27.9 C
Madura
Monday, June 5, 2023

Ratusan PMI Harus Isolasi Mandiri, Tiga Orang Sudah Tak Bernyawa

KEDATANGAN ratusan pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia menjadi atensi satgas penanggulangan bencana nonalam dan pencegahan Covid-19. Mereka harus menjalani pemeriksaan.

Sebanyak 47 PMI di antaranya tiba di Terminal Ronggosukowati Pamekasan dini hari kemarin (16/4). Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan dan menyarankan isolasi mandiri.

Kepala Terminal Ronggosukowati Pamekasan Riad Abdillah mengutarakan, PMI yang pulang dari Malaysia itu tiba menggunakan bus. Total penumpang yang turun di terminal yang dikelolanya tersebut 47 orang.

Perinciannya, 44 orang turun di Pamekasan. Tiga orang lainnya hanya transit dan melanjutkan perjalanan menuju Sumenep. Dua di antaranya masih anak-anak. ”Tiba sekitar pukul 00.31,” sebutnya.

Anak-anak yang berada dalam rombongan itu berusia tiga dan empat tahun. Semuanya punya paspor. Tim memeriksa kesehatan para penumpang dan melakukan pendataan. Barang yang dibawa disemprot pakai cairan disinfektan.

Setelah melalui pemeriksaan dan penyemprotan, PMI pulang ke kediaman masing-masing. Selanjutnya, pemeriksaan lebih lanjut terhadap kesehatan mereka merupakan kewenangan tim medis.

Anggota Satgas Penanggulangan Bencana Nonalam dan Pencegahan Covid-19 Pamekasan Sigit Priyono menerangkan, PMI yang baru datang dari Malaysia itu menjalani isolasi mandiri. Kondisi kesehatannya dipantau tim medis.

Sebelum pulang ke Madura, mereka melalui screening berlapis. Di antaranya, saat kedatangan di Bandara Kualanamu, Medan. Kemudian, menjalani karantina 14 hari selama masa inkubasi.

Ketika PMI tiba, satgas tingkat kabupaten berkoordinasi dengan satgas kecamatan dan desa. Koordinasi itu bertujuan memantau dan mengimbau warga yang baru tiba tersebut melakukan isolasi mandiri. ”Langsung kami koordinasikan dengan satgas kecamatan dan desa,” katanya.

Baca Juga :  Dokter, Bidan, Perawat, hingga Sopir Ambulans Terpapar Covid-19

Gelombang pemulangan PMI dari Malaysia cukup intens. Pemerintah diminta lebih protektif terhadap mereka. Mengingat, para pekerja itu pulang dari negara dengan status zona merah dengan kondisi di negara tersebut belum stabil.

Jika memungkinkan, pemerintah diminta segera membangun tempat karantina khusus bagi warga yang baru pulang dari luar negeri. Dengan demikian, pemantauan dan pengawasan lebih optimal. ”Kami berharap tempat karantina segera dibuat,” kata Wakil Ketua DPRD Pamekasan Harun Suyitno.

Sementara itu, ada 61 PMI asal Sampang yang tiba di Kota Bahari pada Rabu malam (15/4). Setelah dilakukan screening, mereka dipulangkan ke rumah masing-masing.

Jubir Penanggulangan Bencana Nonalam dan Percepatan Penanganan Covid-19 Sampang Moh. Djuwardi menyatakan, dalam menangani kedatangan PMI, pihaknya mengikuti sesuai prosedur. Langkah antisipasi kedatangan PMI tersebut sudah dilakukan. Di antaranya, mengecek kesehatan PMI di posko Covid 19.

Di samping itu, pihaknya sudah menyiapkan tempat karantina di tiap kecamatan. Tim Satgas Covid 19 Sampang memanfaatkan gedung sekolah sebagai tempat katantina.

”Antisipasi dilakukan dengan langkah yang jelas agar orang yang masuk Sampang steril dari virus korona,” katanya.

