Lulusan IAIN Madura dijamin kian berkualitas karena menerapkan standar kompetensi lulusan (SKL). Hal itu nantinya diterapkan kepada mahasiswa yang menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.
MOH. ALI MUHSIN, Pamekasan, Jawa Pos Radar Madura
FAKULTAS Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura kini memiliki dua program studi (prodi). Pertama ilmu Al-Qur’an dan tafsir dan kedua prodi komunikasi dan penyiaran Islam (KPI).
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Dr. Umar Bukhory, M.Ag. menuturkan, ilmu Al-Qur’an dan tafsir ini merupakan representasi dari fakultas ushuluddin. ”Sementara komunikasi dan penyiaran Islam representasi dari fakultas dakwah,” katanya.
Menurut dia, SKL dalam Ilmu Al-Qur’an dan tafsir bisa macam-macam. Misalnya, menjadi ahli Al-Qur’an, ahli tafsir, dan bisa juga menjadi guru pengajar Al-Qur’an di sekolah. Hal tersebut sudah menjadi standar kompetensi yang sudah disepakti dan disahkan.
”Pengajar Al-Qur’an itu kalau misalkan ada pengangkatan PNS, bisa diambil dari lulusan ilmu Al-Qur’an dan tafsir. Karena yang diinginkan memang guru pengajar Al-Qur’an,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, salah satu kegiatan untuk mendukung SKL prodi antara lain saat praktikum. Karena itu, dia mengarahkan mahasiswa minimal mengambil tiga kompetensi. Pertama, kompetensi tahsin atau bacaan Al-Qur’annya harus benar, kedua tahfiz bukan hanya di praktikum, tapi juga masuk mata kuliah dan diharapkan hafal minimal juz ke-30. Terakhir yaitu penerjemah.
”Punya keterampilan menerjemah Al-Qur’an, terutama surah Al-Baqarah. Kalau sudah bisa menerjemahkan surah itu, insyaallah sudah bagus. Sebab, sebagian besar kosakata di Al-Qur’an ada di surah Al-Baqarah,” ucapnya.
Dia menambahkan, prodi komunikasi dan penyiaran Islam (KPI) juga dinilai memiliki peluang untuk profesi di masa depan. Mahasiswa yang sudah lulus nantinya bisa mengambil peran untuk tampil di depan layar atau belakang layar.
”Alumni prodi KPI ini kalau memiliki bakat di layar depan bisa jadi presenter, host, MC, dan lain-lain. Atau bisa menekuni profesi sebagai kamerawan, penulis berita, editor, dan lain-lain,” ungkapnya.
Dia yakin profesi depan kamera dan belakang kamera tidak akan statis, pasti berkembang seiring perkembangan zaman serta kreativitas mahasiswa. ”Dan itu bersambung dengan praktik profesi yang biasanya dilakukan di semester akhir,” ulasnya.
Tahun ini Umar berencana membuka media baru yang akan diberi nama TV Kampus. Tempatnya sudah disiapkan dan alat-alatnya juga siap didatangkan.”Agar mahasiswa bisa lebih siap saat praktik profesi,” tuturnya.
Umar juga berencana membuka studi baru ilmu hadis. Berbagai persyaratan telah diajukan untuk mewujudkan hal itu. Paling cepat, tahun depan sudah dibuka. ”Saya berharap, pendaftar fakultas ushuluddin dan dakwah banyak dan berkualitas. Sebab, peluang lulus terbuka lebar. Dengan demikian, bisa memberdayakan diri dan bersaing di era indistri 4.0,” tandasnya. (*/par)