SURABAYA – Wabah coronavirus disease 2019 (Covid-19) membuat seret pundi pendapatan. Tidak sedikit orang kehilangan penghasilan. Di Jawa Timur terdapat lebih lima ribu karyawan kena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, peringatan Hari Buruh Internasional diselimuti keprihatinan. Tidak sedikit perusahaan rugi hingga gulung tikar lantaran darurat Covid-19. Kondisi tersebut berimbas kepada buruh.
Situasi tersebut tidak hanya terjadi di Jawa Timur. Tetapi, juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan 213 negara. ”Tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini semua di luar kuasa kita sebagai manusia. Tidak hanya berat untuk para buruh, tapi juga bagi pelaku usaha,” terangnya kemarin (1/5).
Khofifah mengatakan, Covid-19 sebagian besar berimbas pada sektor perhotelan dan pariwisata. Dari 555 perusahaan di Jatim, 32.365 pekerja dirumahkan. Sedangkan 5.348 pekerja dari 210 perusahaan lain di-PHK.
Kemudian, 1.895 pekerja migran Indonesia (PMI) pulang karena habis kontrak. Sementara 386 PMI dipulangkan paksa (deportasi), 4.801 calon PMI batal berangkat. ”Ini tahun berat. Karena itu, saya pun meminta para buruh untuk bersabar dan menunggu hingga situasi kembali normal,” ucapnya.
Pihaknya bersama pemerintah pusat meluncurkan kartu prakerja sebagai social safety net. Total ada 56 titik yang terdiri atas 38 kantor disnaker kabupaten /kota, 16 UPT BLK, kantor UPT P2TK yang beralih fungsi, dan kantor disnakertrans provinsi.
Pada peringatan Hari Buruh, dia mendorong pengusaha yang masih aktif beraktivitas melindungi pekerja sesuai protokol kesehatan. Juga meliburkan pekerja atau work from home (WFH). Setelah wabah Covid-19 mereda, Khofifah berharap pelaku usaha bisa bangkit dan mempekerjakan para pekerja lagi.
”Kepada komponen pekerja, pengusaha, Apindo untuk bekerja sama dan tetap berdoa agar badai Covid-19 ini segera berlalu,” ucapnya.