Namun, PMI tersebut tidak ada yang dikarantina. Setelah dilakukan screening, semua PMI diperbolehkan pulang bersama keluarga yang menjemput. Pihaknya sudah mempertimbangkan hasil medis.

Baca Juga :  Siapkan Tiga Opsi sebagai Tempat Karantina

Namun, pihaknya mewajibkan semua PMI untuk melakukan isolasi mandiri. Dia menyebutkan, selama menjalani isolasi mandiri, PMI harus menerapkan social distancing, tidak keluar rumah, atau berkerumun. Pihaknya akan memantau selama 14 hari menjalani isolasi mandiri.

”Jika selama masa isolasi mandiri mengalami gejala, akan kami periksa. Sementara belum ada PMI yang menunjukkan ada gejala (Covid 19),” ungkapnya.

Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Diskumnaker Sampang Agus Sumarso menyebut ada 3 orang di antara PMI yang dipulangkan sudah meninggal. ”Semuanya berstatus tidak resmi,” ungkap dia.

Mereka berasal dari Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh; Desa Ketapang Barat, Ketapang; dan Desa Pangareman, Kecamatan Ketapang. ”Untuk yang beralamat di Sreseh itu meninggal dikarenakan kecelakaan kerja dan pendarahan. Kalau yang dua karena sakit komplikasi,” terang Agus Sumarso.

Pemulangan jenazah asal Sreseh tersebut difasilitasi Diskumnaker Sampang. Kemudian, untuk jenazah atas nama Mahpur Sangwar difasilitasi secara mandiri oleh pihak keluarga. ”Kalau yang dari Desa Pangereman itu difasilitasi oleh P4 TKI,” terang Agus Sumarso.

Kedua jenazah yang lewat jalur pantura tersebut diperiksa terlebih dahulu di posko penanganan Covid-19 di Kecamatan Banyuates. Tujuannya, agar kendaraan maupun orang yang mengantarnya steril.

”Yang Sreseh tidak dibawa ke posko Jrengik dulu karena lokasinya kan sebelum posko. Tapi, sudah steril karena sebelum masuk Madura dan di Bangkalan juga dicek,” pungkasnya. (bil/iqb)

KEDATANGAN ratusan pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia menjadi atensi satgas penanggulangan bencana nonalam dan pencegahan Covid-19. Mereka harus menjalani pemeriksaan.

Sebanyak 47 PMI di antaranya tiba di Terminal Ronggosukowati Pamekasan dini hari kemarin (16/4). Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan dan menyarankan isolasi mandiri.

Kepala Terminal Ronggosukowati Pamekasan Riad Abdillah mengutarakan, PMI yang pulang dari Malaysia itu tiba menggunakan bus. Total penumpang yang turun di terminal yang dikelolanya tersebut 47 orang.


Perinciannya, 44 orang turun di Pamekasan. Tiga orang lainnya hanya transit dan melanjutkan perjalanan menuju Sumenep. Dua di antaranya masih anak-anak. ”Tiba sekitar pukul 00.31,” sebutnya.

Anak-anak yang berada dalam rombongan itu berusia tiga dan empat tahun. Semuanya punya paspor. Tim memeriksa kesehatan para penumpang dan melakukan pendataan. Barang yang dibawa disemprot pakai cairan disinfektan.

Setelah melalui pemeriksaan dan penyemprotan, PMI pulang ke kediaman masing-masing. Selanjutnya, pemeriksaan lebih lanjut terhadap kesehatan mereka merupakan kewenangan tim medis.

Anggota Satgas Penanggulangan Bencana Nonalam dan Pencegahan Covid-19 Pamekasan Sigit Priyono menerangkan, PMI yang baru datang dari Malaysia itu menjalani isolasi mandiri. Kondisi kesehatannya dipantau tim medis.

- Advertisement -

Sebelum pulang ke Madura, mereka melalui screening berlapis. Di antaranya, saat kedatangan di Bandara Kualanamu, Medan. Kemudian, menjalani karantina 14 hari selama masa inkubasi.

