BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Hasil penilaian risiko terhadap Stadion Gelora Bangkalan (SGB) keluar. Hasilnya, ikon Kota Salak belum memenuhi aspek kelayakan yang ditentukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Dari enam item instrumen penilaian, capaiannya hanya 52.02 persen, yaitu masuk kategori kurang.
Manajer Madura United (MU) Umar Wachdim menjelaskan, tim asesmen tidak dalam kapasitas menentukan boleh atau tidaknya stadion digunakan untuk pertandingan. Tapi, untuk menentukan terpenuhinya parameter yang berkaitan dengan keamanan.
”Karena itu, skoring (hasil penilaian) tersebut tidak berpengaruh terhadap boleh tidaknya dilaksanakan pertandingan,” ujarnya kemarin (29/12).
Hasil dari penilaian tim risk assessment akan dilaporkan dan akan menjadi bahan keputusan lembaga terkait. Mulai dari PSSI, PT Liga Indonesia Baru sebagai operator dan untuk Mabes Polri. ”Jadi keputusan boleh digunakan (untuk menyelenggarakan pertandingan) atau tidak kita masih menunggu keputusan,” katanya.
Umar berharap hasil penilaian risk assessment dapat ditindaklanjuti oleh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bangkalan. Karena itu melibatkan banyak OPD, mulai dari dinas pemuda dan olahraga (dispora), dinas komunikasi dan informatika (diskominfo), dinas kesehatan, serta dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman (DPRKP).
”Karena saat kita menyelenggarakan pertandingan dengan rekomendasi yang belum dilakukan, maka tingkat risikonya tinggi,” imbuhnya.
Jika hal tersebut tidak ditindaklanjuti, akan menjadi pertimbangan bagi manajemen Laskar Sape Kerrap –julukan MU– untuk melaksanakan pertandingan di SGB. ”Tetapi kami yakin dan haqqul yakin, Pemkab Bangkalan akan memenuhi rekomendasi dari berbagai aspek yang dianggap krusial. Sehingga, SGB tetap bisa digunakan,” imbuhnya.
Kepala Dispora Bangkalan Akhmad Ahadiyan Hamid mengungkapkan, ada beberapa alasan yang menyebabkan SGB masuk kategori kurang dalam penilaian risiko. Di antaranya, masalah infrastruktur yang belum sepenuhnya terpenuhi. ”Salah satunya tribun di sisi utara dan selatan belum selesai, belum nyambung,” ujarnya.
Langkah yang harus dilakukan yaitu membangun tribun kedua sisi tersebut hingga terhubung. Jika mengandalkan APBD yang sangat terbatas, cukup sulit. Pihaknya akan mengajukan anggaran kepada pemerintah pusat.
Kemudian, pagar di utara dan selatan yang relatif pendek. Sehingga, hal tersebut memengaruhi perolehan skor penilaian. ”Kalau pendek, suporter kan bisa naik untuk masuk ke lapangan,” katanya. (jup/luq)