SURABAYA – Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) terus melakukan percepatan pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat. Produk olahan pelaku industri kecil menengah (IKM) Madura kian berkembang. Pengemasan juga lebih modern.
Ratusan pelaku IKM Madura mendapat pelatihan teknologi terapan dengan desain modern. Para pelaku IKM langsung dilatih oleh BPWS dan Inopak Institute sebagai lembaga yang digawangi para mahasiswa Indonesia alumnus dari Jerman.
Pelatihan dipusatkan di Surabaya. Kemudian, didukung oleh program migration development dari pemerintah Jerman melalui The Deutsche Gesellschaft Fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ).
Kegiatan tersebut digelar selama dua hari di Four Point Hotel Surabaya sejak kemarin (9/10) dengan menghadirkan 30 IKM se-Madura sebagai peserta. Perwakilan dari empat pemerintah kabupaten di Madura turut diundang, termasuk Dinas Koperasi dan UMKM Pemprov Jatim.
Ketua Inopak Institute Alvin Mufreni mengatakan, para pelaku IKM yang dihadirkan merupakan perwakilan dari sekitar 300 IKM se-Madura yang sudah dilatih bersama BPWS. ”Kami terus mengembangkan pelatihan. Khususnya dalam teknologi terapan dan pengemasan yang lebih modern,” katanya.
Dia mengungkapkan, selain pemahaman teori, para pelaku IKM berkesempatan memamerkan produk olahan mereka. Produk dan kemasan yang dipamerkan para pelaku IKM luar biasa bagus.
Koordinator GIZ Makhdonal Anwar menyatakan, pelatihan yang digelar selama ini mendapat respons positif. Pelatihan tersebut menitikberatkan pada kualitas dan kuantitas produk olahan IKM.
”Konsentrasi pelatihan memang memfokuskan bagaimana IKM bisa mengerti teknologi pangan, pengemasan, dan ramah lingkungan. Termasuk, pengawetan tanpa bahan kimia,” terangnya.
Dalam kurun waktu setahun, animo IKM Madura dengan adanya pelatihan cukup besar. BPWS dan Inopak tidak hanya memberikan teori pengolahan, tetapi juga praktik langsung bagaimana produk olahan bisa meningkat.
Dengan begitu, para pelaku IKM bisa meningkatkan pendapatan. ”Kami bawa mesin-mesinnya dan ada pendampingan di lapangan sehingga produk yang biasa dijual rendah bisa meningkat,” ucapnya.
Sekretaris BPWS Sidik Wiyoto menyampaikan, pelatihan yang diberikan kepada para pelaku IKM merupakan bagian dalam upaya percepatan pembangunan di Madura. ”Khususnya dalam pemberdayaan. Ini penting dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat,” terangnya.
Pria berkacamata itu menambahkan, pelatihan tersebut menelan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar. Meski masih jauh dari cukup, BPWS terus berkomitmen mengembangkan Madura. ”Kami sudah melatih 300 IKM. Harapannya, terus meningkat dengan kualitas produk IKM yang bisa menembus pasar nasional,” harap mantan kepala BPKP Jatim itu.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jatim Mas Purnomo Hadi mengapresiasi program yang direalisasikan BPWS bersama Inopak Institute dan GIZ. Pelatihan tersebut membantu pemasaran produk pelaku IKM sehingga menambah pendapatan. ”Kami mewakili ibu gubernur atas nama Pemerintah Provinsi Jatim mengapresiasi kegiatan ini,” ucapnya.