21.5 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Airlangga: Pemerintah Pastikan Semua Vaksin Berkhasiat Lindungi Warga

JAKARTA – Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), percepatan distribusi dan pelaksanaan vaksinasi harus dilakukan dengan baik. Vaksinasi merupakan langkah penting dalam mempercepat pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional.

Kedatangan vaksin Sinovac pada Senin (6/9) merupakan tahap yang ke-50. Itu adalah upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga ketersediaan stok vaksin.

”Penambahan 5 juta dosis vaksin produksi Sinovac tersebut untuk memastikan stok vaksin aman,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat sambutan secara virtual kedatangan vaksin tahap ke-50.

Menurut dia, sejak kedatangan vaksin pertama pada Desember 2020, secara keseluruhan Indonesia telah menerima sekitar 225,4 juta dosis vaksin dalam berbagai merek, dalam bentuk bulk, maupun vaksin jadi.

Menurut dia, vaksin jadi Sinovac yang telah diterima sampai 6 September sebanyak 33 juta dosis. Sementara dalam bentuk bulk sebanyak 153,9 juta dosis. Vaksin Astra Zeneca 19,5 juta dosis, Moderna 8 juta dosis, Pfizer 2,75 juta dosis, dan Sinopharm 8,25 juta dosis.

”Pemerintah selalu memastikan safety, quality, dan efficacy untuk seluruh jenis vaksin. Semua sudah melalui proses evaluasi Badan POM dan rekomendasi dari ITAGI, WHO, dan para ahli. Semua merek vaksin berkhasiat untuk melindungi. Jadi, masyarakat tidak perlu pilih-pilih vaksin,” tutur Arilangga.

Baca Juga :  PLN Amankan Pasokan Listrik Peringati Isra Mikraj di Madura

Dia menjelaskan, hingga 5 September, telah disuntikkan 105,7 juta dosis vaksin kepada masyarakat. Sebanyak 66,78 juta orang atau 32,07 persen dari target vaksinasi sudah menerima dosis pertama dan 38,22 juta orang atau 18,35 persen telah menerima dosis kedua.

Selain itu, vaksinasi dosis ketiga sebagai booster kepada tenaga kesehatan (nakes) juga telah dilakukan kepada 713.068 orang. Untuk vaksinasi anak usia 12-17 tahun, sebanyak 2,77 juta anak telah mendapat vaksinasi dosis pertama. Sedangkan 1,9 juta anak telah menerima dosis kedua.

“Kita telah berada pada jalur yang tepat dan sesuai target. Jumlah vaksinasi Indonesia berada di peringkat ke-6 dunia. Tapi, kita harus tetap berupaya keras untuk mempercepat vaksinasi. Terutama untuk penduduk usia lanjut. Pemerintah akan terus merumuskan strategi percepatan guna melindungi kelompok tersebut,” ulas Airlangga.

Dia menerangkan, setelah melakukan vaksinasi pada nakes dan petugas publik, saat ini pemerintah bekerja ekstra untuk melakukan vaksinasi kepada penduduk lanjut usia dan masyarakat umum. Khususnya, usia di atas 12 tahun, termasuk ibu hamil. Akselerasi vaksinasi ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk beraktivitas kembali dan menggerakkan roda perekonomian.

Baca Juga :  Menko Airlangga: BT-PKLW di NTB Paling Cepat dan Tepat Sasaran

”Perlu ditekankan bahwa vaksinasi merupakan salah satu strategi pemerintah dalam menanganani pandemi Covid-19. Pemerintah juga terus mendorong peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam penerapan PPKM. Termasuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) 3M dan terus meningkatkan kapasitas 3T,” imbuhnya.

Dampak positif dari percepatan vaksinasi dan penerapan PPKM telah terlihat dengan adanya penurunan jumlah kasus aktif. Mulai kasus tingkat sedang hingga berat. Tingkat kesembuhan nasional mencapai 92,8 persen. ”Artinya, lebih besar dari tingkat kesembuhan global sebesar 89,4 persen,” terang Airlangga.

Airlangga menambahkan, jumlah kasus aktif nasional juga turun 65,3 persen dibandingkan awal PPKM leveling pada 9 Agustus lalu. Bahkan, BOR nasional dalam sepekan ini juga terjadi turun 76 persen.

”Pandemi belum berakhir. Meski terjadi tren penurunan, masyarakat harus tetap waspada. Semoga semua pihak bisa bekerja sama dengan baik dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Khususnya, program vaksinasi dapat terus dikembangkan. Dengan begitu, bangsa kita berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional,” pungkas Menko Airlangga. (ltg/fsr/par)

JAKARTA – Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), percepatan distribusi dan pelaksanaan vaksinasi harus dilakukan dengan baik. Vaksinasi merupakan langkah penting dalam mempercepat pemulihan kesehatan dan ekonomi nasional.

