JAKARTA – Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto optimistis kader muda Golkar mampu membuat terobosan bagi Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid 19. Hal itu disampaikan pada pembukaan program Executive Education Program for Young Political Leaders (program pendidikan bagi para pemimpin muda) angkatan ke-2 yang digelar secara daring, Senin (5/7).
”Program ini diharapkan bisa menjadi momentum agar kita semua satu langkah dan satu pengetahuan serta bisa mencari langkah-langkah terobosan. Kita bisa keluar dari pandemi Covid-19 dan ke depan kita perlu merangkai kebijakan publik berikutnya,” kata Airlangga.
Dia juga berharap program pendidikan bagi para pemimpin muda selalu diikuti para kader muda. Terutama untuk menangani kebijakan publik di era yang sangat sulit. ”Tidak ada satu negara pun yang pernah berpengalaman menghadapi pandemi Covid,” imbuhnya.
Airlangga yang juga menteri koordinator (Menko) bidang perekonomian itu mengingatkan kader-kader Golkar yang menjadi pemimpin di daerah untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam menghadapi pandemi. Mulai pimpinan DPRD, bupati, wali kota, ataupun gubernur harus mendorong kebijakan pusat.
”Kita satu langkah, kita bersatu agar bangsa ini selamat dari pandemi Covid-19. Kita berharap ada pemulihan perekonomian nasional untuk menekan angka kemiskinan. Kita berharap angka kemiskinan tetap bisa di level single digit. Selanjutnya, penciptaan lapangan pekerjaan menjadi hal terpenting dari seluruh skenario yang ada,” terang Airlangga.
Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute Ace Hasan Syadzily mengungkapkan, dengan diberlakukannya PPKM darurat, pendidikan sepenuhnya dilaksanakan secara daring. Meski dilakukan secara daring, dia memastikan pendidikan tetap memikat peserta.
”Kegiatan di DPP Partai Golkar yang bersifat tatap muka tidak bisa kita laksanakan. Namun, arahan dari ketua Dewan Pembina Golkar Institute tetap harus beraktivitas dengan memanfaatkan teknologi informasi tanpa mengurangi substansi dari tujuan penyelenggaraan kursus singkat untuk para pemimpin muda. Maka, acara ini tetap digelar secara daring,” kata Ace.
Menurut dia, acara digelar selama enam hari ke depan dan diikuti 33 peserta yang telah melalui proses seleksi dari 140-an pendaftar. “Kami melakukan seleksi secara ketat dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kita batasi usia peserta 40 tahun, memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, dan yang paling penting adalah keinginan kuat mengikuti acara ini,” lanjut Ace.
Ace menyebut acara Golkar Institute Angkatan II menghadirkan narasumber yang memiliki reputasi tingkat nasional maupun internasional. Di antaranya adalah Prof. Kishore Mahbubani dari Singapura, Prof. Eko Prasodjo, Prof. Hamdi Muluk, Menteri Perindustrian Dr. Agus Gumiwang, dan para kepala daerah, serta politisi senior.
Acara pembukaan pendidikan Golkar Institute juga dikemas dengan dialog publik bertema The World of Politics From The Perspective of Indonesian Youth. Dialog dihadiri tiga narasumber, yaitu Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Direktur Eksekutif CSIS Philips J. Vermonte, dan Co-Founder Think Policy Society Andhyta Firselly Utami.
Kepada kader-kader muda Golkar, Jerry berbagi pengalaman. Menurut dia, politik adalah pengabdian pada negara. “Konsep politik bagi saya adalah bagaimana kita bisa memberikan kontribusi. Kita memberikan pengabdian. Jangan jadikan politik sebagai karir. Jadikan politik sebagai lahan mengabdi,” Jerry.
Jerry juga mengingatkan agar politisi muda Golkar tidak hanya berkecimpung di dunia politik. Tetapi, harus memiliki aktivitas lain seperti berwirausaha ataupun menjadi akademisi. “Selain sebagai politisi, harus ada aktivitas lain. Saya selain sebagai wakil menteri, juga sebagai dosen, akademisi,” paparnya.
Philips J. Vermonte menyebut politik di Indonnesia saat ini banyak dijalankan oleh orang-orang muda. Karena itu, penting bagi Partai Golkar untuk memperbanyak tokoh partai dari orang-orang muda. Partai Golkar perlu menangkap aspirasi pemuda. Kepada para kader muda Golkar, Philips berpesan tentang hakikat politik.
”Kita berpolitik untuk menyejahterakan Indonesia, kita berpolitik untuk mendemokrasikan Indonesia,” ulasnya.
Sementara itu, Co-Founder Think Policy Society Andhyta Firselly Utami menyampaikan bahwa saat ini banyak anak muda yang berkecimpung dalam politik. Dia menyebut anak muda adalah poros dalam banyak hal. “Orang muda banyak yang menjadi staf ahli, staf ahli di kepala daerah, PNS, dan profesional,” terangnya. (*/par)