BANGKALAN – Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Bangkalan menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ajaran 2017–2018 Rabu (27/9). Sebanyak 242 mahasiswa baru (maba) berbagai jurusan mengikuti sejumlah rangkaian kegiatan PKKMB.
Ketua STKIP PGRI Bangkalan Dr. H. Sunardjo, S.H., M.Hum., menyampaikan, ratusan maba tersebut terdiri dari Program Studi (Prodi) PKn, Ekonomi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Olahraga, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Maba datang dari berbagai daerah di Madura, khususnya Bangkalan.
”Mahasiswa berasal dari wilayah Bangkalan, dan kabupaten lain di Madura. Bahkan, ada yang dari luar provinsi Jawa Timur,” ucapnya.
Diterangkan, mahasiswa baru berkesempatan kuliah di kampus yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Bangkalan melalui jalur reguler dan beasiswa. Tahun ini, sebanyak 16 mahasiswa yang terjaring dan mendapatkan beasiswa bidikmisi.
”Gartis istilahnya. Biaya kuliah ditanggung oleh kampus hingga lulus. Sampai mendapatkan gelar sarjana,” terang Ketua STKIP PGRI Bangkalan yang hobi berolahraga itu.
STKIP PGRI Bangkalan memberikan pembekalan dan motivasi kepada maba untuk giat belajar dan melaksanakan proses pembelajaran dengan rutin dan baik. Sebab menurutnya, kualitas tidak akan tercapai jika tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan baik.
”Aturan-aturan yang sudah ditetapkan perlu ditaati. Peraturan yang kami terapkan juga sudah sesuai dengan ketentuan dari Dikti,” paparnya.
Sebagai Perguruan Tinggi (PT), STKIP PGRI Bangkalan sudah mengikuti ketentuan dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan sesuai dengan standar nasional. Pada saat PKKMB, seluruh civitas akademika juga melaksanakan deklarasi kebangsaan untuk melawan radikalisme.
”Sebagai warga negara Indonesia harus senantiasa mendukung dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila. Menjaga keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” pesannya kepada seluruh mahasiswa.
Dia menambahkan, perbedaan bukan untuk memicu perpecahan. Tetapi, menjadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk mempertahankan tanah ibu pertiwi. ”Kita harus bersatu melawan radikalisme,” pungkasnya.