22.6 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

870 Guru Madrasah di Bangkalan Tak Ikut Seleksi PPG

BANGKALAN – Jumlah guru yang belum lulus sertifikasi di Bangkalan lebih tiga ribu. Ujian seleksi kompetensi akademik pendidikan profesi guru (USKA PPG) 2023 ini diharapkan dapat mengurangi data tersebut. Namun, ratusan guru gagal mengikuti kesempatan tersebut.

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Bangkalan Sulaiman mengatakan, ujian ini merupakan langkah awal bagi guru yang belum bersertifikasi. USKA  PPG 2023 dilaksanakan dua hari melalui tes komputer. ”Ini sifatnya masih ujian pendahuluan untuk profesi guru,” katanya kemarin (29/3).

Berdasarkan aplikasi Simpatika, Bangkalan mendapatkan kuota 1.822 guru. Kuota tersebut berdasarkan nama dan alamat (by name by address) yang terverifikasi bisa mengikuti ujian. Namun, tidak semua guru memenuhi kuota. ”Data dari pusat sudah ada dan hanya mereka yang bisa mendaftar ulang,” tambahnya.

Baca Juga :  Bupati Letakkan Batu Pertama Pembangunan Kantor MWC NU

Dari kuota ribuan guru madrasah tersebut, tidak semua ikut ujian. Hanya ada 952 orang yang melakukan daftar ulang. Sementara 870 guru tidak bisa mengikuti ujian tersebut. ”Jadi masih ada ruang kosong yang tidak terpakai kemarin,” tuturnya.

Penyebab ratusan guru tersebut tidak bisa ikut ujian di tahun ini karena beberapa faktor. Yakni, telat daftar ulang, tidak linier dengan jurusan, dan beberapa guru ikut ujian di daerah masing-masing.

”Pendaftarnya 12 hari, kalau telat secara otomatis tidak bisa ikut. Karena juga ada guru yang tidak sadar media. Informasi sudah ada tapi tidak ditindaklanjuti,” paparnya.

Guru madrasah yang belum bersertifikasi masih 3.076 orang. Ujian ini diharapkan dapat menutupi angka tersebut. Kemenag menyarankan yang tidak lolos dan tidak daftar ulang ikut kembali tahun depan.

Baca Juga :  Berdampak pada PAD

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Bangkalan Syukron mengatakan, beberapa guru di lembaganya ada yang belum mengikuti ujian. Hal itu karena disibukkan dengan audit kelompok kerja (pokja). Sehingga hanya ada satu guru yang bisa mengikuti kegitan tersebut. ”Yang ikut hanya satu, atas nama Lailatul Sahro’,” tuturnya. (ay/luq)

BANGKALAN – Jumlah guru yang belum lulus sertifikasi di Bangkalan lebih tiga ribu. Ujian seleksi kompetensi akademik pendidikan profesi guru (USKA PPG) 2023 ini diharapkan dapat mengurangi data tersebut. Namun, ratusan guru gagal mengikuti kesempatan tersebut.

Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Bangkalan Sulaiman mengatakan, ujian ini merupakan langkah awal bagi guru yang belum bersertifikasi. USKA  PPG 2023 dilaksanakan dua hari melalui tes komputer. ”Ini sifatnya masih ujian pendahuluan untuk profesi guru,” katanya kemarin (29/3).

Berdasarkan aplikasi Simpatika, Bangkalan mendapatkan kuota 1.822 guru. Kuota tersebut berdasarkan nama dan alamat (by name by address) yang terverifikasi bisa mengikuti ujian. Namun, tidak semua guru memenuhi kuota. ”Data dari pusat sudah ada dan hanya mereka yang bisa mendaftar ulang,” tambahnya.


Baca Juga :  Target Produksi Padi 2018 Mencapai 352.148 Ton

Dari kuota ribuan guru madrasah tersebut, tidak semua ikut ujian. Hanya ada 952 orang yang melakukan daftar ulang. Sementara 870 guru tidak bisa mengikuti ujian tersebut. ”Jadi masih ada ruang kosong yang tidak terpakai kemarin,” tuturnya.

Penyebab ratusan guru tersebut tidak bisa ikut ujian di tahun ini karena beberapa faktor. Yakni, telat daftar ulang, tidak linier dengan jurusan, dan beberapa guru ikut ujian di daerah masing-masing.

”Pendaftarnya 12 hari, kalau telat secara otomatis tidak bisa ikut. Karena juga ada guru yang tidak sadar media. Informasi sudah ada tapi tidak ditindaklanjuti,” paparnya.

Guru madrasah yang belum bersertifikasi masih 3.076 orang. Ujian ini diharapkan dapat menutupi angka tersebut. Kemenag menyarankan yang tidak lolos dan tidak daftar ulang ikut kembali tahun depan.

- Advertisement -
Baca Juga :  40 CJU Gagal Berangkat, Begini Komentar Kepala Kemenag Bangkalan

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Bangkalan Syukron mengatakan, beberapa guru di lembaganya ada yang belum mengikuti ujian. Hal itu karena disibukkan dengan audit kelompok kerja (pokja). Sehingga hanya ada satu guru yang bisa mengikuti kegitan tersebut. ”Yang ikut hanya satu, atas nama Lailatul Sahro’,” tuturnya. (ay/luq)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/