BANGKALAN – Pemerintah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk pengadaan puluhan fasilitas pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) Bangkalan. Namun, pemkab tidak menyediakan anggaran khusus untuk perawatan fasilitas tersebut.
Kondisi itu diakui Kepala UPTD BLK Disperinaker Bangkalan Ashar Rabu (29/11). Karena itu, untuk perawatannya dilakukan tim BLK. Jika ada kerusakan diperbaiki sendiri. Sebab, alat-alat pelatihan kerja memang sudah ditangani oleh ahlinya.
”Karena petugas memang sudah tahu cara memperbaikinya. Sementara memang tidak ada anggaran perawatan tahun ini,” ungkapnya.
Ashar mengutarakan, sejauh ini alat pelatihan di BLK Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Bangkalan dianggap masih memadai. Seperti komputer, mesin jahit, listrik, las, dan otomotif. Menurut dia, alat pelatihan yang meliputi lima kejuruan masih sesuai dengan kebutuhan peserta.
”Kalau alat-alat pelatihan masih cukup. Semuanya masih bisa digunakan. Kalau ada kerusakan, biasanya kami langsung perbaiki sendiri,” klaimnya.
Ada penambahan alat pelatihan? Ashar mengaku belum ada rencana. Dia menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran dan peserta pelatihan. ”Intinya sampai saat ini antara alat pelatihan dengan peserta masih mumpuni,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Bangkalan M. Husni Syakur meminta pemerintah memastikan fasilitas untuk para peserta BLK. Tumbuhnya keterampilan peserta juga bergantung pada ketersediaan alat pendukung. ”Harus diperhatikan. Kalau memang sudah rusak, bisa langsung diperbaiki. Karena bisa berpengaruh pada proses pelatihan,” desaknya.