21.2 C
Madura
Wednesday, June 7, 2023

Singapura Komitmen Tambah Investasi di Indonesia, Ini Alasannya!

SINGAPURA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura bertemu di Singapura untuk menyelesaikan pembahasan enam bidang kerja sama Rabu lalu (14/7). Enam bidang kerja sama itu akan menjadi materi pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Leaders retreat yang tertunda tahun lalu itu diharapkan bisa direalisasikan tahun ini.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Enam Kelompok Kerja Bilateral Singapura-Indonesia bersama Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong. Fokus pertemuan itu terkait perkembangan kerja sama di kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) dan kawasan ekonomi khusus (KEK) lainnya. Termasuk, membahas investasi, transportasi, pariwisata, tenaga kerja, dan agribisnis.

Kedua menteri berharap enam bidang kerja sama tersebut bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Implementasi dari rencana kerja yang telah disepakati diharapkan bisa meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Menteri Gan Kim Yong mengatakan, peningkatan investasi untuk membuka lapangan kerja akan menjadi modal bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi. Menko Airlangga pun menyambut baik peluang peningkatan investasi, mulai dari energi hijau, e-commerce, data center, hingga carbon trading.

Kedua menteri juga membahas pentingnya green economy sebagai upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Salah satu peluang kerja sama antara Indonesia dan Singapura adalah pengembangan green economy.

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang merupakan aturan pelaksanaan dari UU Cipta Kerja. PP tersebut dibuat untuk meningkatkan kemudahan pelayanan, kelancaran, dan pengawasan arus lalu lintas barang dalam pemasukan atau pengeluaran barang keluar dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Baca Juga :  Pemerintah Siap Wujudkan Indonesia sebagai Pusat Produsen Halal Dunia

”Untuk kawasan BBK, dipersiapkan menjadi hub logistik internasional untuk mendukung integrasi dan persaingan industri, perdagangan, maritime, dan pariwisata,” kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Untuk mendukung teknologi digital agar semakin berkembang di kawasan BBK, Pemerintah Indonesia telah meresmikan Nongsa Digital Park pada Maret 2018 lalu. Nongsa Digital Park merupakan proyek utama yang dipergunakan sebagai hub digital antara Indonesia dan Singapura.

Nongsa Digital Park juga sudah ditetapkan sebagai KEK melalui PP Nomor 68 Tahun 2021. Saat ini, Nongsa Digital Park memiliki sekitar 160 perusahaan dengan 1.000 pekerja yang berasal dari perusahaan lokal maupun perusahaan asing.

Perusahaan Telkom asal Uni Emirat Arab, Etisalat dan Telkom berencana menggelontorkan dana investasi hingga US$ 100 juta untuk membangun data center di Nongsa Digital Park. Selain Nongsa Digital Park, pemerintah Indonesia juga sudah menetapkan zona Batam Aero Technic (BAT) di Batam sebagai KEK melalui PP Nomor 67 Tahun 2021.

Pertemuan tersebut juga membahas isu ketenagakerjaan dan upaya untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja melalui kolaborasi antara kedua negara. Pemerintah Indonesia dan Singapura telah menandatangani 29 perjanjian kerja sama (MoU) terkait peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui pembahasan manajemen rantai pasokan, keahlian ekonomi digital, teknologi finansial, inovasi sosial, analisis data, pariwisata dan hospitality, kepemimpinan, kebudayaan, dan obat-obatan.

Sementara pembahasan terkait agribisnis, fokus pada komitmen kedua negara untuk mengembangkan kerja sama dalam subkelompok kerja pertanian. Termasuk, hasil laut dan perjanjian sanitari dan fitosanitari (sanitary and phytosanitary) berdasarkan World Trade Organization (WTO).

Baca Juga :  Urai Jumlah Pengangguran, BLK Bangkalan Gandeng 3 Negara di Benua Asia

Berdasarkan target Singapura 30 by 30. Yaitu, memenuhi sendiri kebutuhan gizi 30 persen pada 2030. Pemerintah Indonesia dan Singapura berkomitmen bekerja sama untuk proyek pengembangan agribisnis di kawasan BBK dengan tujuan ekspor produk pertanian ke Singapura.

Investor Singapura nantinya akan mengembangkan sistem pertanian pintar (smart farming system) untuk memproduksi buah-buahan, sayuran, dan produk lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pasar Singapura. ”Dalam proyek ini, Indonesia akan menyediakan sumber daya lahan, tenaga kerja, dan teknologi, sehingga proyek ini dapat segera terlaksana,” ujar Airlangga.

Menteri Gan Kim Yong juga menyampaikan, meskipun pandemi berdampak sangat berat bagi sektor pariwisata kedua negara, situasi ini dapat dimanfaatkan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur serta kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata.

Menteri Gan Kim Yong juga mengimbau pentingnya safe cruise control agar negara-negara di kawasan regional dapat menyamakan standar prosedur dan kesehatan untuk wisata cruise. Sebab, Indonesia juga merupakan destinasi favorit. Kedua negara juga membahas kemungkinan pembentukan travel bubble sebagai pilot project. Kedua menteri sepakat untuk membentuk micro travel bubble antara Singapura dengan kawasan di dalam pulau Bintan, seperti Lagoi.