Ketika PMI tiba, satgas tingkat kabupaten berkoordinasi dengan satgas kecamatan dan desa. Koordinasi itu bertujuan memantau dan mengimbau warga yang baru tiba tersebut melakukan isolasi mandiri. ”Langsung kami koordinasikan dengan satgas kecamatan dan desa,” katanya.

Baca Juga :  Presiden Minta Pengusaha Bantu Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada

Gelombang pemulangan PMI dari Malaysia cukup intens. Pemerintah diminta lebih protektif terhadap mereka. Mengingat, para pekerja itu pulang dari negara dengan status zona merah dengan kondisi di negara tersebut belum stabil.

Jika memungkinkan, pemerintah diminta segera membangun tempat karantina khusus bagi warga yang baru pulang dari luar negeri. Dengan demikian, pemantauan dan pengawasan lebih optimal. ”Kami berharap tempat karantina segera dibuat,” kata Wakil Ketua DPRD Pamekasan Harun Suyitno.

Sementara itu, ada 61 PMI asal Sampang yang tiba di Kota Bahari pada Rabu malam (15/4). Setelah dilakukan screening, mereka dipulangkan ke rumah masing-masing.

Jubir Penanggulangan Bencana Nonalam dan Percepatan Penanganan Covid-19 Sampang Moh. Djuwardi menyatakan, dalam menangani kedatangan PMI, pihaknya mengikuti sesuai prosedur. Langkah antisipasi kedatangan PMI tersebut sudah dilakukan. Di antaranya, mengecek kesehatan PMI di posko Covid 19.

Di samping itu, pihaknya sudah menyiapkan tempat karantina di tiap kecamatan. Tim Satgas Covid 19 Sampang memanfaatkan gedung sekolah sebagai tempat katantina.

”Antisipasi dilakukan dengan langkah yang jelas agar orang yang masuk Sampang steril dari virus korona,” katanya.

Namun, PMI tersebut tidak ada yang dikarantina. Setelah dilakukan screening, semua PMI diperbolehkan pulang bersama keluarga yang menjemput. Pihaknya sudah mempertimbangkan hasil medis.

Baca Juga :  6 Juni, Ratusan PMI Bakal Dipulangkan

Namun, pihaknya mewajibkan semua PMI untuk melakukan isolasi mandiri. Dia menyebutkan, selama menjalani isolasi mandiri, PMI harus menerapkan social distancing, tidak keluar rumah, atau berkerumun. Pihaknya akan memantau selama 14 hari menjalani isolasi mandiri.

”Jika selama masa isolasi mandiri mengalami gejala, akan kami periksa. Sementara belum ada PMI yang menunjukkan ada gejala (Covid 19),” ungkapnya.

Kasi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Diskumnaker Sampang Agus Sumarso menyebut ada 3 orang di antara PMI yang dipulangkan sudah meninggal. ”Semuanya berstatus tidak resmi,” ungkap dia.

Mereka berasal dari Desa Labuhan, Kecamatan Sreseh; Desa Ketapang Barat, Ketapang; dan Desa Pangareman, Kecamatan Ketapang. ”Untuk yang beralamat di Sreseh itu meninggal dikarenakan kecelakaan kerja dan pendarahan. Kalau yang dua karena sakit komplikasi,” terang Agus Sumarso.

Pemulangan jenazah asal Sreseh tersebut difasilitasi Diskumnaker Sampang. Kemudian, untuk jenazah atas nama Mahpur Sangwar difasilitasi secara mandiri oleh pihak keluarga. ”Kalau yang dari Desa Pangereman itu difasilitasi oleh P4 TKI,” terang Agus Sumarso.

Kedua jenazah yang lewat jalur pantura tersebut diperiksa terlebih dahulu di posko penanganan Covid-19 di Kecamatan Banyuates. Tujuannya, agar kendaraan maupun orang yang mengantarnya steril.

”Yang Sreseh tidak dibawa ke posko Jrengik dulu karena lokasinya kan sebelum posko. Tapi, sudah steril karena sebelum masuk Madura dan di Bangkalan juga dicek,” pungkasnya. (bil/iqb)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/