21.4 C
Madura
Friday, June 2, 2023

Bupati Sumenep Achmad Fauzi Belum Puas Penurunan Kemiskinan

SUMENEP – Angka kemiskinan 2022 di Kabupaten Sumenep mengalami penurunan signifikan. Itu jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, data BPS Sumenep menjukkan bahwa penurunan angka kemiskinan 2022 paling tinggi dalam empat tahun terakhir.

Pada 2019, angka kemiskinan turun cukup tinggi daripada 2018. Turun sekitar 0,68 persen dalam hitungan persentase. Sementara pada 2022 persentase penurunan angka kemiskinan signifikan mencapai 1,75 persen. Meski begitu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi belum puas dengan turunnya angka kemiskinan tersebut.

Bupati Fauzi menyampaikan, angka kemiskinan di Kota Keris baru 2022 berhasil menyentuh angka 18,76 persen. Angka tersebut dinilai paling rendah sejak 2012. Sebab selama ini angka kemiksinan berkutat di angka 20 persen.

”Sekarang angka kemiskinan kita turun menjadi 18,76 persen. Kami targetkan tahun depan bisa meningkat,” tuturnya kemarin (17/2).

Baca Juga :  Apresiasi Tradisi Rasolan pada HUT JPRM

Pada 2021, penduduk miskin di Sumenep sebanyak 224 ribu jiwa atau 20,51 persen. Sedangkan pada 2022, penduduk miskin berjumlah 206 ribu jiwa atau 18,76 persen. Artinya, dalam setahun terakhir Pemkab Sumenep berhasil mengeliminasi 18 ribuan masyarakat miskin.

Capaian tersebut belum membuat Fauzi puas. Dia mengungkapkan, turunnnya angka kemiskinan belum mencapai target yang diinginkan. Ke depan dia menargetkan penurunan angka kemiskinan di daerahnya bisa lebih tinggi.

”Penurunan angka kemiskinan harus terus ditingkatkan. Tahun klau kita tidak mencapai target,” ungkapnya.

Politikus PDIP itu memaparkan, penurunan angka kemiskinan menjadi fokus utama pemerintah daerah. Karena itu, pemerintah desa harus memiliki pemikiran sama. Sebab, desa menjadi penggerak utama dalam rangka penurunan angka kemiskinan.

”Target kami sudah disampaikan. Pendamping desa juga harus memberikan masukan kepada desa agar angka kemiksinan bisa tekan,” paparnya.

Baca Juga :  Harkitnas, Bangkit Lawan Covid-19

Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Sumenep Miskun Legiyono mengaku, penurunan angka kemiskinan sejalan dengan program yang dilaksanakan organisasianya. Dia juga menginginkan agar peringkat kemiskinan Kabupaten Sumenep berada di urutan 10 terbaik dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

”Selama ini kan kita masih berada di urutan kedua kabupaten paling miskin. Paling tidak ke depan kita juga akan dorong agar masuk 10 besar,” tegasnya.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kemiskinan masih tinggi. Di antaranya berkaitan dengan masalah pendataan masyarakat yang tergolong miskin. Sebab, ketika ada penyaluran bantuan, masyarakat banyak mengaku miskin agar masuk dalam data penerima bantuan. ”Masalah pendataan ini juga penting,” tukas pria yang akrab disapa Iyon itu. (bil/han)

SUMENEP – Angka kemiskinan 2022 di Kabupaten Sumenep mengalami penurunan signifikan. Itu jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, data BPS Sumenep menjukkan bahwa penurunan angka kemiskinan 2022 paling tinggi dalam empat tahun terakhir.

Pada 2019, angka kemiskinan turun cukup tinggi daripada 2018. Turun sekitar 0,68 persen dalam hitungan persentase. Sementara pada 2022 persentase penurunan angka kemiskinan signifikan mencapai 1,75 persen. Meski begitu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi belum puas dengan turunnya angka kemiskinan tersebut.

Bupati Fauzi menyampaikan, angka kemiskinan di Kota Keris baru 2022 berhasil menyentuh angka 18,76 persen. Angka tersebut dinilai paling rendah sejak 2012. Sebab selama ini angka kemiksinan berkutat di angka 20 persen.


”Sekarang angka kemiskinan kita turun menjadi 18,76 persen. Kami targetkan tahun depan bisa meningkat,” tuturnya kemarin (17/2).

Baca Juga :  Azyumardi Azra: Golkar Partai Modern dengan Sistem Merit Terbaik

Pada 2021, penduduk miskin di Sumenep sebanyak 224 ribu jiwa atau 20,51 persen. Sedangkan pada 2022, penduduk miskin berjumlah 206 ribu jiwa atau 18,76 persen. Artinya, dalam setahun terakhir Pemkab Sumenep berhasil mengeliminasi 18 ribuan masyarakat miskin.

Capaian tersebut belum membuat Fauzi puas. Dia mengungkapkan, turunnnya angka kemiskinan belum mencapai target yang diinginkan. Ke depan dia menargetkan penurunan angka kemiskinan di daerahnya bisa lebih tinggi.

”Penurunan angka kemiskinan harus terus ditingkatkan. Tahun klau kita tidak mencapai target,” ungkapnya.

- Advertisement -

Politikus PDIP itu memaparkan, penurunan angka kemiskinan menjadi fokus utama pemerintah daerah. Karena itu, pemerintah desa harus memiliki pemikiran sama. Sebab, desa menjadi penggerak utama dalam rangka penurunan angka kemiskinan.

”Target kami sudah disampaikan. Pendamping desa juga harus memberikan masukan kepada desa agar angka kemiksinan bisa tekan,” paparnya.

Baca Juga :  Swalayan Tak Indahkan Perbup 44/2022

Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Sumenep Miskun Legiyono mengaku, penurunan angka kemiskinan sejalan dengan program yang dilaksanakan organisasianya. Dia juga menginginkan agar peringkat kemiskinan Kabupaten Sumenep berada di urutan 10 terbaik dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

”Selama ini kan kita masih berada di urutan kedua kabupaten paling miskin. Paling tidak ke depan kita juga akan dorong agar masuk 10 besar,” tegasnya.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka kemiskinan masih tinggi. Di antaranya berkaitan dengan masalah pendataan masyarakat yang tergolong miskin. Sebab, ketika ada penyaluran bantuan, masyarakat banyak mengaku miskin agar masuk dalam data penerima bantuan. ”Masalah pendataan ini juga penting,” tukas pria yang akrab disapa Iyon itu. (bil/han)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/