GELOMBANG pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Madura berlanjut. Ratusan orang tiba di Pulau Garam pada Kamis malam (30/4). Yakni, 86 warga Bangkalan, 30 warga Pamekasan, 2 orang Sampang, dan 1 orang asal Sumenep.
Sebanyak 86 PMI asal Bangkalan tiba di Kota Salak sekitar pukul 21.00. Mereka langsung di-screening secara maraton.
Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Bangkalan Arief Eka Putra mengutarakan, dari 86 PMI yang dipulangkan, 83 orang dari Malaysia dan 3 orang dari Hongkong. Semua dilakukan screening dan pendataan.
”Hasilnya, tidak ada yang mengarah ke Covid-19. Pemeriksaan dilakukan di perempatan Morkepek, Labang,” kata Arief kemarin (1/5).
Setelah dilakukan pendataan, petugas memberikan surat keterangan sehat. Tetapi, mereka tetap harus isolasi mandiri di rumahnya selama 14 hari. Tidak perlu keluar rumah jika tidak ada kepentingan urgen.
”Meski tidak ada yang mengarah ke Covid-19, mereka tetap harus isolasi mandiri,” tegasnya.
Kepulangan PMI dari luar negeri tetap mendapat pemantauan dari pihak pemerintah desa. Karena itu, mereka diimbau benar-benar melaksanakan protokol kesehatan penanganan Covid-19. ”Kami harap mereka benar-benar bisa mengindahkan,” imbaunya. ”Alhamdulillah selama empat gelombang, PMI dari Malaysia belum ada yang terpapar,” sambungnya.
Sementara 33 PMI asal Bumi Gerbang Salam tiba di Terminal Ronggosukowati Pamekasan pukul 22.29 Kamis (30/4). Kepala Terminal Ronggosukowati Pamekasan Riad Abdillah mengatakan, PMI itu menggunakan dua armada bus. Perinciannya, armada pertama yakni PO Kalisari dengan jumlah penumpang 16 orang. Armada kedua membawa penumpang sebanyak 17 orang. ”Totalnya 33 orang,” sebutnya.
Petugas langsung melakukan pemeriksaan kesehatan. Seluruh PMI diminta cuci tangan. Kemudian, seluruh barang bawaan disemprot cairan disinfektan untuk memastikan tidak ada virus yang menempel.
Setiap orang yang baru datang dari negeri jiran itu didata mulai dari nama, alamat hingga nomor telepon. Kemudian, kartu tanda penduduk (KTP) difoto sebagai dokumentasi petugas. ”Suhu badan juga dicek,” katanya.
Riad menyampaikan, pasca menjalani serangkaian pemeriksaan, PMI diarahkan menunggu jemputan dari keluarga masing-masing. Selanjutnya, kewenangan petugas medis memantau kesehatan mereka.
Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setkab Pamekasan Sigit Priyono mengatakan, PMI yang baru pulang dari Malaysia langsung menjalani pemeriksaan. Tujuannya, mencegah persebaran virus korona.
Para pejuang devisa itu diperiksa suhu tubuhnya. Sementara untuk rapid test sudah dilaksanakan di Surabaya. Hasilnya, negatif. ”PMI diminta untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing,” imbaunya.
Secara berjenjang satgas kecamatan dan desa memantau PMI itu di wilayah masing-masing. Mereka tersebar di enam kecamatan. Yakni, Batumarmar, Pasean, Waru, Pakong, Pegantenan, dan Tlanakan.
Koordinator Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Pamekasan Budi Cahyono mengatakan, dari 33 PMI yang datang, tiga di antaranya warga luar Pamekasan. Yakni, 2 orang asal Sampang dan satu orang asal Sumenep.
Mereka dipulangkan ke rumah masing-masing. Salah satu PMI sempat kesulitan menghubungi keluarga. FRPB lalu membantu menghubungi sanak famili PMI yang baru tiba dari Malaysia itu. ”Sekitar pukul 24.00, mereka pulang semua,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, jumlah PMI asal Sampang yang meninggal di perantauan terus bertambah. Kini jumlahnya mencapai 27 orang. Semuanya berstatus ilegal.
Terakhir, tercatat 23 PMI ilegal yang meninggal di Malaysia. Kini, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskumnaker) Sampang kembali menerima informasi jika terdapat empat warganya yang akan dipulangkan dari Malaysia setelah meninggal.
Kasi Penempatan Tenaga Kerja Diskumenaker Sampang Agus Sumarso menyampaikan, jumlah PMI yang meninggal di luar negeri terus bertambah. Tidak menutup kemungkinan akan ada lagi PMI yang meninggal.
”Yang saya tahu hanya yang resmi. Kalau yang ilegal, tidak tahu jumlahnya ada berapa orang. Bisa jadi nanti ada lagi PMI yang meninggal,” katanya.
Menurut Agus Sumarso, terakhir instansinya mencatat ada 23 PMI yang meninggal di Malaysia berasal dari beberapa kecamatan. Kini pihaknya kembali menerima laporan dari pihak Malaysia jika terdapat empat orang PMI asal Sampang yang akan dipulangkan dalam keadaan tak bernyawa. ”Ini ada empat lagi yang akan dipulangkan dari Malaysia karena meninggal,” ungkapnya.
Agus Sumarso mengungkapkan, untuk jenazah Samito, 45, warga Desa Karang Penang Onjur, Kecamatan Karang Penang dan Sahwar, 57, warga Desa Tamberu Barat, Kecamatan Ketapang, rencananya akan tiba di Bandara Juanda pada Kamis malam (30/4). Karena pesawatnya tidak ada, penerbangan ke Indonesia ditunda.
Untuk dua PMI sisanya berasal dari Kecamatan Ketapang dan Karang Penang. Namun, Agus Sumarso mengaku tidak mengetahui nama kedua orang tersebut. ”Untuk namanya kurang tahu. Yang jelas, semuanya meninggal karena sakit. Ada yang stroke dan darah tinggi,” pungkasnya. (jun)