KEGIATAN belajar mengajar (KBM) di tingkat madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA) dilakukan secara daring dan tatap muka. Disesuaikan dengan lokasi lembaga pendidikan masing-masing.
Pembelajaran dilakukan secara langsung jika lembaga pendidikan berada di zona hijau. Tetapi, 18 kecamatan daratan Sumenep tidak bisa melaksanakan KBM tatap muka. Sekolah di zona merah diharuskan melakukan pembelajaran dari rumah.
Kepala Kemenag Sumenep Juhedi meminta agar semua warga di tiap lembaga pendidikan benar-benar memikirkan keberhasilan pembelajaran. Sebab, di madrasah tidak hanya materi umum seperti bahasa Indonesia, matematika, IPA, dan lainnya. Tapi, juga ada madrasah yang menyelenggarakan program tahfidz.
”Teknis dan kelengkapan sekolah yang akan melakukan pembelajaran tatap muka tetap mengikuti protokol kesehatan,” ucapnya. Setiap kelas wajib disediakan bak cuci tangan, sabun, tisu, hand sanitizer, dan thermo gun.
Sebelum kembali aktif, lembaga pendidikan wajib disemprot cairan disinfektan. Juga meniadakan karpet dan sajadah umum di musala sekolah serta menyediakan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
Plt Kepala MTsN 1 Abdullah menyampaikan, pelaksanaan pembelajaran tetap menggunakan daring. Memaksimalkan e-learning. Pihaknya meminta guru aktif dan kreatif saat melangsungkan KBM. Apalagi untuk pelaksanaan program tahfidz. ”Harus tetap mengadakan murojaah,” pintanya.
Semua siswa diminta tetap menghafal Alquran di rumah. Target hafalan 2 juz hingga lulus. Sesuai dengan kemampuan anak. Guru diwajibkan membangun komunikasi dengan orang tua untuk memantau kemajuan siswa dalam menghafal Alquran dan keberhasilan pembelajaran. ”Partisipasi orang tua untuk menerima anaknya melakukan murojaah juga perlu,” ungkapnya. (mi)