik: Harapan atau Peluang
- Advertisement -

Lukamu mungkin masih membekas. Enam bulan lalu, tepatnya di bawah bambu yang berjejer rapi di sekitar rumahmu. Kau terpaksa menyaksikan ayahmu masuk bui. Tanggung jawabmu semakin bertambah, Ipin.

Bukan saja bertanggung jawab karena kamu kakak sulung. Tidak, Ipin. Justru, sementara waktu kamu berperan sebagai sosok ayah di depan adik-adikmu yang masih kecil. Memandikan, mencuci baju hingga mengajak adik-adikmu belajar mengaji.

Itu tugasmu sekarang, Ipin. Kamu jangan merasa lelah. Apalagi, ibumu saat ini mengalami depresi lantaran ditinggal ayahmu. Anggap itu cara Tuhan melatihmu sabar dan ikhlas. Di luar sana, kamu menjadi panutan. Kamu itu idola.

Ipin, ditinggal orang terdekat memang sakit. Seperti yang kamu alami sekarang. Putra Pamungkas, adikmu yang keempat, belum lama meninggalkanmu, Sabtu (25/2).

Yakinlah, mungkin itu cara Tuhan meringankan bebanmu, Ipin. Sebab, kamu dinilai mampu merawat tiga adikmu dan ibumu.

Kini, berkat kesabaran dan ketelatenanmu merawat tiga adik dan ibumu, kamu dicari banyak orang.  Ipin, kamu sekarang terkenal. Kamu viral kata anak sekarang. Kamu bikin banyak orang tergugah sekaligus terenyuh.

Baca Juga :  Pemilu yang Tidak Memilukan

Bahkan, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini meluangkan waktu untuk menemuimu. Pejabat itu rela berangkat dari Jakarta hanya ingin mendengarkan kisah hidupmu.

Karena itu, siapa pun besok yang datang mengunjungimu lagi, ceritakanlah kisahmu. Moh. Syarifin Rohman (Ipin), ceritakan sejujurnya bahwa hari-harimu cukup gelap. Termasuk, pilihanmu putus sekolah.

Kalaupun suatu saat nanti bebanmu mulai berkurang, lalu tiga adikmu tumbuh dewasa, tetap simpan baik-baik kisahmu yang tak biasa itu. Meski saya tahu, saat ini kamu sangat ingin merebah hangat di pangkuan ibumu. Karena sekuat apa pun kamu, Ipin, kamu juga butuh bahu ayahmu untuk sekadar bersandar.

Bagimu, hari ini mungkin tidak semenyenangkan dulu lagi. Kamu harus terpisah dengan ayahmu. Kamu juga harus kehilangan adikmu yang keempat di saat ibumu mengalami depresi. Tapi apa pun itu, kau tetap Ipin yang kelak akan jadi kebanggaan bagi tiga adik-adikmu. (*) 

*) Redaktur Jawa Pos Radar Madura

Artikel Terkait

Belajar Meramal

Childfree dalam Kosmologi Madura

Menganaktirikan Pantura Madura

Surga Nyata Perjuangan Ibu Kepala Keluarga

Most Read

Artikel Terbaru

/