SURAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) baru-baru ini mengungkap potensi migas di Indonesia. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, Indonesia memiliki 128 cekungan hidrokarbon. Informasi tersebut disampaikan saat menandatangani nota kesepahaman antara SKK Migas dengan Pemkot Surakarta di Solo Technopark Jumat lalu (17/9).
“Kita memiliki potensi, karena Indonesia memiliki 128 cekungan hidrokarbon dan saat ini yang berproduksi baru 20 cekungan, sehingga potensinya masih cukup besar,” ungkap Dwi dalam sambutan yang dia sampaikan.
Masih banyaknya cekungan hidrokarbon tersebut tidak membuat SKK Migas berpangku tangan. Lembaga negara yang bertanggung jawab atas ketersediaan energi di Indonesia ini mencanangkan peningkatan produksi. Bahkan, lanjut Dwi, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mencanangkan peningkatan produksi pada 2030 nanti.
Selain meningkatkan produksi, multiplier effect menjadi target yang ingin dicapai SKK Migas. Sebagaimana hal tersebut telah menjadi komitmen pemerintah. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi telah menetapkan Proyek Abadi Masela ada di darat (onshore), bukan di laut (offshore).
“Penetapan lokasi onshore ini dilakukan agar dapat memaksimalkan multiplier effect, antara lain penyerapan tenaga kerja, “ kata Dwi.
Sekadar informasi, nota kesepahaman ditandatangani oleh Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko dan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Hadir dalam penandatanganan nota kesepahaman ini, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Ketua UPT Solo Technopark Yudi Cahyantoro, dan stakeholder lainnya. (fei/luq)