21.5 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Informasi Peta Covid-19 Satu Pintu

INFORMASI perkembangan Covid-19 diperbaharui setiap hari untuk meningkatkan kewaspadaan. Di Sumenep, update data peta Covid-19 dilakukan 2 kali sehari. Pukul 07.00 dan pukul 15.00.

Informasi itu bisa diakses melalui satu sumber diskominfo. Informasi itu bersumber dari dinas kesehatan (dinkes). Namun, publik sempat dihebohkan dengan penyebaran informasi peta Covid-19 dari Puskesmas Pandian.

Keresahan disebabkan penggunaan simbol warna yang digunakan menyerupai banyaknya wilayah yang terjangkit Covid-19. Desa Pandian ditandai garis merah dengan simbol warna yang sama tertulis untuk warga positif Covid-19. Sepintas, simbol yang digunakan mengasumsikan masyarakat Pandian mayoritas positif korona.

Kepala Puskesmas Pandian Achmad Samsuri menyampaikan, rekapan data hasil pemantaun tujuh wilayah kerja diperbaharui setiap hari. Tampilan peta informasi Covid-19 pada 27 Maret 2020 memang menimbulkan kesalahan persepsi. Walaupun, sebenarnya data yang disampaikan benar.

Baca Juga :  Transisi Energi Ciptakan Pembangunan Ramah Lingkungan

Warna merah pada kawasan Desa Pandian tidak menerangkan banyaknya jumlah pasien. Berbeda dengan tanda lingkaran yang berwarna merah yang juga dilengkapi keterangan tulisan. Pihaknya juga menyayangkan informasi peta itu sempai bocor menjadi konsumsi publik. Padahal, update data yang dilakukan puskesmas bukan untuk di-puiblish masyarakat, melainkan sebagai bahan laporan pada Dinkes Sumenep.

”Saya banyak menerima komplain. Bagian yang mengerjakan itu juga sudah saya tegur untuk mengubah penggunaan warna,” jelasanya.

Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono menyampaikan, setiap puskesmas memang diperintahkan memperbaharui data peta Covid-19 untuk dilaporkan. ”Sudah saya tegur langsung kemarin,” katanya.

Agus mengungkapkan, pihaknya terus berupaya memenuhi ketersediaan alat pelindung diri (APD). Khususnya bagi petugas yang melakukan penanganan dan pencegahan. Salah satunya di pos-pos pemeriksaan.

Diterangkan, pihaknya juga tengah melakukan pengadaan 4.200 dus masker. Hanya, untuk APD lain seperti pakaian yang dikenakan bagi petugas medis saat ini terjadi keterbatasan stok di berbagai wilayah.

Baca Juga :  CEO Royal Grup Muhammad Mukit Bangun Lembaga Tahfiz dan Tilawah

”Setiap petugas saat ini tetap disediakan APD sesuai prosedur. Kami tetap upayakan untuk memenuhi kebutuhan APD,” ungkapnya kemarin (28/3).

Jumlah orang dengan risiko (ODR) terus mengalami peningkatan setiap hari. Hal itu seiring semakin banyak warga asal Sumenep yang memilih pulang ke kampung halaman. Pihaknya juga meminta setiap puskesmas untuk terus memperbaharui data kedatangan setiap warga. Khususnya dari daerah-daerah seperti Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, dan daerah lain yang ditemukan penularan virus korona.

”Kami akan terus perbaharui informasi data ODR, ODP, PDP, dan positif. Termasuk memantau perkembangan ODR dan ODP di setiap wilayah di Sumenep,” tandasnya. (jun)

INFORMASI perkembangan Covid-19 diperbaharui setiap hari untuk meningkatkan kewaspadaan. Di Sumenep, update data peta Covid-19 dilakukan 2 kali sehari. Pukul 07.00 dan pukul 15.00.

Informasi itu bisa diakses melalui satu sumber diskominfo. Informasi itu bersumber dari dinas kesehatan (dinkes). Namun, publik sempat dihebohkan dengan penyebaran informasi peta Covid-19 dari Puskesmas Pandian.

Keresahan disebabkan penggunaan simbol warna yang digunakan menyerupai banyaknya wilayah yang terjangkit Covid-19. Desa Pandian ditandai garis merah dengan simbol warna yang sama tertulis untuk warga positif Covid-19. Sepintas, simbol yang digunakan mengasumsikan masyarakat Pandian mayoritas positif korona.


Kepala Puskesmas Pandian Achmad Samsuri menyampaikan, rekapan data hasil pemantaun tujuh wilayah kerja diperbaharui setiap hari. Tampilan peta informasi Covid-19 pada 27 Maret 2020 memang menimbulkan kesalahan persepsi. Walaupun, sebenarnya data yang disampaikan benar.

Baca Juga :  Menko Airlangga Ajak Ulama Sukseskan Prokes Lebaran Idul Adha

Warna merah pada kawasan Desa Pandian tidak menerangkan banyaknya jumlah pasien. Berbeda dengan tanda lingkaran yang berwarna merah yang juga dilengkapi keterangan tulisan. Pihaknya juga menyayangkan informasi peta itu sempai bocor menjadi konsumsi publik. Padahal, update data yang dilakukan puskesmas bukan untuk di-puiblish masyarakat, melainkan sebagai bahan laporan pada Dinkes Sumenep.

”Saya banyak menerima komplain. Bagian yang mengerjakan itu juga sudah saya tegur untuk mengubah penggunaan warna,” jelasanya.

Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono menyampaikan, setiap puskesmas memang diperintahkan memperbaharui data peta Covid-19 untuk dilaporkan. ”Sudah saya tegur langsung kemarin,” katanya.

- Advertisement -

Agus mengungkapkan, pihaknya terus berupaya memenuhi ketersediaan alat pelindung diri (APD). Khususnya bagi petugas yang melakukan penanganan dan pencegahan. Salah satunya di pos-pos pemeriksaan.

Diterangkan, pihaknya juga tengah melakukan pengadaan 4.200 dus masker. Hanya, untuk APD lain seperti pakaian yang dikenakan bagi petugas medis saat ini terjadi keterbatasan stok di berbagai wilayah.

Baca Juga :  Delapan PMI Positif Covid-19

”Setiap petugas saat ini tetap disediakan APD sesuai prosedur. Kami tetap upayakan untuk memenuhi kebutuhan APD,” ungkapnya kemarin (28/3).

Jumlah orang dengan risiko (ODR) terus mengalami peningkatan setiap hari. Hal itu seiring semakin banyak warga asal Sumenep yang memilih pulang ke kampung halaman. Pihaknya juga meminta setiap puskesmas untuk terus memperbaharui data kedatangan setiap warga. Khususnya dari daerah-daerah seperti Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, dan daerah lain yang ditemukan penularan virus korona.

”Kami akan terus perbaharui informasi data ODR, ODP, PDP, dan positif. Termasuk memantau perkembangan ODR dan ODP di setiap wilayah di Sumenep,” tandasnya. (jun)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/