PAMEKASAN– Peralihan status Institut Agama Islam Negeri (IAN) Madura menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Madura terus digencarkan. Saat ini sudah memasuki tahap asesmen lapangan oleh tim Kementerian Agama (Kemenag) yang dimulai sejak Senin (27/2) hingga hari ini (1/3).
Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dan budayawan D. Zawawi Imron. Kehadiran dua tokoh populer itu merupakan bentuk dukungan untuk kampus yang memilki julukan Kampus Hijau ini.
Rektor IAIN Madura Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd. menyatakan, IAN Madura sudah lama melakukan persiapan untuk menjadi UIN. Saat ini tahap penilaian, yakni pencocokan terhadap dokumen yang sudah dikirimkan IAIN Madura dan dinilai Kemenag.
”Alhamdulillah, penilaian telah dilakukan. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami perihal yang sudah dipersiapkan sebelumnya,” katanya.
Saiful menyampaikan, dalam penilaian tersebut, semua aspek dilihat. Mulai jumlah mahasiswa hingga program studi (prodi) yang terakreditasi A. Juga jumlah sumber daya manusia (SDM) dan sarpras, termasuk ketersediaan buku di perpustakaan.
Untuk nama yang akan disematkan, kata Saiful, masih dalam proses. Sejumlah nama, termasuk tokoh, diusulkan setelah berganti status menjadi UIN. Nanti, hal itu akan dibahas bersama pihak eksternal dan Kemenag. ”Kemenag juga berhak menyematkan nama di UIN itu,” jelasnya.
Mantan ketua Kode Etik IAIN Madura ini meminta dukungan dan doa restu kepada masyarakat Madura agar perubahan status menjadi UIN segera terealisasi. Dengan demikian, bisa terbentuk insan akademisi bernilai islami dan mampu bersaing di segala bidang, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kemenag RI Ahmad Zainul Hamdi menyampaikan, visitasi didorong dilakukan tahun ini. Sebab, apabila sudah visitasi, berarti dokumen yang diajukan IAIN Madura kepada Kemenag dianggap beres. ”Saya yang akan mengawal sampai launching,” tegasnya melalui video Zoom Meeting.
Untuk nama, Ahmad Zainul Hamdi mengusulkan nama tersebut harus menginspirasi dan mempunyai stori yang cukup berkesan. Dia berpesan tidak menghilangkan roh Islam di nama UIN. Sebab, PTKI ini yang membedakan dengan perguruan tinggi lain.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. Pemerintah serius mendorong IAIN Madura menjadi UIN. Salah satunya dengan memberi hibah lahan seluas 12 hektare. ”Yang lima hektare sudah ada di sini dan sudah MoU. Sisanya nanti kami hitung di tempat lain dan masih dalam proses. Pastinya tahun ini selesai, bantu doa dan dukungannya semua,” katanya.
Tak ketinggalan, dukungan juga mengalir dari budayawan D. Zawawi Imron. Pria kelahiran Batang-Batang, Sumenep, ini berharap ketika sudah berubah menjadi UIN, tak hanya menjadi kampus keilmuan Islam,” Tapi juga diniatkan menjadi kampus pengamalan Islam,” harapnya. (ail/han/par)