25.1 C
Madura
Friday, March 24, 2023

Menko Airlangga: Indonesia Bertekad Jadi High-Income Country

JAKARTA – Indonesia dan Australia menyelenggarakan Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting (ETIMM) yang pertama secara virtual, Selasa (6/7). Pertemuan tersebut membahas peningkatan kerja sama bidang ekonomi bilateral dan global. ETIMM merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kedua kepala pemerintahan pada Annual Leaders Meeting 2020 lalu.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai pemimpin delegasi Indonesia mengatakan, Indonesia dan Australia perlu memperkuat kerja sama bilateral. Bertukar pandangan dan pengalaman dalam upaya penanggulangan persebaran Covid-19. Termasuk, pemulihan ekonomi.

Menko Airlangga menyampaikan, Pemerintah Indonesia tetap teguh dalam menangani dampak kesehatan dari pandemi. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dibentuk sebagai strategi untuk mengakomodasi dan mengintegrasikan layanan kesehatan dan program pemulihan ekonomi secara bersamaan.

”Percepatan program vaksinasi dan penerapan PPKM merupakan kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan dan menyambut baik kerja sama dengan Australia untuk menerapkan reformasi struktural dan pengiriman vaksin,” katanya.

Untuk mendukung PEN pada masa pandemi serta sebagai agenda besar Indonesia untuk menjadi high-income country, Menko Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja.

Salah satu tujuannya, menyederhanakan perizinan berusaha, mendirikan lembaga pengelola investasi untuk iklim investasi yang lebih baik, serta menetapkan daftar prioritas investasi.

”Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diharapkan dapat mendorong pelaku usaha dari Australia untuk lebih optimal dalam memanfaatkan IA-CEPA, AANZ-FTA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership,” tutur Airlangga.

Dalam ETIMM tersebut, kedua negara menegaskan kembali komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berdasar pada prinsip-prinsip yang telah disepakati dalam World Trade Organization (WTO). Termasuk, mendukung reformasi yang sejalan dengan kepentingan seluruh anggota WTO.

Baca Juga :  PGMNI Pamekasan Tuntut Pemkab dan DPRD Anggarkan Insentif Guru Madin

Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan). Nantinya, Indonesia mendapatkan kemudahan akses berbagai bahan baku dari Australia dengan harga murah tapi berkualitas.

Pada sektor perdagangan barang dan investasi, Indonesia dan Australia sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi bersama. Termasuk, optimalisasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Diharapkan IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) KATALIS dapat mewujudkan konsep economic powerhouse melalui kolaborasi kekuatan ekonomi untuk mendorong produktivitas produk industri dan pertanian. Dengan demikian, berkontribusi lebih besar pada global value chains untuk memasok kebutuhan global.

”Mari kita bekerja lebih erat melalui kerja sama ini untuk mitigasi dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan ekonomi. Pemerintah optimistis IA-CEPA dapat membawa Indonesia dan Australia meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan. Termasuk, memperkuat peran kedua negara dalam perubahan nilai global dan meraih masa depan yang lebih baik,” ulas Airlangga.

Berkaitan dengan presidensi Indonesia dalam G20, Airlangga menegaskan pentingnya memperdalam kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam forum ekonomi regional dan global untuk pemulihan ekonomi bersama. Pemerintah Australia memberikan dukungan atas persiapan pelaksanaan presidensi Indonesia dalam G20 pada tahun 2022.

Kedua negara sepakat dan mengakui peran penting investasi infrastruktur yang berkualitas dalam mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif sebagai prioritas dalam G20. Kolaborasi juga perlu diperkuat pada isu-isu penting bagi masa depan ekonomi kawasan. Mulai dari perubahan iklim, pengurangan emisi, investasi, dan teknologi.

Baca Juga :  Pemerintah Luncurkan Buku Vaksinasi Covid-19

Di akhir pertemuan, delegasi Indonesia dan Australia mengakui pentingnya nilai dialog berkelanjutan antara kedua mitra strategis dalam mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan sejahtera. Indonesia dan Australia komitmen mengadakan ETIMM setiap tahun karena sejalan dengan Joint Statement Indonesia-Australia ALM tahun 2020.

”Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pejabat dari kedua negara yang telah berkontribusi dengan baik untuk kelancaran acara ini. Sebagai dua negara yang memiliki ikatan sejarah yang dalam dan ikatan lingkungan yang unik, saya percaya Indonesia dan Australia dapat tumbuh bersama dengan memanfaatkan kekuatan satu sama lain,” pungkas Airlangga.

Selain Menteri Keuangan, ETIMM juga dihadiri Menteri Perdagangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Investasi yang diwakili oleh Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal, dan Duta Besar RI di Canberra.

Sementara Pemerintah Australia diwakili oleh Australian Treasurer Josh Frydenberg serta Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia dan Tehan. Termasuk, Duta Besar (Designate) Australia di Jakarta Penny Williams.

Sekadar diketahui, Australia merupakan negara maju yang menjadi salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia dengan penduduk lebih dari 26,1 juta jiwa (2021). Sementara rata-rata real GDP growth 2,44 persen per tahun selama lima tahun terakhir (2015 sampai 2019).