Apabila pembentukan micro travel bubble ini dapat berjalan dengan baik, selanjutnya dapat ditingkatkan ke area yang lebih besar. Melalui micro travel bubble ini, wisatawan dapat saling berkunjung secara aman dan nyaman. Sangat bermanfaat untuk menumbuhkan kembali wisata dan ekonomi. Pembahasan lanjutan mengenai micro travel bubble akan dilakukan agar dalam pelaksanaannya tidak berdampak buruk bagi kesehatan. (*/par)

SINGAPURA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura bertemu di Singapura untuk menyelesaikan pembahasan enam bidang kerja sama Rabu lalu (14/7). Enam bidang kerja sama itu akan menjadi materi pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Leaders retreat yang tertunda tahun lalu itu diharapkan bisa direalisasikan tahun ini.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Enam Kelompok Kerja Bilateral Singapura-Indonesia bersama Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong. Fokus pertemuan itu terkait perkembangan kerja sama di kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) dan kawasan ekonomi khusus (KEK) lainnya. Termasuk, membahas investasi, transportasi, pariwisata, tenaga kerja, dan agribisnis.

Kedua menteri berharap enam bidang kerja sama tersebut bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Implementasi dari rencana kerja yang telah disepakati diharapkan bisa meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.


Menteri Gan Kim Yong mengatakan, peningkatan investasi untuk membuka lapangan kerja akan menjadi modal bagi pemulihan ekonomi pasca pandemi. Menko Airlangga pun menyambut baik peluang peningkatan investasi, mulai dari energi hijau, e-commerce, data center, hingga carbon trading.

Kedua menteri juga membahas pentingnya green economy sebagai upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Salah satu peluang kerja sama antara Indonesia dan Singapura adalah pengembangan green economy.

Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang merupakan aturan pelaksanaan dari UU Cipta Kerja. PP tersebut dibuat untuk meningkatkan kemudahan pelayanan, kelancaran, dan pengawasan arus lalu lintas barang dalam pemasukan atau pengeluaran barang keluar dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.

Baca Juga :  Halalbihalal IKA UMM Hadirkan Drama Kolosal

”Untuk kawasan BBK, dipersiapkan menjadi hub logistik internasional untuk mendukung integrasi dan persaingan industri, perdagangan, maritime, dan pariwisata,” kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

- Advertisement -

Untuk mendukung teknologi digital agar semakin berkembang di kawasan BBK, Pemerintah Indonesia telah meresmikan Nongsa Digital Park pada Maret 2018 lalu. Nongsa Digital Park merupakan proyek utama yang dipergunakan sebagai hub digital antara Indonesia dan Singapura.

Nongsa Digital Park juga sudah ditetapkan sebagai KEK melalui PP Nomor 68 Tahun 2021. Saat ini, Nongsa Digital Park memiliki sekitar 160 perusahaan dengan 1.000 pekerja yang berasal dari perusahaan lokal maupun perusahaan asing.

Perusahaan Telkom asal Uni Emirat Arab, Etisalat dan Telkom berencana menggelontorkan dana investasi hingga US$ 100 juta untuk membangun data center di Nongsa Digital Park. Selain Nongsa Digital Park, pemerintah Indonesia juga sudah menetapkan zona Batam Aero Technic (BAT) di Batam sebagai KEK melalui PP Nomor 67 Tahun 2021.

Pertemuan tersebut juga membahas isu ketenagakerjaan dan upaya untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja melalui kolaborasi antara kedua negara. Pemerintah Indonesia dan Singapura telah menandatangani 29 perjanjian kerja sama (MoU) terkait peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui pembahasan manajemen rantai pasokan, keahlian ekonomi digital, teknologi finansial, inovasi sosial, analisis data, pariwisata dan hospitality, kepemimpinan, kebudayaan, dan obat-obatan.

Sementara pembahasan terkait agribisnis, fokus pada komitmen kedua negara untuk mengembangkan kerja sama dalam subkelompok kerja pertanian. Termasuk, hasil laut dan perjanjian sanitari dan fitosanitari (sanitary and phytosanitary) berdasarkan World Trade Organization (WTO).

Baca Juga :  Terus Lakukan Revitalisasi Pasar

Berdasarkan target Singapura 30 by 30. Yaitu, memenuhi sendiri kebutuhan gizi 30 persen pada 2030. Pemerintah Indonesia dan Singapura berkomitmen bekerja sama untuk proyek pengembangan agribisnis di kawasan BBK dengan tujuan ekspor produk pertanian ke Singapura.

Investor Singapura nantinya akan mengembangkan sistem pertanian pintar (smart farming system) untuk memproduksi buah-buahan, sayuran, dan produk lainnya yang sesuai dengan kebutuhan pasar Singapura. ”Dalam proyek ini, Indonesia akan menyediakan sumber daya lahan, tenaga kerja, dan teknologi, sehingga proyek ini dapat segera terlaksana,” ujar Airlangga.

Menteri Gan Kim Yong juga menyampaikan, meskipun pandemi berdampak sangat berat bagi sektor pariwisata kedua negara, situasi ini dapat dimanfaatkan untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur serta kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata.

Menteri Gan Kim Yong juga mengimbau pentingnya safe cruise control agar negara-negara di kawasan regional dapat menyamakan standar prosedur dan kesehatan untuk wisata cruise. Sebab, Indonesia juga merupakan destinasi favorit. Kedua negara juga membahas kemungkinan pembentukan travel bubble sebagai pilot project. Kedua menteri sepakat untuk membentuk micro travel bubble antara Singapura dengan kawasan di dalam pulau Bintan, seperti Lagoi.

Apabila pembentukan micro travel bubble ini dapat berjalan dengan baik, selanjutnya dapat ditingkatkan ke area yang lebih besar. Melalui micro travel bubble ini, wisatawan dapat saling berkunjung secara aman dan nyaman. Sangat bermanfaat untuk menumbuhkan kembali wisata dan ekonomi. Pembahasan lanjutan mengenai micro travel bubble akan dilakukan agar dalam pelaksanaannya tidak berdampak buruk bagi kesehatan. (*/par)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/