Kedatangan vaksin Sinovac pada Senin (6/9) merupakan tahap yang ke-50. Itu adalah upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga ketersediaan stok vaksin.

”Penambahan 5 juta dosis vaksin produksi Sinovac tersebut untuk memastikan stok vaksin aman,” kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat sambutan secara virtual kedatangan vaksin tahap ke-50.


Menurut dia, sejak kedatangan vaksin pertama pada Desember 2020, secara keseluruhan Indonesia telah menerima sekitar 225,4 juta dosis vaksin dalam berbagai merek, dalam bentuk bulk, maupun vaksin jadi.

Menurut dia, vaksin jadi Sinovac yang telah diterima sampai 6 September sebanyak 33 juta dosis. Sementara dalam bentuk bulk sebanyak 153,9 juta dosis. Vaksin Astra Zeneca 19,5 juta dosis, Moderna 8 juta dosis, Pfizer 2,75 juta dosis, dan Sinopharm 8,25 juta dosis.

”Pemerintah selalu memastikan safety, quality, dan efficacy untuk seluruh jenis vaksin. Semua sudah melalui proses evaluasi Badan POM dan rekomendasi dari ITAGI, WHO, dan para ahli. Semua merek vaksin berkhasiat untuk melindungi. Jadi, masyarakat tidak perlu pilih-pilih vaksin,” tutur Arilangga.

Baca Juga :  Menuju Era Kenormalan Baru

Dia menjelaskan, hingga 5 September, telah disuntikkan 105,7 juta dosis vaksin kepada masyarakat. Sebanyak 66,78 juta orang atau 32,07 persen dari target vaksinasi sudah menerima dosis pertama dan 38,22 juta orang atau 18,35 persen telah menerima dosis kedua.

- Advertisement -

Selain itu, vaksinasi dosis ketiga sebagai booster kepada tenaga kesehatan (nakes) juga telah dilakukan kepada 713.068 orang. Untuk vaksinasi anak usia 12-17 tahun, sebanyak 2,77 juta anak telah mendapat vaksinasi dosis pertama. Sedangkan 1,9 juta anak telah menerima dosis kedua.

“Kita telah berada pada jalur yang tepat dan sesuai target. Jumlah vaksinasi Indonesia berada di peringkat ke-6 dunia. Tapi, kita harus tetap berupaya keras untuk mempercepat vaksinasi. Terutama untuk penduduk usia lanjut. Pemerintah akan terus merumuskan strategi percepatan guna melindungi kelompok tersebut,” ulas Airlangga.

Dia menerangkan, setelah melakukan vaksinasi pada nakes dan petugas publik, saat ini pemerintah bekerja ekstra untuk melakukan vaksinasi kepada penduduk lanjut usia dan masyarakat umum. Khususnya, usia di atas 12 tahun, termasuk ibu hamil. Akselerasi vaksinasi ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri masyarakat untuk beraktivitas kembali dan menggerakkan roda perekonomian.

Baca Juga :  Menko Airlangga Dorong KUR untuk Sektor Pertanian dan Perikanan

”Perlu ditekankan bahwa vaksinasi merupakan salah satu strategi pemerintah dalam menanganani pandemi Covid-19. Pemerintah juga terus mendorong peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam penerapan PPKM. Termasuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) 3M dan terus meningkatkan kapasitas 3T,” imbuhnya.

Dampak positif dari percepatan vaksinasi dan penerapan PPKM telah terlihat dengan adanya penurunan jumlah kasus aktif. Mulai kasus tingkat sedang hingga berat. Tingkat kesembuhan nasional mencapai 92,8 persen. ”Artinya, lebih besar dari tingkat kesembuhan global sebesar 89,4 persen,” terang Airlangga.

Airlangga menambahkan, jumlah kasus aktif nasional juga turun 65,3 persen dibandingkan awal PPKM leveling pada 9 Agustus lalu. Bahkan, BOR nasional dalam sepekan ini juga terjadi turun 76 persen.

”Pandemi belum berakhir. Meski terjadi tren penurunan, masyarakat harus tetap waspada. Semoga semua pihak bisa bekerja sama dengan baik dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Khususnya, program vaksinasi dapat terus dikembangkan. Dengan begitu, bangsa kita berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional,” pungkas Menko Airlangga. (ltg/fsr/par)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/