BANGKALAN – Kasus coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Madura ditemukan pertama di Pamekasan, Minggu (29/3). Pasien pertama siswa sekolah dasar asal Kecamatan Pademawu. Oleh keluarganya, bocah perempuan itu dimakamkan di Kecamatan Larangan.
Setelah dua bulan berlalu, kini jumlah warga yang terpapar korona hampir seratus. Hingga kemarin (30/5) sudah mencapai 96 orang. Dari puluhan pasien tersebut, tujuh orang di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh baru 20 orang dan 69 pasien dalam perawatan.
Jumlah warga tertapar korona terbanyak di Madura tetap Bangkalan 42 kasus, Sampang 26 kasus, Pamekasan 16 kasus, dan Sumenep 12 kasus. Angka kematian akibat virus ini tertinggi Bangkalan dan Pamekasan. Masing-masing tiga orang. Disusul Sampang seorang pasien.
Sementara jumlah pasien sembuh terbanyak Pamekasan delapan orang. Disusul Bangkalan enam orang, Sampang empat pasien, dan Sumenep dua pasien.
Sembilan puluh enam pasien tersebut setelah ada penambahan lima pasien baru kemarin. Tiga pasien dari Bangkalan serta Pamekasan dan Sumenep masing-masing satu kasus baru. Tiga kasus di Bangkalan itu merupakan warga Kecamatan Kota dan Kecamatan Sepulu.
Jubir Tim Satgas Perceoatan Penanganan Covid-19 Bangkalan Agus Zein mengungkapkan, dua kasus dari Kota dan satu dari Sepulu. Pasien ke-40 berinisial ES merupakan laki-laki 75 tahun. ES merupakan warga Kelurahan Keraton, Bangkalan. Dia bekerja sebagai karyawan swasta.
Sedangkan pasien ke-41 berinisial MRP. Laki-laki itu bertempat tinggal di Kelurahan Mlajah, Bangkalan. Pria 26 tahun tersebut pernah dirawat di RSUD dr M. Soewandhie Surabaya.
”Keduanya positif setelah dilakukan tes swab PCR di RS Premier Surabaya dan dikonfirmasi oleh hasil swab Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta,” jelas Agus.
Pasien positif ke-42 adalah warga Kecamatan Sepulu. Pasien berinisial AM umur 52 tahun merupakan pasien positif dengan status orang tanpa gejala (OTG). ”Kami kira dengan new normal dan dukungan kedisiplinan dari semua pihak, pasti bisa dilalui dengan baik,” paparnya.
Kasus warga positif di Pamekasan juga bertambah. Kasus ke-16 itu menimpa BK, seorang lelaki penjaga toko di Jalan Trunojoyo, Kota Pamekasan. Pria 75 tahun tersebut sempat opname Selasa (26/5) di Rumah Sakit RKZ Surabaya. Kemudian, meninggal dunia Rabu malam (27/5) dan dikremasi di Surabaya. Hasil pemeriksaan swab menyatakan positif Covid-19.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Pamekasan Sigit Priyoni menjelaskan, tracing dilakukan guna melacak orang yang berkontak untuk memutus potensi persebaran. Menurut Ketua Tim Penanganan Covi-19 Internal RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat, potensi persebaran banyak. ”Kalau dia penjaga toko, dia bisa berkontak dengan banyak orang,” ungkapnya.
Sementara itu, pasien terkonfirmasi Covid-19 di Sumenep bertambah satu menjadi 12. Satu orang lagi warga Kecamatan Kota Sumenep terpapar. Pasien ke-12 itu warga Sumenep yang menjalani pemeriksaan kesehatan di Kota Surabaya sejak rapid test hingga tes swab. Kebetulan yang bersangkutan merupakan petugas kesehatan pada salah satu puskesmas di Surabaya.
Sampai informasi hasil swab positif, WT masih berada di Kota Pahlawan. Meski demikian, pria 35 tahun itu tetap berdomisili di Sumenep. Apalagi, istrinya merupakan petugas di RSUD dr H Moh. Anwar. Pasien ini tergolong OTG.
Kepala Dinas Kesehatan Sumenep Agus Mulyono tidak berani memberi banyak keterangan. Dengan alasan menunggu rilis dari bupati selaku ketua Gugus Satgas Covid-19. ”Iya benar ada tambahan. Lengkapnya ditunggu saja nanti, pasti ada penyampaian (keterangan) dari Pak Bupati,” katanya. (hel/ky/jun)