Hingga triwulan pertama 2021, Australia telah membukukan investasi sebesar USD 59,5 juta dengan jumlah 321 proyek investasi yang meliputi berbagai sektor. Mulai pertambangan; industri logam dasar, barang logam; tanaman pangan, perkebunan, peternakan; hotel dan restoran. (*/par)

JAKARTA – Indonesia dan Australia menyelenggarakan Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting (ETIMM) yang pertama secara virtual, Selasa (6/7). Pertemuan tersebut membahas peningkatan kerja sama bidang ekonomi bilateral dan global. ETIMM merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kedua kepala pemerintahan pada Annual Leaders Meeting 2020 lalu.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai pemimpin delegasi Indonesia mengatakan, Indonesia dan Australia perlu memperkuat kerja sama bilateral. Bertukar pandangan dan pengalaman dalam upaya penanggulangan persebaran Covid-19. Termasuk, pemulihan ekonomi.

Menko Airlangga menyampaikan, Pemerintah Indonesia tetap teguh dalam menangani dampak kesehatan dari pandemi. Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) dibentuk sebagai strategi untuk mengakomodasi dan mengintegrasikan layanan kesehatan dan program pemulihan ekonomi secara bersamaan.


”Percepatan program vaksinasi dan penerapan PPKM merupakan kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. Kami akan terus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan dan menyambut baik kerja sama dengan Australia untuk menerapkan reformasi struktural dan pengiriman vaksin,” katanya.

Untuk mendukung PEN pada masa pandemi serta sebagai agenda besar Indonesia untuk menjadi high-income country, Menko Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja.

Salah satu tujuannya, menyederhanakan perizinan berusaha, mendirikan lembaga pengelola investasi untuk iklim investasi yang lebih baik, serta menetapkan daftar prioritas investasi.

”Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diharapkan dapat mendorong pelaku usaha dari Australia untuk lebih optimal dalam memanfaatkan IA-CEPA, AANZ-FTA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership,” tutur Airlangga.

- Advertisement -

Dalam ETIMM tersebut, kedua negara menegaskan kembali komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berdasar pada prinsip-prinsip yang telah disepakati dalam World Trade Organization (WTO). Termasuk, mendukung reformasi yang sejalan dengan kepentingan seluruh anggota WTO.

Baca Juga :  Pemerintah Siap Wujudkan Indonesia sebagai Pusat Produsen Halal Dunia

Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan). Nantinya, Indonesia mendapatkan kemudahan akses berbagai bahan baku dari Australia dengan harga murah tapi berkualitas.

Pada sektor perdagangan barang dan investasi, Indonesia dan Australia sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi bersama. Termasuk, optimalisasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Diharapkan IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) KATALIS dapat mewujudkan konsep economic powerhouse melalui kolaborasi kekuatan ekonomi untuk mendorong produktivitas produk industri dan pertanian. Dengan demikian, berkontribusi lebih besar pada global value chains untuk memasok kebutuhan global.

”Mari kita bekerja lebih erat melalui kerja sama ini untuk mitigasi dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan ekonomi. Pemerintah optimistis IA-CEPA dapat membawa Indonesia dan Australia meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan. Termasuk, memperkuat peran kedua negara dalam perubahan nilai global dan meraih masa depan yang lebih baik,” ulas Airlangga.

Berkaitan dengan presidensi Indonesia dalam G20, Airlangga menegaskan pentingnya memperdalam kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam forum ekonomi regional dan global untuk pemulihan ekonomi bersama. Pemerintah Australia memberikan dukungan atas persiapan pelaksanaan presidensi Indonesia dalam G20 pada tahun 2022.

Kedua negara sepakat dan mengakui peran penting investasi infrastruktur yang berkualitas dalam mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif sebagai prioritas dalam G20. Kolaborasi juga perlu diperkuat pada isu-isu penting bagi masa depan ekonomi kawasan. Mulai dari perubahan iklim, pengurangan emisi, investasi, dan teknologi.

Baca Juga :  Menko Airlangga Ajak Ulama Sukseskan Prokes Lebaran Idul Adha

Di akhir pertemuan, delegasi Indonesia dan Australia mengakui pentingnya nilai dialog berkelanjutan antara kedua mitra strategis dalam mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan sejahtera. Indonesia dan Australia komitmen mengadakan ETIMM setiap tahun karena sejalan dengan Joint Statement Indonesia-Australia ALM tahun 2020.

”Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pejabat dari kedua negara yang telah berkontribusi dengan baik untuk kelancaran acara ini. Sebagai dua negara yang memiliki ikatan sejarah yang dalam dan ikatan lingkungan yang unik, saya percaya Indonesia dan Australia dapat tumbuh bersama dengan memanfaatkan kekuatan satu sama lain,” pungkas Airlangga.

Selain Menteri Keuangan, ETIMM juga dihadiri Menteri Perdagangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Investasi yang diwakili oleh Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal, dan Duta Besar RI di Canberra.

Sementara Pemerintah Australia diwakili oleh Australian Treasurer Josh Frydenberg serta Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia dan Tehan. Termasuk, Duta Besar (Designate) Australia di Jakarta Penny Williams.

Sekadar diketahui, Australia merupakan negara maju yang menjadi salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia dengan penduduk lebih dari 26,1 juta jiwa (2021). Sementara rata-rata real GDP growth 2,44 persen per tahun selama lima tahun terakhir (2015 sampai 2019).

Hingga triwulan pertama 2021, Australia telah membukukan investasi sebesar USD 59,5 juta dengan jumlah 321 proyek investasi yang meliputi berbagai sektor. Mulai pertambangan; industri logam dasar, barang logam; tanaman pangan, perkebunan, peternakan; hotel dan restoran. (*/par)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Kafe Mami Muda Ludes Dilalap Api

/