BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Biaya operasional Stadion Gelora Bangkalan (SGB) cukup besar. Untuk biaya penerangan lampu saja, tiap bulan menelan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Rp 23 juta.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Bangkalan Moh. Saad Asjari mengutarakan, anggaran rutin yang dikeluarkan tiap bulan salah satunya biaya listrik untuk pemakaian lampu stadion. Dipakai atau tidak, tetap menghabiskan dana Rp 23 juta per bulan. ”Cukup besar biaya lampu itu, Rp 23 juta per bulan,” ungkanya kemarin (30/8).
Setahun bisa menelan anggaran Rp 276 juta. Sementara pemasukan untuk pendapatan asli daerah (PAD) dari SGB paling besar Rp 300 juta. Bahkan, terkadang tidak mencukupi dengan biaya yang dikeluarkan.
”Apalagi tahun ini. Imbas Covid-19, tidak ada pertandingan sama sekali. Tentu berdampak ke pemasukan,” ujarnya.
Sejak SGB beroperasi, antara biaya yang dikeluarkan dengan pemasukan terkadang minus. Namun, kondisi tersebut tidak masalah. Sebab, adanya SGB tidak melulu berorientasi pada PAD. Tetapi, bagaimana geliat sepak bola di Bangkalan hidup. ”PAD itu penting. Tapi, bukan jadi target utama,” ucapnya.
Justru yang menjadi prioritas adalah pelayanan. Sebab, SGB milik pemerintah. Dengan adanya SGB, muncul bibit-bibit atlet potensial. ”Itu yang paling kita inginkan selama ini,” tuturnya.
Anggota Komisi D DPRD Bangkalan Asis mengingatkan agar tidak lebih besar pasak daripada tiang. Dispora harus punya terobosan yang bisa mengoptimalkan PAD dari SGB. Terlebih, dengan kondisi seperti sekarang ini.
”Kan lucu kalau harus lebih besar biaya yang dikeluarkan. Sementara pemasukan minim,” sindirnya.
Ke depan, harus segera dicari solusinya agar tidak rugi. Adanya SGB tidak hanya urusan olahraga, tetapi juga bisa menggenjot PAD. ”Harus balance antara uang yang keluar dengan penerimaan. Minimal tidak rugi,” sarannya.